1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Sempat Berdemo, Adakah Kompensasi Bagi Warga Natuna?

Detik News
4 Februari 2020

Kurangnya sosialisasi pemerintah disebut sebagai penyebab munculnya penolakan warga Natuna terhadap 238 WNI yang diobservasi di Natuna. Meski begitu, Menkes sebut tidak ada kompensasi khusus diberikan bagi warga Natuna.

https://p.dw.com/p/3XEfF
Ketibaan warga negara Indonesia dari Wuhan di Bandara Hang Nadim di Batam
Foto: Reuters/Antara Foto

Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal menyebut saat ini warganya telah mengerti apa yang dilakukan pemerintah terkait evakuasi 238 warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Cina, ke Natuna. Menurutnya, kini warganya sudah mulai tenang.

"Sekarang nampaknya sudah mulai mengerti tentang apa yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Jadi udah mulai tenanglah," kata Hamid di kantor Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2020).

Hamid mengatakan kecemasan warga Natuna terhadap WNI dari Wuhan lantaran belum adanya sosialisasi kepada warga terkait wabah virus Corona. Namun, setelah adanya komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah, akhirnya warga dapat mengerti.

"Jadi sebenarnya itu kan kalau berdekatan, kalau 2 km saya kira masih amanlah," katanya.

Hamid menuturkan kecemasan warga tersebut menyebabkan aktivitas belajar-mengajar sempat dihentikan. Kini, kata dia, sekolah sudah aktif kembali.

"Karena kemarin kan di sekitar itu ada PAUD, ada TK, anak-anak kan. Jadi wajar dong sementara itu kita liburkan dulu. Tapi sekarang ini karena sudah ada isolasi itu, maka kita kembalikan lagi," katanya.

Penolakan WNI dari Wuhan akibat "Sosialisasi terlambat"

Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal menilai wajar mengapa warganya sempat melakukan penolakan ketika 238 WNI dievakuasi dari Wuhan, Cina, ke wilayahnya. Menurutnya, sosialisasi terkait wabah virus Corona dipandang kurang terhadap pemerintah daerah dan masyarakat setempat.

"Biasa, yang namanya orang kampung, belum pernah ada yang begitu, jadi merasa waswas," kata Hamid di kantor Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2020).

Hamid mengatakan masyarakat menerima informasi terkait wabah virus Corona tersebut hanya dari televisi. Menurutnya, pemerintah pusat terlambat memberikan sosialisasi sehingga warganya cemas.

"Ini kita lihat di TV, masyarakat lihat di TV, dan mendadak. Artinya mendadak itu belum sempat kita mensosialisasikan, jadi sedikit ada kecemasan," katanya.

Petugas medis menyemprot warga negara Indonesia dengan antiseptik saat mereka tiba dari Wuhan di Bandara Hang Nadim di BatamReuters/Antara Foto)
Petugas medis menyemprot warga negara Indonesia dengan antiseptik saat mereka tiba dari Wuhan di Bandara Hang Nadim di BatamFoto: Reuters/Antara Foto

Minta dibuatkan Rumah Sakit sebagai kompensasi

Warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Cina, masih menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal meminta kompensasi kepada pemerintah pusat karena daerah yang dipimpinnya dijadikan tempat observasi.

"Betul (kami meminta kompensasi). Yang jelas kami minta nanti dibangun rumah sakit yang lebih lengkap," kata Hamid di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2020).

Untuk sementara, selama WNI dari Wuhan diobservasi, Hamid meminta pemerintah pusat memberikan bantuan sarana dan prasarana untuk rumah sakit yang ada di Natuna. Dia menyebut perihal kompensasi itu sudah dibicarakan dengan Menteri Kesehatan.

"Dan sekarang ini, untuk mengatasi permasalahan itu, kami minta dibantu peralatan yang kurang di RS kami itu untuk supaya segera juga diperhatikan oleh Pak Menteri Kesehatan. Jadi sudah kita bicarakan," jelasnya.

"Tak ada kompensasi khusus bagi warga Natuna"

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan bertanggung jawab terhadap warga Natuna terkait 238 warga negara Indonesia (WNI) yang diobservasi di Kepulauan Natuna. Namun, tak ada kompensasi khusus yang diberikan kepada warga Natuna. Kompensasi berupa doa.

"Nggak ada gitu-gitu. Yang ada kita itu Kemenkes dan pemda itu bertanggung jawab semuanya," kata Terawan saat ditanya mengenai adakah kompensasi untuk warga di Natuna di kantor Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2020).

Terawan mengatakan dirinya adalah Menkes bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dia tak menginginkan warga Natuna terkena dampak wabah virus Corona.

"Yang ada kita itu Kemenkes dan pemda itu bertanggung jawab semuanya. Saya kan Menkes semuanya, saya tak mengizinkan mereka (masyarakat Natuna) untuk sakit atau terdampak. Sebab, kita kegiatannya adalah membantu mereka supaya sehat semua. Kompensasinya ya doa itu semualah. Kamu harus berdoa yang baiklah," kata Terawan.

Diketahui sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjamin kondisi kesehatan warga Natuna terkait observasi WNI yang baru saja dievakuasi dari Wuhan, Cina, karena wabah virus Corona. Terawan menyebut dirinya akan berada di garda terdepan untuk menjamin kesehatan.

"Saya menjaminkan badan saya, karena itu saya ada di garda terdepan," kata Terawan di kantor Menko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (4/2).

Terawan mengatakan dirinya bukan saja menjamin kesehatan WNI yang dipulangkan dari Wuhan, Cina. Menurutnya, masyarakat Natuna juga akan menjadi perhatian pemerintah agar tetap terjaga kesehatannya.

"Harus diingat, saya, Menteri Kesehatan warga Indonesia, baik yang datang dari Wuhan maupun juga di Pulau Natuna, saya harus menjamin kesehatannya," katanya.

"Karena itu, saya menjaminkan badan saya untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik. Saya ini Menteri Kesehatan semuanya, nggak akan saya biarkan satu sakit, semuanya harus dibiarkan sehat," lanjut dia. (Ed: gtp/)

Baca artikel selengkapnya di: DetikNews

Bupati: Warga Natuna Kini Mengerti yang Dilakukan Pemerintah, Sudah Tenang

Bupati soal Sempat Ada Penolakan Observasi: Biasa Warga Kampung, Waswas

Kompensasi WNI dari Wuhan Diobservasi di Natuna, Bupati Minta Dibuatkan RS

Adakah Kompensasi untuk Warga Natuna? Menkes: Kompensasinya Doa