Rekor: Panas Ekstrem di Asia

Para relawan di New Delhi, India, terlihat tengah membagikan minuman gratis saat musim panas. Pada bulan Mei lalu, Badan Meteorologi Dunia (WMO) memperingatkan bahwa lima tahun ke depan akan menjadi rekor tahun-tahun terpanas sepanjang sejarah.

Para buruh pekerja di Bangkok, ibu kota Thailand, tengah mengangkut balok-balok es ke sebuah pasar. Thailand merupakan salah satu negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan yang menghadapi gelombang panas paling mematikan dalam beberapa minggu terakhir.

Kurir ini terlihat berjuang keras untuk mengangkut lebih banyak stok air di sepeda motornya. Di ibu kota Vietnam, Hanoi, akses terhadap air minum menjadi hal yang krusial, mengingat cuaca panas ekstrem yang tengah dihadapi. Pada bulan Mei, rekor terbaru dipecahkan saat suhu mencapai 44,1 derajat Celcius.

Ketika El Nino tengah menyebabkan suhu melambung tinggi di Banda Aceh, Indonesia, sebuah kipas angin genggam memberikan sedikit kenyamanan udara sepoi-sepoi bagi siswi sekolah ini.

Bukan karena hujan, namun warga Tokyo, ibu kota Jepang, tetap membawa payung mereka untuk berlindung dari panas ekstrem.

Panas dan lembabnya udara di Prayagraj, negara bagian Uttar Pradesh, India, membuat situasi sulit bagi warganya untuk bekerja. Dalam beberapa minggu terakhir, para dokter di sana menghimbau warga yang berusia di atas 60 tahun, untuk tetap berada di dalam rumah selama gelombang panas ekstrem melanda wilayah tersebut.

Anak-anak mendinginkan tubuh mereka di Sungai Buriganga, Bangladesh, salah satu negara di dunia yang paling terdampak bencana iklim. Angin topan dan banjir sering kali menghancurkan wilayah mereka. Seperlima bagian dari negara ini berisiko mengalami banjir permanen akibat naiknya permukaan air laut. (kp/hp)