1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Raul Castro Tidak Bawa Perubahan di Kuba

24 Februari 2009

Semuanya tetap seperti yang lama, yakni seperti ketika Fidel Castro memegang tampuk kekuasaan. Itulah kelakar yang terdengar di Havana.

https://p.dw.com/p/H0PB
Presiden Kuba Raul CastroFoto: AP

Setahun setelah Fidel Castro digantikan saudaranya Paul Castro, yang berusia 77 tahun, tidak ada terobosan yang dilakukan. Warga Kuba masih tetap menunggu dalam antrian di depan toko dan kantor-kantor pemerintahan. Juga masih menunggu perbaikan nasibnya. Pada awalnya Raul Castro membersitkan harapan. Paling tidak ia melakukan langkah pertama, seperti yang disampaikannya ketika ditunjuk menjadi Presiden Kuba setahun lalu.

"Secara objektiv, pembatasan itu ada. Kami mengetahui semuanya, yang membebani Anda setiap hari. Terlalu banyak larangan dan aturan. Kita mulai dengan mencabut yang paling mudah. Yang lainnya memerlukan waktu. Kita harus membuat pemerintah yang efisien."

Harapan itu hanya berlangsung singkat. Bulan April dan Mai tahun 2008, dilakukan beberapa pembaruan, terutama yang menyangkut konsumen. Komputer, DVD, alat pemasak nasi atau sepeda elektronik dapat dijual dengan bebas. Warga Kuba dapat menginap di hotel yang dimiliki warga Kuba atau diperbolehkan memiliki telepon genggam. Pembaruan ini, terutama hendak ditunjukkan ke luar negeri. Padahal sama sekali tidak memiliki arti apapun. Demikian dikatakan Richard Haep dari badan bantuan penanganan kelaparan Jerman "Welthungerhilfe" yang bertugas di Kuba.

Selain itu, dalam kebebasan konsumen terdapat pembatasan yang sangat besar. Barang-barangnya dijual dengan menggunakan apa yang disebut CUC, yakni mata uang Dollar yang berasal dari kiriman anggota keluarga di luar negeri, atau bekerja disektor pariwisata. Dan bukan dijual dengan pembayaran mata uang Kuba, Peso. Konsumen yang tidak memiliki CUC tidak dapat menikmati kebebasan. Diantaranya Carlos, berusia 26 tahun, bekerja sebagai portir di perusahaan negara. Ia mendapatkan gaji 480 Peso atau sekitar 240 ribu Rupiah sebulan. Dengan menggunakan kartu pangan, uang sebanyak itu hanya cukup untuk membeli beras, kacang-kacangan dan minuman rum yang murah.

Di bawah pemerintahan Raul Castro, tidak ada yang berubah. Demikian dikatakan Carlos. "Satu-satunya yang berubah adalah di bidang angkutan umum jarak dekat. Ini agak membaik. Gaji juga dinaikkan. Sudah jelas, kami sekarang dapat membeli komputer. Harganya 800 CUC.Tapi bagaimana saya dapat membelinya. Gaji saya cuma 20 CUC sebulan. Pemerintah menipu kami. Selain itu, kami juga seperti dikurung dan dilarang bepergian, juga tidak ke Haiti yang miskin. Bila polisi mendengarkannya, saya dimasukkan ke penjara. Di Kuba tidak ada kebebasan pers."

Sejak pertengahan tahun 2008 lalu, tidak ada lagi perubahan yang bersifat kosmetis di Kuba. Badai yang tiga kali menerjang Kuba, menimbulkan kerugian lebih dari 7 juta Euro. Pada waktu bersamaan Fidel Castro kembali bersuara lantang. Dan Raul bungkam. Selain itu, hubungan persahabatan dengan Rusia diperbarui, dan menerima kunjungan Presiden Cina di Havana. Kepala negara Amerika Latin menyampaikan dukungannya dan menuntut Amerika Serikat mencabut embargo terhadap Kuba. Sekarang harapan sebagian besar warga Kuba semakin digantungkan kepada orang baru di Gedung Putih, dan tidak lagi kepada Castro. (ar)