1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rudal Balistik Terbaru Korut Bisa Hancurkan AS

29 November 2017

Korea Utara meluncurkan rudal balistik seri terbaru, Hwasong-15, ke Laut Jepang. Rudal antarbenua tersebut diklaim mampu mencapai dan menghancurkan Amerika Serikat.

https://p.dw.com/p/2oSnr
Südkorea Fernsehübertragung von Raketentest in Seoul
Foto: picture-alliance/MAXPPP

Rabu pagi waktu setempat, Korea Utara meluncurkan rudal balistik antarbenua terbarunya ke arah Zona Ekonomi Eksklusif Jepang, demikian pernyataan yang dikeluarkan pemerintah Korea Selatan dan Amerika Serikat. Rudal balistik antarbenua atau ICBM itu disebutkan meluncur pada ketinggian sekitar 4.500 km dan mengudara sejauh 960 kilometer selama sekitar 50 menit sebelum mendarat di daerah di lepas pantai milik Jepang. 

Selain membenarkan peluncuran rudal balistik antarbenua atau ICBM terbaru yang dinamai Hwasong-15 tersebut, pemerintah di Pyongyang melalui sebuah siaran televisi nasional juga mengklaim misil balistik tersebut lebih canggih dari rudal sebelumnya, Hwasong-14. Rudal seri terbaru tersebut diklaim mampu menghantam seluruh Amerika Serikat sebab memiliki “daya ledak sangat besar dan dasyat“.  

Amerika Serikat tetap buka opsi diplomatik

Amerika Serikat memperlihatkan keresahannya sebab Korea Utara mengklaim dengan jarak membentang sejauh 10.337 kilometer, rudal milik Pyongyang tersebut bisa mencapai kawasan Amerika Serikat. Menteri Pertahanan AS, James Mattis mengakui bahwa jarak tempuh misil Korut yang baru diluncurkan jauh melebihi kemampuan rudal sebelumnya. 

Hwasong-15 adalah rudal balistik pertama yang diluncurkan Korut sejak 15 September. Awal bulan ini, Korut pernah mengancam akan menembakkan rudal ke wilayah Guam, Amerika Serikat. Washington berkali-kali menyatakan bahwa seluruh pilihan, termasuk opsi militer, telah disiapkan pemerintah Amerika Serikat, meski tetap menekankan adanya keinginan untuk menempuh solusi damai. 

“Opsi diplomatik dapat berjalan dan terbuka, untuk saat ini,” ujar Rex Tillerson , menteri Luar Negeri AS. 

Negara di kawasan waspada

Meski Amerika Serikat mengisyaratkan opsi diplomatik, Rusia tampaknya ragu pasca uji coba rudal balistik Korea Utara tersebut. Dimitry Peskov, juru bicara Presiden Vladimir Putin menekankan bahwa ”tidak ada alasan mendasar untuk optimis.“ Ia menyebutkan uji coba misil Korut sebagai “sebuah aksi provokatif yang menimbulkan ketegangan dan memupuskan upaya untuk mengakhiri krisis.“ Tepat sebelum uji misil Korut tersebut diluncurkan, delegasi parlemen Rusia mengunjungi Pyongyang untuk mengupayakan mediasi. 

Cina melalui juru bicara kementerian Luar Negeri, Geng Shuang Cina turut menentang uji coba misil Korea Utara terbaru tersebut dan menyerukan agar seluruh pihak “bertindak dengan waspada dan secara bersama menjaga kedamaian dan stabilitas kawasan.“
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan, Jakarta menegaskan posisi Indonesia untuk memediasi perdamaian dan stabilitas di Semananjung Korea. “Bapak Presiden waktu Presiden Korsel (Moon Jae-in) berkunjung ke sini membahas hal itu. Dan sudah menyampaikan apa yang sudah dilakukan. Tentu sudah dihitung situasinya seperti itu,“ ujar Retno. 


ts/ (ap, reuters, metrotv.com)