1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Tambang Longsor, Evakuasi Korban Ekstra Hati-hati

27 Februari 2019

Areal tambang yang terpencil dan curam di Desa Bakan, Bolaang Mongondow, Sulut, membuat tim SAR gabungan ekstra hati-hati dalam melakukan evakuasi korban. Alat berat tidak dapat digunakan.

https://p.dw.com/p/3EA1j
Indonesien | Minenunglück in Nordsulawesi
Foto: BNPB

Longsor terjadi di areal Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Bakan, Bolaang Mongondow Sulawesi Utara pada Selasa malam (26/02).

Tim penyelamat gabungan bergegas untuk menemukan puluhan penambang yang masih terkubur. Upaya penyelamatan terhambat oleh medan yang curam dan kondisi tanah yang tidak stabil.

"Pada saat puluhan orang sedang menambang emas di lokasi tersebut tiba-tiba tiang dan papan penyanggah lubang galian patah akibat kondisi tanah yang labil dan banyaknya lubang galian tambang”, kata juru bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Hingga pukul 14:30 WITA korban yang telah dievakuasi menjadi 17 orang, dengan tiga korban tewas dan 14 selamat. Diperkirakan 43 orang masih tertimbun longsor.

Evakuasi dilakukan ekstra hati-hati

Beberapa korban yang masih tertimbun menanggapi panggilan tim SAR tetapi tidak jelas berapa banyak yang masih hidup.

"Kami masih memiliki harapan. Ketika kami memanggil mereka, mereka masih merespons dari sana, meminta bantuan," kata Kasi Tanggap Darurat BPBD Bolaang Mongondow, Abdul Muin Paputungan.

 Tim SAR gabungan melakukan tindakan penyelamatan dengan cara manual, menggali tanah dengan tangan dan alat pertanian. "Kami tidak bisa menggunakan alat berat karena lokasinya sangat curam, bisa membahayakan para korban," kata Paputungan.

Tim penyelamat berusaha untuk memberi air untuk para penambang yang tertimbun tetapi tindakan itu dikhawatirkan dapat memperburuk situasi.

"Ada banyak tantangan karena batu yang jatuh berada dalam posisi yang sangat berbahaya," kata Paputungan. "Kami berusaha ekstra hati-hati,” tambahnya. Tambang dan desa yang terhubung dengannya berada di daerah terjal yang hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki. Kendaraan pengeruk tanah dan mobil ambulans tidak dapat mencapai lokasi.

Baca juga: Menambang Emas di Luar Angkasa?

Sementara itu, kepala rumah sakit setempat Wahdiana Mantang mengatakan sembilan korban selamat telah diperbolehkan pulang dan sisanya sedang dirawat karena cedera.

"Mereka menderita laserasi, luka-luka dan beberapa menderita patah tulang," katanya pada kantor berita AFP.

na/hp (afp, ap)