1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiEropa

Properti Murah: Banting Harga di Jerman, Italia, dan Swedia

Stephanie Höppner
5 Juli 2024

Banyak negara Uni Eropa (UE) mencoba menghentikan urbanisasi dengan tawarkan properti murah di pedesaan dengan hanya beberapa euro. Namun diskon super ini harus dipertimbangkan matang-matang.

https://p.dw.com/p/4huI7
Ilustrasi rumah terbengkalai di Swedia
Ilustrasi rumah terbengkalai di SwediaFoto: Stephan Gabriel/imageBROKER/picture alliance

Harus diakui, pada pandangan pertama, Kota Götene di Swedia tampak tenang dengan blok apartemennya yang besar. Kota dengan 5.000 penduduk di barat daya Swedia ini menarik orang dengan harga real estat yang murah tiada duanya.

Pasalnya, sejumlah property di sini dijual dengan harga kurang dari satu krone Swedia per meter persegi. Jadi, dengan luas 150 meter persegi, ukuran rata-rata untuk sebuah rumah untuk satu keluarga, pembeli harus membayar kurang dari 15 euro atau sekitar Rp265 ribu.

Harga yang sangat rendah ini dipasang untuk 30 properti yang telah ditinggalkan selama beberapa dekade. Tidak ada lagi yang tertarik untuk membeli properti ini, meskipun kota ini dekat dengan Danau Vänern yang populer.

Götene di Swedia mendadak beken

Masyarakat lokal ingin kembali menarik pembeli dan merevitalisasi kawasan ini. Namun, ada satu syarat: Dengan pembelian tersebut, pemilik baru berjanji untuk membangun rumah di atas lahan yang dibeli dalam jangka waktu dua tahun.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Awalnya, penjualan agak lambat meski harganya sangat murah. Namun, berkat video Tiktok yang viral dan berbagai pemberitaan media berbahasa Inggris, pemerintah kota kewalahan dengan banyaknya minat.

"Ada yang tertarik dari Eropa, Asia, khususnya India dan Pakistan, serta dari Amerika, Australia dan bahkan Amerika Selatan,” kata Wali Kota Johann Mansson. Penjualan kini telah dihentikan dan sisa properti akan dilelang mulai awal Agustus.

Eksodus dari pedesaan di Eropa

Götene, Swedia, adalah contoh perkembangan yang nyata di seluruh Eropa selama beberapa dekade. Kaum muda pindah dari desa karena sering kali tidak ada pekerjaan dan kota tampak lebih menarik.

Hal ini sering memicu lingkaran setan dalam hal perpindahan orang dan infrastruktur yang semakin lemah. Laju perpindahan ini harus diperlambat sebelum pedesaan menjadi benar-benar kosong.

Tren urbanisasi tampaknya akan terus berlanjut. Menurut Komisi Eropa, tingkat urbanisasi akan meningkat menjadi 83,7% pada 2050. Saat ini, sekitar 74% penduduk Uni Eropa tinggal di kota-kota kecil atau besar.

"Rumah satu euro" di Italia

Di wilayah tertentu di Italia juga, rumah-rumah juga dijual dengan harga yang sangat murah sejak tahun 2008. Lelang dimulai dengan harga simbolis euro, dan rumah biasanya dijual dengan harga beberapa ribu euro.

Cammarata, Italia
Pemandangan Cammarata di Sisilia, Italia. Pembeli properti murah diwajibkan untuk segera merevitalisasi tempat yang mereka beli.Foto: Andiz275/Panthermedia/IMAGO

Sekitar 50 komunitas menawarkan apa yang disebut Casa a un Euro (rumah satu euro) untuk merevitalisasi desa-desa yang ditinggalkan. Properti yang sangat membutuhkan renovasi misalnya terletak di Tuscany, Sisilia, atau Apulia. 

Namun di sini juga, pembeli sering diikat kontrak dengan pemerintah kota yang mewajibkan mereka untuk merenovasi rumah di tahun-tahun mendatang. Beberapa kota juga mewajibkan pembeli untuk tinggal di properti itu dan tidak disewakan sebagai rumah untuk liburan. Karena beberapa properti dalam keadaan rusak, biaya renovasinya tinggi.

Jika Anda setuju, properti semacam ini bisa dicari lewat inisiatif nirlaba selain portal komersial atau situs web lokal. Streetto, misalnya. Ini adalah perkumpulan anak muda yang ingin merevitalisasi pusat bersejarah Cammarata di Sisilia.

Mereka Tengah mencari orang-orang yang ingin terlibat aktif dan membawa "getaran dan ide baru” ke jalan-jalan lama, seperti yang mereka tulis di situs web mereka.

Rumah murah di pedesaan di Sachsen, Jerman

Di Jerman, sejak reunifikasi Jerman pada tahun 1990, populasi di daerah pedesaan di Jerman tengah dan timur telah berkurang. Sementara kota metropolitan terus berkembang. Namun, tren ini tampaknya telah berhenti dalam beberapa tahun belakangan.

Orang-orang berusia antara 30 dan 49 tahun lebih sering pindah ke pedesaan bersama anak-anak mereka. Demikian menurut Berlin Institute for Population and Development Foundation dalam sebuah penelitian pada September 2023. Wabah corona dan kemungkinan bekerja dari rumah semakin mendorong perkembangan ini.

Meski begitu, Anda juga masih bisa menemukan rumah murah di Jerman. Meski harganya tidak sampai satu euro seperti di Italia atau semurah di Swedia. 

Rumah Berbentuk Kubah yang Hemat Energi

Namun menurut portal real estate komersial Immoscout, di Jerman ada juga rumah yang ditawarkan dengan harga beberapa ribu euro. Misalnya, sebuah rumah setengah kayu di Wurzen, Sachsen, saat ini dilelang mulai dari 6.200 euro. Rumah di Bobritzsch, juga di Sachsen, ditawarkan dari 9.200 euro.

Properti terbengkalai di Jerman

Yang lain juga tertarik pada real estat dan tanah yang harganya kurang dari satu euro. Properti atau tanah tersebut bukan milik siapa pun, misalnya karena pemiliknya menyerahkan properti tersebut secara sukarela dan tidak ditemukan pihak lain yang ingin memilikinya.

Misalnya saja, menurut Kementerian Keuangan di sana (per tahun 2020), terdapat sekitar 1.200 properti terbengkalai di negara bagian Rheinland-Pfalz, Jerman bagian barat.

Namun, pengambilalihan properti semacam ini harus dipertimbangkan dengan matang, karena tanah yang tampaknya bebas bisa jadi terlilit utang. Hipotek tetap berlaku dan kemudian diteruskan ke pemilik berikutnya.

(ae/hp)