1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Reformasi Pasar Tenaga Kerja Diprotes

19 Februari 2012

Ratusan ribu pengunjuk rasa di berbagai penjuru Spanyol hari Minggu (19/2) memprotes reformasi pasar tenaga kerja yang memudahkan perusahaan memotong gaji dan melepas pekerja.

https://p.dw.com/p/145ld
Ribuan demonstran di Madrid
Ribuan demonstran di MadridFoto: dapd

Sepekan setelah pemerintah Spanyol menyetujui reformasi pasar tenaga kerja, serikat buruh menggelar unjuk rasa besar-besaran. Dua serikat buruh terbesar di Spanyol, yakni CCOO dan UGT, menggelar unjuk rasa di 57 kota. Serikat buruh menyatakan 500 ribu orang ikut serta di Madrid dan 400 ribu orang turut berpartisipasi di Barcelona. Sedangkan polisi menyebut protes di Madrid diikuti 50 ribu orang, dan 30 ribu orang dilaporkan turun ke jalanan Barcelona.

Pimpinan UGT Candido Mendez menilai reformasi akan mengubah model koeksistensi yang telah berlaku dalam 30 tahun terakhir. Mendez memperingatkan pemerintah akan potensi kemunduran iklim sosial. "Saya khawatir generasi saya akan memiliki hak yang lebih sedikit dibandingkan generasi orangtua saya," ujar seorang mahasiswa teknik Jordi Alsedo (23). "Saya merasa kita mengambil langkah mundur di Spanyol dan juga negara-negara Eropa lainnya dengan reformasi semacam ini," tambah Alsedo.

PM Mariano Rajoy membela keputusan pemerintahannya
PM Mariano Rajoy membela keputusan pemerintahannyaFoto: dapd

Reformasi pasar tenaga kerja

Reformasi yang disetujui pemerintahan yang baru terpilih bulan November lalu di bawah pimpinan Perdana Menteri Mariano Rajoy mulai berlaku tanggal 12 Februari lalu. Reformasi pasar tenaga kerja tersebut menurunkan pesangon maksimum menjadi jumlah gaji 33 hari per tahun kerja. Sebelumnya pesangon maksimum sejumlah gaji 45 hari. Reformasi juga memberi kuasa lebih kepada perusahaan untuk menciptakan kondisi PHK besar-besaran.

Rajoy membela keputusannya dalam kongres partainya hari Minggu (19/02), dengan menyatakan bahwa reformasi tersebut adil, diperlukan dan baik bagi negara. "Ini adalah reformasi yang dibutuhkan Spanyol untuk berhenti menjadi negara Eropa dengan angka pengangguran tertinggi. Reformasi ini membawa Spanyol ke satu level dengan negara-negara termaju di Eropa," bela Rajoy.

Jumlah pengangguran di Spanyol naik 3 kali lipat sejak tahun 2007 akibat gelembung sektor properti yang menyebabkan PHK besar-besaran di sektor konstruksi. Kini mencapai 23 persen atau tertinggi diantara negara-negara zona Euro.

Carissa Paramita/dw

Editor: Dyan Kostermans