1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Reaksi Berlin Terhadap Kesepakatan Nuklir Prancis-Libya

28 Juli 2007

Rencana kerjasama antara Prancis dan Libia dalam bidang teknologi nuklir dikritik oleh politisi Jerman.

https://p.dw.com/p/CIrP
Nicolas Sarkozy dengan Moammar Ghadafi
Nicolas Sarkozy dengan Moammar GhadafiFoto: AP

Pada hari Rabu yang lalu kedua negara sepakat untuk bekerjasama dalam penggunaan nuklir bagi kepentingan damai. Proyek pertama yang direncanakan adalah pembangunan sebuah reaktor yang akan mengolah air laut menjadi air tawar. Sementara itu di Jerman timbul kekhawatiran penyalahgunaan teknologi nuklir oleh pemerintah Libya di Tripolis. Disebutkan bahwa kesepakatan nuklir dengan Libya yang diambil sendiri oleh Presiden Prancis Nicola Sarkozy itu mengganggu kepentingan keamanan Eropa.

Wakil Menteri Luar Negeri Jerman Gernot Erler menilai keputusan Presiden Prancis untuk melakukan kerjasama dengan Libya dalam sektor nuklir, secara politis bermasalah. Kepada harian ekonomi Jerman „Handelsblatt“ Erler mengungkapkan kekhawatirannya bahwa risiko penyebaran teknologi nuklir akan meningkat bila Lyibia menggunakannya. Dia menambahkan, Libya punya kemungkinan untuk menggunakan energi terbarukan. Jerman telah menawarkan bantuan tetapi hingga kini pemerintah Libya belum memberikan reaksi. Gernot Erler selanjutnya mengatakan :

„Pengalaman Eropa menunjukkan bahwa Prancis kadang-kadang membuat aksi kejutan. Tetapi dari pihak Prancis kami juga mendapatkan pernyataan yang jelas bahwa kemitraan erat dengan Jerman harus diperbarui.“

Seperti dalam kasus tenaga medis Bulgaria, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy hingga kini cenderung bertindak sendiri, padahal pihak lain sebelumnya sudah mempersiapkan langkah-langkah yang akan diambil. Sikap ini tidak disambut baik oleh pemerintah Jerman. Tidaklah mengherankan jika politisi dari semua partai Jerman mengeritik kesepakatan dagang Sarkozy dengan pemimpin Libya Gaddafi. Memang Sarkozy menegaskan, reaktor nuklir Prancis di Liyia hanya akan memasok energi untuk instalasi pengolahan air laut. Menurut perndapat wakil pemimpin fraksi partai sosial demokrat Jerman SPD Ulrich Kelber, presiden Prancis hanya ingin agar kepentingannya dapat dilaksanakan begitu saja. Ditambahkannya, air laut dapat diubah menjadi air tawar dalam reaktor dengan tenaga solar. Banyak politisi berpendapat, menjual teknologi nuklir di wilayah yang tidak stabil, pada umumnya salah. Gernor Erler:

„Yang dipertanyakan adalah: apakah gunanya meningkatkan kerjasama dengan Gaddafi dalam sektor teknologi nuklir dan senjata atau apakah ada alternatif lain.“

Sedangkan pemimpin Partai Hijau Reinhard Bütikofer menyebut rencana pemasokan reaktor ke Lybia itu secara politis sangat mengkhawatirkan. Bütikofer menambahkan, dia tidak akan heran, jika Sarkozy nantinya akan menyebut Gaddafi sebagai seorang „demokrat yang bersih“. Kepada harian „Passauer Neuen Presse“ langkah Sarkozy disebutnya:

„Sikap Sarkozy itu kasar dan berbau nasionalis. Tampaknya itu tidak berorientasikan pada nilai-nilai Eropa.“

Kritik dari politisi Kristen Demokrat Jerman terhadap Sarkozy juga semakin nyaring. Beberapa politisi partai CDU berharap agar untuk selanjutnya presiden Prancis melakukan perembukkan dengan mitra Eropanya ketimbang jalan sendiri.