1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Razia Besar-Besaran di Berlin Sasar Sel Ekstremis Islam

16 Juli 2020

Polisi mengerahkan 450 petugas dalam razia besar-besaran. 12 terduga ekstremis Islam sekarang diperiksa. Mereka antara lain dituduh memalsukan data untuk mendapat bantuan corona, kata kejaksaan di Berlin.

https://p.dw.com/p/3fMmW
Berlin | Razzia gegen Tatverdächtige aus der islamistischen Szene
Razia besar-besaran di BerlinFoto: picture-alliance/dpa/C. Soeder

Kepolisian di Berlin hari Rabu (15/7) menggelar razia besar-besaran dengan mengerahkan 450 petugas. Seluruhnya ada 20 surat perintah penggeledahan, kata dinas kriminal negara bagian, LKA Berlin. Saat ini 12 terduga anggota sel ekstremis Islam sedang diperiksa, kata kantor kejaksaan di Berlin.

Juru bicara kepolisian di Berlin mengatakan, penggerebekan dilakukan di 19 lokasi di distrik Reinickendorf, Charlottenburg-Wilmersdorf, Friedrichshain-Kreuzberg dan Tempelhof-Schöneberg, termasuk lokasi apartemen dan gudang penyimpanan.

Juru bicara Kejaksaan Berlin, Martin Steltner menerangkan, para tersangka ditahan atas tuduhan menggalang pendanaan untuk terorisme. Ada ''banyak dakwaan" yang akan diajukan, antara lain penipuan dan mengancam keselamatan publik.

Berawal dari kecurigaan permohonan bantuan corona

Kepolisian mengatakan, kecurigaan berawal dari masuknya beberapa permohonan bantuan hibah corona yang berasal dari beberapa kelompok yang dikenal sebagai ekstremis Islam. Pihak kejaksaan lalu mengusut kasus itu dalam kaitannya dengan pendanaan aksi terorisme.

Sejak pukul 6 pagi, petugas kepolisian sudah melakukan penggeledahan serentak di lokasi apartemen dan toko dan kendaraan. Polisi mengatakan tidak ada masjid yang digeledah.

Serikat Polisi jerman GdP menyambut aksi razia besar-besaran itu sebagai sinyal jelas bahwa otoritas di Jerman tetap mewaspadai kegiatan teror dari kalangan ekstremis yang mengatasnamakan Islam. Jerman tetap menjadi salah satu sasaran serangan teror.

"Karena itu sangat penting, mengejar mereka, yang merencanakan tindakan pelanggaran hukum terberat, sedini mungkin,” kata wakil ketua GdP Berlin Thomas Spaniel.

Potensi serangan teror tetap harus diwaspadai

Tahun lalu, badan intelijen dalam negeri Verfassungsschutz mengatakan, di negara bagian Berlin ada sekitar 2.170 ekstremis Islam garis keras, meningkat 180 orang dibanding tahun sebelumnya.

Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer ketika memperkenalkan laporan tahuan Verassungsschutz hari Rabu (15/7) di Berlin mengatakan, ancaman dari kalangan yang fanatik agama tetap tinggi.

Tahun 2019 Verassungsschutz mencatat ada 362 pelanggaran hukum berlatar belakang ''ideologi agama", kebanyakan dilakukan kalangan ekstremis Islam. Horst Seehofer menekankan, aparat keamanan tahun lalu memang kembali berhasil mencegah terjadinya serangan teror Islamis di Jerman, namun itu bukan alasan menjadi lengah.

hp/pkp (dpa, afp)