1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Reaksi Bulgaria Atas Kasus Para Perawat di Libya

12 Juli 2007

Para perawat Bulgaria dan dokter asal Palestina berada dalam penjara di Libya semenjak Februari 1999.

https://p.dw.com/p/CP4t
Kerumunan menunggu keputusan Mahkamah Agung Libya kemarin.
Kerumunan menunggu keputusan Mahkamah Agung Libya kemarin.Foto: AP

Mereka dituduh, menginfeksi lebih dari 400 anak-anak di kota pelabuhan Bengasi dengan virus AIDS. Mei 2004, para terdakwa divonis hukuman mati. Desember 2006 vonis tersebut kembali disahkan oleh instansi pengadilan yang kedua. Hari Rabu kemarin, Mahkamah Agung Libya juga membenarkan vonis itu.

Keputusan ini tidak mengejutkan banyak pihak. Kementrian luar negeri Bulgaria juga sudah menduganya. Dimitar Tzantschev, juru bicara Departemen Luar Negeri di Sofia menjelaskan :

„Kami telah menantikan keputusan tersebut. Bulgaria telah berkali-kali menegaskan posisi kami dalam kasus ini. Departemen Luar Negeri Bulgaria tidak akan berkomentar atas keputusan Mahkamah agung Libya. Kami akan menunggu peninjauan kembali dari dewan peradilan tertinggi Libya dan keputusan akhir kasus ini. Bulgaria siap untuk bernegosiasi dengan kelanjutan perkembangan situasi ini.“

Apa yang berada dibalik pernyataan tersebut hanya bisa direka-reka. Bagi Jaksa Agung Bulgaria Boris Weltschev, satu hal sudah jelas. Kini jalan bagi solusi politik atas kasus ini telah terbuka.

„Keputusan pengadilan ini menghilangkan masalah sebelum usaha mencari jalan keluar melalui dialog politik. Kini masalah ini berada di tingkat politis. Kita hanya bisa berharap, agar para politisi berhasil meraih sesuatu yang gagal dicapai di pengadilan. Maksud saya adalah pengampunan dan kembalinya para perawat ke Bulgaria. Mungkin ini adalah jalan yang termudah.“

Politisi di Bulgaria berharap akan solusi cepat atas masalah ini dengan akan adanya peninjauan oleh Dewan Peradilan Tertinggi Libya. Majelis ini diharapkan mengeluarkan keputusan Senin depan. Junal Ljutfi adalah anggota parlemen Bulgaria.

„Saat ini dialog yang dinamis tengah terjadi. Dan beberapa hari ke dpan, kita mengharapkan berita baik tentang pembebasan dan kembalinya para perawat. Paling lama dalam dua bulan, para perawat akan kembali ke Bulgaria.“

Pihak oposisi di Sofia, mengganggap vonis bersalah tersebut sebagai pemerasan. Salah seorang diantaranya adalah Konstantin Dimitrov :

„Ini hanyalah perincian strategi pemerasan rezim Libya. Ini sangat tidak dapat diterima.“

Para perawat Bulgaria dan dokter Palestina selalu menyatakan bahwa mereka tidak bersalah. Mereka mengaku karena disiksa. Para pakar sebelumnya telah menyatakan bahwa infeksi virus AIDS telah terjadi sebelum kedatangan para perawat dan dokter, dan sebenarnya terletak pada sanitasi buruk di sistem rumah sakit Libya.