1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jambore Pramuka Dunia di Korsel Dilanda Panas Ekstrem

4 Agustus 2023

Akibat cuaca panas ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Korea Selatan, ratusan orang peserta Jambore Pramuka Dunia jatuh sakit. Presiden Yoon kirim bantuan truk air.

https://p.dw.com/p/4UlOl
Lokasi perkemahan Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Buan, Korea Selatan
Korea Selatan dilanda cuaca panas ekstrem, sebabkan ratusan remaja di Jambore Pramuka terkena dampaknyaFoto: YONHAP/REUTERS

Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol pada hari Jumat (04/08) memerintahkan, agar bus dengan AC dan truk air segera dikirim ke acara Jambore perhimpunan pramuka sedunia yang diselenggarakan di negaranya, setelah ratusan peserta remaja jatuh sakit akibat cuaca panas ekstrem.

Sedikitnya 600 orang peserta di Jambore Pramuka Dunia, di Buan yang dimulai pada hari Selasa (01/08), telah dirawat setelah jatuh sakit akibat terpapar cuaca panas ekstrem yang melanda Korea Selatan saat ini, lapor para pejabat.

Acara tersebut digelar bertepatan dengan dikeluarkannya peringatan tingkat suhu panas tertinggi dalam empat tahun terakhir oleh pemerintah Korsel. Suhu di beberapa bagian negara tersebut telah melebihi 38 derajat Celcius sepanjang pekan ini.

Lokasi perkemahan Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Buan, Korea Selatan.
Peserta Jambore Pramuka di Korsel berasal dari banyak negara dan sebagian besar masih remajaFoto: YONHAP/REUTERS

Seorang pramuka asal Malaysia kepada surat kabar Korea Selatan mengatakan, cuaca di sana bahkan lebih panas daripada di negara asalnya. "Saking panasnya, saya sampai terkena migrain," katanya.

Media lokal melaporkan, para peserta jambore pramuka dari Amerika Serikat, Inggris, Belgia, Bangladesh, Kolombia, Polandia, dan Swedia juga ikut terkena dampaknya.

Presiden Yoon kirimkan bantuan "tidak terbatas”

Presiden Yoon menyerukan, agar disediakan bus yang memiliki failitas "air conditioning" dalam jumlah yang "tidak terbatas", di mana para peserta Jambore Pramuka tersebut dapat beristirahat dan mendinginkan diri. S"elain itu, presiden Yoon juga memerintahkan pengiriman truk-truk tangki air," demikian ungkap sekretaris pers Korea Selatan, Kim Eun-hye, dalam sebuah pernyataan.

Yoon juga memerintahkan para pejabat untuk meningkatkan kualitas makanan yang disediakan untuk para remaja itu dan menyerukan agar semua lembaga pemerintah dapat bergabung dalam upaya menyelesaikan masalah di perkemahan.

Lebih dari 43.000 peserta menghadiri upacara pembukaan Jambore pada Rabu (02/08) malam, sebuah pertemuan global pertama Jambore Pramuka Dunia pasca pandemi Covid. Sebagian besar peserta adalah anggota pramuka yang baru berusia antara 14 hingga 18 tahun.

Lokasi perkemahan Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Buan, Korea Selatan.
Wilayah perkemahan Jambore Pramuka Dunia terpapar panas tanpa pepohonanFoto: KIM HONG-JI/REUTERS

Panitia bersikeras acara "cukup aman” untuk dilanjutkan

Selain presiden Yoon, seruan serupa juga diinstruksikan oleh Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan Lee Sang-min.

Dalam sebuah pertemuan darurat, Menteri Lee memerintahkan anggota panitia untuk mengeksplorasi "semua langkah yang mungkin dilakukan" demi melindungi para peserta, termasuk menyesuaikan kegiatan di luar ruangan.

Lee juga menyerukan, disiapkan lebih banyak kendaraan darurat dan pos medis, serta lebih banyak struktur peneduh dan pendingin udara di sekitar area Jambore. Dia mengatakan, tujuannya adalah untuk mencegah "penyakit serius atau bahkan kematian," demikian tanggapan yang dibagikan oleh kementerian.

Sekretaris Jenderal Panitia Jambore Choi Chang-haeng bersikeras, acara tersebut cukup aman untuk dilanjutkan, setelah ada kekhawatiran tentang penyelenggaraan Jambore di area yang luas dan tanpa pepohonan untuk berlindung dari panas. Choi meyakini, situasi serupa bisa saja terjadi pada acara Jambore di tempat lain.

"Para peserta datang dari jauh dan belum menyesuaikan diri (dengan cuaca)," kata Choi dalam konferensi pers. Dia menambahkan, jumlah pasien sebanyak itu juga bisa dikaitkan dengan pertunjukan K-pop selama upacara pembukaan, yang menurutnya membuat banyak remaja "kelelahan setelah secara aktif melepaskan energi mereka."

Kementerian Keselamatan dalam kesempatan terpisah melaporkan, setidaknya 16 orang warga Korea Selatan yang bukan peserta jambore telah meninggal dunia karena penyakit yang berhubungan dengan cuaca panas ekstrem di Korea Selatan sejak 20 Mei, termasuk dua orang yang jatuh sakit pada hari Selasa (01/08).

kp/as (AP, Reuters)