1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Belajar Bahasa JermanJerman

Raih Kemenangan di Olimpiade Internasional Bahasa Jerman

Cristina Burack
18 Juli 2024

Para remaja yang berpartisipasi dalam Internationale Deutscholympiade (IDO) atau Olimpiade Bahasa Jerman punya latar belakang beragam, tetapi minat mereka sama: bahasa Jerman.

https://p.dw.com/p/4iPvO
Pemenang IDO 2022 dari Turki, Armenia, dan Romania
Pemenang IDO 2022 dari Turki, Armenia, dan RomaniaFoto: Christian Charisius/dpa/picture alliance

Membawa pulang emas adalah impian 105 remaja dari 61 negara. Bukan emas Olimpiade biasa yang mereka perebutkan, melainkan emas olimpiade jenis lain. Dan untuk menang, mereka harus membuktikan kecanggihan berwas-wes-wos bahasa Jerman.

Internationale Deutscholypmiade 2024 (IDO) atau Olimpiade Bahasa Jerman Internasional kali ini diadakan di Göttingen, sebuah kota universitas kecil bersejarah di Jerman, pada tanggal 15-22 Juli.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Dianggap sebagai kompetisi bahasa Jerman terbesar di dunia, acara dua tahunan ini memberikan kesempatan kepada remaja berusia 14 hingga 17 tahun dari seluruh dunia untuk berkompetisi.

Mereka datang ke Jerman dan menghabiskan waktu sekitar satu minggu untuk memoles dan menunjukkan kebolehan berbahasa Jerman mereka secara kompetitif dan kolaboratif. Selain berlomba, para remaja ini juga mengikuti acara budaya dan bertamasya.

Generasi masa depan penutur bahasa Jerman

Dua tujuan utama IDO, yang dijalankan oleh Goethe-Institut, organisasi kebudayaan internasional Jerman, dan Asosiasi Internasional Guru Bahasa Jerman IDV, adalah untuk memperkuat minat terhadap bahasa Jerman dan mendukung pelajar muda bahasa Jerman.

Secara global, sekitar 15,4 juta orang dari segala usia sedang belajar bahasa Jerman. Angka ini berdasarkan temuan Kementerian Luar Negeri Jerman dalam studi tahun 2020 tentang bahasa Jerman sebagai bahasa asing, dan sebagian besar dari mereka berada di Eropa.

Sebagai perbandingan, ada sekitar 50 juta orang belajar bahasa Prancis di seluruh dunia pada tahun 2022, menurut Organisasi Internasional La Francophonie (OIF), sedangkan perkiraan global saat ini untuk pembelajar bahasa Inggris berkisar antara 300 juta hingga 1,5 miliar orang. 

Olipiade Bahasa Jerman Internasional terakhir (di atas) digelar tahun 2022 di Hamburg, Jerman
Olipiade Bahasa Jerman Internasional terakhir (di atas) digelar tahun 2022 di Hamburg, JermanFoto: Andreas Dahn/Goethe-Instiut

Oleh karena itu, IDO dapat dilihat sebagai cara untuk meningkatkan minat terhadap bahasa Jerman sebagai bahasa global dengan menjadikannya lebih menarik dan terlihat, kata Seyna Dirani, manajer proyek IDO di Goethe-Institut.

Kementerian Luar Negeri Jerman juga menemukan bahwa ada hampir 106.000 sekolah menengah yang menawarkan bahasa Jerman di seluruh dunia. Bagi siswa yang belajar bahasa tersebut, berpartisipasi dalam IDO memberi mereka kesempatan untuk bertemu dan terhubung dengan sesama siswa dari seluruh dunia yang sama-sama tertarik dengan bahasa Jerman.

Peserta didampingi oleh seorang guru dari daerah asalnya; para pendidik mengambil bagian dalam lokakarya pedagogi selama IDO berlangsung.

Kecintaan terhadap bahasa Jerman persatukan mereka

Kemampuan bahasa Jerman para siswa ini lebih dari sekadar berucap "Hallo” dan "Danke”. Mereka telah mengalahkan banyak siswa di negara asal mereka pada kompetisi bahasa Jerman tingkat nasional untuk bisa sampai ke Göttingen.

"Belajar bahasa Jerman menyatukan begitu banyak anak muda di seluruh dunia. Ini adalah kesamaan utama yang mereka miliki dan menyatukan mereka di Jerman pada putaran final di Göttingen," jelas Dirani.

Meski demikian, para siswa ini punya cita-cita berbeda bagi masa depan mereka, seperti yang mereka sampaikan kepada Goethe-Institut dalam kuesioner pra-kompetisi. 

Rayyona Ibrokhimova, 16, dari Uzbekistan bermimpi untuk kuliah di universitas Jerman di masa depan. "Saya belajar bahasa Jerman, karena ke depannya saya ingin belajar Bahasa dan Sastra Jerman di Jerman," tulisnya.

Tujuan IDO adalah untuk mempromosikan Jerman sebagai tempat pendidikan tingkat lanjutan atau studi universitas. "Kami senang ketika generasi muda tertarik dengan bahasa Jerman, dan banyak dari mereka juga tertarik untuk melanjutkan pendidikan atau peluang kerja di Jerman," kata manajer proyek Dirani.

Peserta asal Meksiko Robert Perez Castillo, 17, juga berharap suatu hari bisa menyempurnakan bahasa Jermannya dan mendapatkan sertifikat bahasa tingkat atas. "Tetapi ini tidak berarti saya ingin meninggalkan negara asal saya," tulisnya.

Bahkan, banyak peserta yang punya cita-cita yang tidak ada hubungannya dengan bahasa Jerman. Mereka ingin menjadi dokter, insinyur, menjadi kaya, pelari maraton, atau berkeluarga. Jaryna Schewtschuk, 14, dari Ukraina berharap perang di negaranya berakhir.

Aryee Gilberta Akuvi Yesulom, 16, dari Ghana, memiliki minat terhadap bahasa Jerman karena ingin menjadi Duta Besar Ghana untuk Jerman.

Keterampilan, kerja sama tim, dan kreativitas

Dirani, yang terlibat penyelenggaraan IDO sejak tahun 2022, telah melihat bagaimana kelompok tersebut berkumpul selama seminggu. "Saya sangat terkesan dengan anak-anak muda ini, yang saling mendekat dan menyapa dengan penuh kegembiraan, motivasi, dan keterbukaan," katanya, mengingat pengalaman IDO sebelumnya. 

Di Göttingen, para peserta akan mengikuti lokakarya kreatif yang membantu mempersiapkan mereka menghadapi kompetisi, yang terdiri dari tiga bagian: penilaian tertulis individu, presentasi lisan tim, dan tugas kelompok kreatif.

Tim juri tidak hanya menilai keterampilan bahasa siswa tetapi juga kreativitas dan semangat tim mereka. Ketika acara selesai, para peserta akan kembali ke rumah dengan mengantongi lebih banyak keterampilan.

"Saya pikir para remaja ini akan belajar banyak, juga di ranah pribadi. Saya pikir (IDO) memperkuat kepercayaan diri mereka. Tapi mereka juga menjalin persahabatan baru sesama mereka," jelas Dirani.

"Dan saya pikir mereka juga kembali ke rumah dengan mentalitas yang lebih terbuka terhadap budaya dan negara lain."

(ae/hp)