1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Reaksi Media Arab Terhadap Garis Politik Timur Tengah Obama

23 Januari 2009

Setelah pengalaman pahit dengan mantan presiden AS George W. Bush, dunia Arab kini mengamati dengan seksama kebijakan politik Timur Tengah dari pemerintahan di bawah presiden baru AS Barack Obama.

https://p.dw.com/p/GfBm
Barack Obama di depan bendera Iran, Irak dan IsraelFoto: AP/DW

Sikap optimis yang berhati-hati ditunjukkan dunia Arab, menyambut dimulainya masa jabatan Barack Obama. Hal ini tercermin dalam berbagai harian terpenting berbahasa Arab.

Apakah Barack Obama dapat diibaratkan sebagai mobil Mercedes dengan mesin VW? Begitulah ungkapan Harian Kuwait Al-Rai al-Aam dalam mempertanyakan, apakah presiden baru AS itu dapat membawa hal positif bagi umat muslim. Komentator koran tersebut menebak-nebak, apakah seorang Amerika berkulit hitam yang ayahnya beragama Islam dapat bebas dari jaringan politik yang sangat luas. Jawaban komentator tersebut menunjukkan sikap optimis yang berhati-hati. Dikatakan, politik AS kemungkinan akan kembali berpaling ke arah dunia Islam, juga bila nantinya tidak ada perubahan yang radikal.

Obama hormati dunia islam

Menurut media itu, Obama telah bersikap positif dengan menghormati dunia islam, HAM dan juga melalui keinginannya, secepat mungkin menarik pasukan Amerika dari Irak. Namun diperingatkan agar jangan terlalu banyak berharap kepada Obama, terutama jika menyangkut sikapnya terhadap Israel. Hari Kamis (22/01), dua hari setelah pelantikannya sebagai presiden, Barack Obama mengunjungi Departemen Luar Negeri AS dan pada kesempatan itu ia mengatakan:

"Bertahun-tahun Hamas menembaki warga Israel yang tak berdosa dengan ribuan roket. Tidak ada negara demokrasi yang dapat mentoleransi ancaman semacam itu terhadap rakyatnya."

Ini menunjukkan, Obama juga memandang sikap Hamas sebagai persoalan utama dalam konflik Israel-Palestina. Betapapun, Obama juga tidak mendukung Israel begitu saja. Ia mengatakan, bahwa masa depan tanpa harapan bagi Palestina juga tidak dapat diterima:

"Sama dengan tembakan roket terhadap warga Israel yang tak bersalah, kita tidak dapat menerima jika Palestina tidak punya harapan bagi masa depannya. "

AS diharapkan kembali menaati persamaan hak

Menurut Koran Kuwait Al-Rai al-Aam, pernyataan presiden baru AS itu memunculkan harapan, bahwa selama masa jabatan Obama setidaknya ada istirahat sebentar untuk melaksanakan kehidupan biasa dan tidak sibuk mengurus perang tanpa akhir seperti yang telah dilakukan oleh pendahulunya di wilayah itu.

Harian Palestina Al-Quds al-Arabi mengungkapkan optimisme, bahwa Obama tidak akan lebih buruk dari Bush. Setelah bertahun-tahun mengalami dampak kebijakan politik buruk AS yang menelan jutaan korban jiwa serta membuat dunia lebih berbahaya, Obama akan menjadi lebih kuat bila mengindahkan hukum internasional, kembali menghormati PBB dan menaati hukum, demokrasi dan persamaan hak. Disebutkan, Hamas sendiri tidak akan melihat Obama sebagai sesuatu yang positif. Sama seperti sebelumnya, juru bicara Hamas di pengasingannya di Libanon, Ossama Hamdan mengkritik Obama:


"Obama tidak membawa perubahan. Seperti pendahulunya, ia melakukan kesalahan yang sama. Pada awal jabatannya tidak terlihat sesuatu yang bisa diharapkan bagi hal-hal yang berkaitan dengan Timur Tengah dan kemungkinan perdamaian di wilayah ini. Beberapa pihak optimis atas penunjukkan senator George Mitchell sebagai utusan khusus Timur Tengah. Tapi kelihatannya, Obama seakan-akan sebelumnya telah menghalangi ruang gerakan Mitchell."

Juru bicara Hamas tampaknya mengacu pada tuntutan Obama agar Hamas menghentikan serangan roketnya terhadap Israel agar dapat melaksanakan gencatan senjata yang langgeng, serta dukungan Obama terhadap Israel sejak kampanye.

Harus ada perubahan kebijakan politik di Gedung Putih

Sedangkan harian Yordania Al-Arab al-Yaum yakin, bahwa Obama menyadari perlunya perubahan kebijakan politik, meski banyak bencana yang digambarkan sebagai ladang ranjau yang ditebarkan Bush dan kini harus dibersihkan oleh Obama.

Sementara tajuk harian Arab Saudi Al-Hayat mengatakan secara pribadi bahwa orang Arab kini capek setelah begitu banyaknya pertempuran. Berbicara tentang masalah lingkungan atau HAM di Tibet merupakan suatu kemewahan bagi warga Arab. Mereka kini hanya dapat mengharapkan keberhasilan Obama, supaya AS kembali memiliki reputasinya sebagai pionir demokrasi dan HAM. Media itu mengatakan, mungkin Obama akan berhasil memunculkan sebuah kejutan. (cs)