1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Obat Kanker Ampuh dari Biomolekul Unik

31 Desember 2018

RNA pembawa pesan hingga kini masih banyak diliputi misteri. Ilmuwan Eropa terus berlomba mengembangkan obar kanker dan obat ampuh baru lainnya dari molekul unik yang membawa instruksi manual pembuatan protein itu.

https://p.dw.com/p/3AoRt
Deutschland Wissenschaft Biotechnologie RNA Einfacher Strang
gambar ilustrasi RNAFoto: imago/Science Photo Library

Obat Kanker Terbaru Dari RNA Pembawa Pesan

Tim riset internasional berlomba mencari cara terapi baru. Terutama dengan memanfaatkan RNA untuk mengembangkan obat-obatan mutakhir.

Di instansi riset di Tübingen, Jerman, para ilmuwan bekerja keras untuk menyingkap rahasia sebuah molekul yang sulit dipahami. Nama ilmiahnya, RNA pembawa pesan. Dan itu punya potensi untuk membantu tubuh menyembuhkan diri sendiri.

Ahli biologi Mariola Fotin-Mleczek menjelaskan: "Messenger RNA adalah molekul yang menakjubkan. Karena bisa disebutkan alam mendesainnya dengan fungsi terapi. Molekul membuat rancang bangun buat sel. Dengan mengikuti pola itu, sel tubuh manusia bisa memproduksi beragam protein."

Dia menambahkan. protein ini tidak mutlak dari manusia. Bisa saja dari bakeri atau virus. Sehingga RNA pembawa pesan bisa digunakan secara efektif untuk pengobatan. "Sistem kekebalan tubuh belajar mengidentifikasi, protein datang dari bakteri atau virus, dan mengembangkan respons kekebalan tubuh", ujar ahli biologi ini.

Belajar dari alam, ilmuwan  tidak memodifikasi RNA secara kimiawi. Melainkan mencari elemen di alam, yang bisa disusupkan ke dalam RNA, dan dengan itu memperbaiki karakteristik molekulnya.

Biomolekul berpotensi besar

Biomolekul ini punya potensi besar. Menurut para peneliti, molekul bisa digunakan mengembangkan terapi kekebalan melawan kanker. Atau membuat vaksin pencegahan yang stabil, melawan penyakit infeksi.

Ahli biokimia Florian von der Mülbe memaparkan keunggulan metodenya. "Keuntungan utama dari produksi RNA adalah, kita bisa menggunakan prosedur produksi yang sama, tidak peduli apa target molekulnya. Apakah kitas membuat vaksin kanker, atau vaksin pencegahannya, proses produksinya selalu sama. Karena kami hanya mengubah informasi yang kami berikan saat proses."

Konsep risetnya dianugerahi hadiah inovasi Uni Eropa, yang diberikan untuk para inovator di Eropa yang berusaha memberikan solusi terobosan untuk isu spesifik.

Para ilmuwan kini melihat ke depan pada platform ini. Untuk kasus kanker prostat, hasil riset amat menjanjikan.

Ingmar Hoerr, CEO perusahaan CureVac dari Jerman mengungkapkan: "Pendekatan ini bisa digunakan beragam bidang, dengan potensi nyaris tak terbatas. Tapi saat ini kami masih bertanya, bagaimana membuat obat pertama untuk bisa dipasarkan?

Hoerr melanjutkan; "Kami sedang melakukan ujicoba klinis pada pasien kanker prostat. Kami sudah mengumpulkan datanya yang cukup bagus, untuk mendorong pemberian izin. Kami relatif sudah dekat pada target untuk memasarkan obat pertama, berbasis data riset ini."

Terapi kekebalan lainnya untuk melawan kanker paru-paru dan pengembangan vaksin pencegah penyakit, yang tidak memerlukan fasilitas pendingin pada saat transportasi, akan segera menyusul.

DW Inovator