1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Program Tugas Sosial Sukarela Uni Eropa

5 Mei 2007

Tidak hanya pertemuan tokoh politik yang menjadi agenda penting Uni Eropa. Organisasi ini dan negara anggotanya juga mendorong pertemuan antar para remaja dari seluruh Eropa.

https://p.dw.com/p/CTBK
Seorang petugas sukarela di Kongo
Seorang petugas sukarela di KongoFoto: UNV/Gabriela Steinemann

Setiap tahun sekitar 40 ribu remaja Eropa pergi ke manca negara untuk melakukan kegiatan sosial sukarela. 10 persen dari mereka tergabung dalam program tugas sosial Uni Eropa. Program yang merupakan bagian dari Youth in Action, program baru di bidang remaja yang diluncurkan Uni Eropa sejak 1 Januari lalu hingga akhir tahun 2013.

Peserta tugas Sosial Sukarela Uni Eropa dapat bekerja sebagai moderator untuk radio lokal, membantu di pusat yayasan orang cacat atau juga membangun pusat kebudayaan remaja.

Bach: “Saya berumur 17 tahun dan pergi ke Swedia selama satu tahun. Saya di sana bekerja di pusat kebudayaan. Sampai sekarang saya masih punya teman di sana dan mengunjungi kota tempat saya tinggal dulu secara teratur.”

Yang dimaksud dulu oleh Dorothee Bach adalah 30 tahun yang lalu. Sekarang ia bekerja sebagai pendidik pada dinas perhimpunan remaja internasional di Bonn, IJGD. Perhimpunan ini adalah program yang mengurus pertukaran pemuda untuk tugas sosial sukarela Eropa ke luar negeri

Bach: “Kami selalu mendapat jumlah lamaran lebih banyak daripada program pertukaran yang kami miliki. Dalam proses seleksi kami melihat negara-negara mana yang dituju para remaja. Dan kemudian kami melihat remaja mana yang kurang memenuhi persyaratan.”

Tugas sosial sukarela Eropa sudah berlangsung sejak 10 tahun lalu terutama memprioritaskan pemuda yang berasal dari lapisan sosial lemah, guna meningkatkan peluang mereka memperoleh pekerjaan dan kehidupan sosial yang lebih baik. Dalam program tugas sosial secara sukarela, pemuda dari salah satu negara anggota Uni Eropa bekerja selama setengah sampai satu tahun di negara anggota lainnya. Program yang menawarkan kesempatan bagi para pemuda berpartisipasi dalam proyek yang berguna di Eropa ini merupakan bagian dari program Youth in Action.

Aksi Remaja di Eropa adalah program yang diharapkan memberikan kontribusi bagi mereka yang berusia antara 13 sampai 30 tahun guna memiliki kompetensi, dengan cara memberikan mereka peluang untuk menimba pengalaman non formal maupun formal dalam dimensi Eropa. 885 juta Euro jumlah anggaran total yang disediakan Uni Eropa bagi program yang berlangsung selama 7 tahun tersebut. Dalam program Youth in Action tidak hanya pemuda dari negara anggota Uni Eropa tapi juga dari Islandia, Lichtenstein, Norwegia dan Turki. Bahkan juga negara-negara bekas Uni Sovyet, Afrika Utara, Asia Barat dan Amerika Latin dapat ambil bagian dalam Program Aksi Remaja di Eropa dengan persyaratan khusus. Perluasan jangkauan negara juga diikuti Tugas Sosial Sukarela Eropa. Saat ini proyek tersebut memasuki babak baru, seperti dikatakan Karin Schulz penanggung jawab program di Jerman

“Bagi program baru ditetapkan empat prioritas: Input, partisipasi, keragaman budaya dan kewarganegaraa Eropa. Dan pada dasarnya ini merupakan sarana memperkenalkan Eropa di kalangan remaja. “

Dan itu meliputi kawasan di luar Uni Eropa. Selama ini para remaja sudah dapat mengikuti program di negara mitra mulai dari Albania, Turki sampai ke Belarus juga di Timur Tengah. Tapi mulai tahun ini dibuka kesempatan melakukan aktivitas yang berguna di seluruh Afrika dan di kawasan Karibik dan Pasifik.

Jika sebelumnya di Eropa trend aktivitas program ini tertuju di kawasan yang dekat seperti Kaukasus, dan Brussel berminat besar untuk kawasan baru di selatan, yang membentang dari Turki sampai ke Maroko, tujuan pertukaran Jerman masih tetap konservatif, seperti ke Perancis, Spanyol atau Inggris. Sementara yang datang ke Jerman kebanyakan berasal dari Eropa Timur. Menurut Karin Schulz

“Ini menunjukkan pergerakan Timur-Barat. Kami telah mencoba mengubah trend ini, dimana kami mengatakan, negara-negara tujuan yang kurang terwakili akan mendapat dukungan istimewa. Misalnya kami sejak lama telah mendorong program ke Turki tapi juga Polandia dan Hungaria.”

Untuk lebih meningkatkan jumlah peserta pertukaran tugas sosial yang tahun lalu tercatat sebanyak 4500 remaja, tahun ini pelaksanaan program itu lebih fleksibel. Sekarang batasan usia bagi peserta ditingkatkan sampai maksimal 30 tahun dan waktu bertugas di luar negeri boleh kurang dari satu bulan. Agar para peserta tidak merasa dilepas begitu saja, dilakukan juga berbagai seminar, di awal, di tengah-tengah dan sekali lagi di akhir program. Selain itu ditawarkan kursus bahasa langsung di tempat penugasan. Tempat penginapan dan akomodasi sudah dicarikan. Para peserta juga mendapat biaya asuransi, tiket pulang pergi dan uang saku antara 50 sampai 150 Euro per bulan. Atau sekitar 600 ribu sampai 1,8 juta. Bagi mereka yang tidak ingin terlalu lama tinggal di luar negeri, banyak organisasi menawarkan work camp selama beberapa pekan baik di Eropa maupun di luar Eropa. Ongkos mengikuti program seperti itu berkisar antara 100 sampai 300 Euro ditambah biaya perjalanan. Tapi ini semakin menarik minat peserta, seperti dikatakan Dorothee Bach dari Perhimpunan Dinas sosial remaja Internasional IJGD

“Dimana orang untuk pertama kalinya tiga minggu pergi ke luar negeri dan berpikir, itu hal yang bagus dan sekali lagi pergi untuk jangka waktu yang lebih lama dalam program lainnya, misalnya Tugas Sosial sukarela Eropa.”

Tugas sosial sukarela Eropa bukanlah suatu pekerjaan tapi kegiatan pendidikan. Dalam program itu orang dapat belajar, oleh sebab itu sangat penting agar sebelumnya mereka mendapat informasi yang cukup. Demikian dikatakan Karin Schulz yang setelah lulus Sekolah Menengah Umum pergi satu tahun ke Belfast Irlandia dalam rangka program tersebut. Sekarang ia bekerja sebagai menjadi wakil Uni Eropa sebagai penanggung jawab proyek pertukaran tenaga sosial sukarela di Jerman.