1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Queen Masih Dibutuhkan Sebagai Simbol Stabilitas

25 Juni 2015

Dunia yang berubah amat cepat masih memerlukan figur panutan dan simbol stabilitas. Kerinduan inilah yang memicu sambutan meriah di Jerman atas kunjungan Ratu Elizabeth dari Inggris.

https://p.dw.com/p/1FnA0
Deutschland Queen in Berlin bei Gauck Bootsfahrt
Foto: Reuters/H. Hanschke

Media Jerman secara berbeda menanggapi kunjungan yang ke-lima kalinya Ratu Inggris Elizabeth II ke Jerman. Mulai dari masih perlunya simbol panutan dalam perubahan cepat di dunia hingga stabilitas politik Eropa.

Harian Schwäbische Zeitung dalam tajuknya mempertanyakan: Mengapa kunjungan Ratu Inggris ini menjadi amat penting? Jawabannya: dalam dunia yang berubah cepat, warga merindukan figur panutan dan simbol stabilitas. Semuanya ada pada Ratu Elizabeth II yang telah berkuasa sejak 69 tahun. Ia jadi simbol bagi tokoh yang menunaikan kewajiban secara ajeg, ibarat batu karang yang tahan gelombang, dan menampilkan diri sebagai panutan yang bersahaja.

Sementara tayangan televisi satir Extra-3 menampilkan foto Kanselir Angela Merkel sedang menunjukkan kantor kekanseliran. Di situ disindir bahwa Merkel adalah makelar yang bermotto "pelanggan adalah ratu" dan ingin menjual segalanya demi kepentingan ekonomi Jerman.

Harian Osnabrücker Zeitung lebih menyoroti tema politik yang membonceng kunjungan Ratu Elizabeth. Queen datang, Jerman senang. Tapi di belakang lawatan ini ada tugas dari pemerintah Inggris. Ratu Elizabeth diharapkan mampu menyegarkan kembali minat Eropa kepada Inggris. Pasalnya, PM David Cameron merencanakan membuat reformasi dan memperbarui Uni Eropa. Menjelang referendum, Cameron ingin mengembalikan hak kekuasaan dari Brussel ke London. Itu sebabnya, dengan membonceng kunjungan Queen, Cameron bertemu AngelaMerkel dan mengharapkan dukungan kanselir Jerman.

Terkait kunjungan Ratu Elizabeth ke Jerman, harian Der Tagesspiegel mempublikasikan karikatur pembicaraan ringan antara kanselir Merkel dengan Queen, terkait "putra mahkota". Ratu mengatakan, putra mahkotanya kini masuk usia manula. Sementara Merkel mengatakan, "putra mahkotanya" harus menunggu dilahirkan lebih dulu.

Harian Tagespiegel lebih jauh juga menilik kunjungan itu dari sudut lain, yakni dari kesibukan Jerman dalam menyambut lawatan Ratu Inggris. Disebutkan bangkitnya semangat dari sambutan terhadap kunjungan Queen tidak ada kaitan dengan perasaan tunduk pada monarki atau kemuakan pada politik . Melainkan terutama terkait kerinduan akan "kecemerlangan" dari monarki dalam kesharian yang kelabu di Jerman.

as/yf (dpa,afp,twitter)