1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Prinsip Dasar Uni Eropa Diguncang

16 September 2010

Uni Eropa kini menjadi bola permainan kepentingan nasional. Presiden Perancis Nicolas Sarkozy kehilangan akal sehatnya dan melanggar hukum Eropa.

https://p.dw.com/p/PDkd
Demonstran di Perancis memprotes politik pengusiran etnis Roma dari pemerintahan Sarkozy.Foto: AP

Pengusiran sistematis etnis Roma dari Perancis yang memicu kemarahan Uni Eropa masih tetap menjadi topik utama komentar dalam tajuk harian internasional.

Harian konservatif Austria Die Presse dalam tajuknya berkomentar : Sebetulnya amat ganjil. Perancis memang meluaskan pengaruhnya terhadap Eropa. Akan tetapi tidak bersedia menerapkan prinsip republiknya yakni kemerdekaan, kesamaan dan persaudaraan pada basis yang baru ini. Perancis dapat mengalihkan masalah sosial etnis Roma ke tema lainnya. Mereka dapat meruntuhkan aturan pasar di kawasan Uni Eropa, untuk memberikan prioritas bagi industri dan buruhnya. Elite pimpinan Perancis dapat memaksakan kepentingannya, karena negaranya besar dan juga berkuasa dalam Uni Eropa. Juga selama ini belum ada yang berani menentangnya. Yang paling gawat adalah, situasi semacam itu bukan hanya berdampak negatif terhadap masing-masing negara anggota, melainkan juga akan mengubur gagasan dasar Uni Eropa.

Harian liberal kiri Italia La Repubblica berkomentar : Sebuah ketakutan baru melanda Eropa. Kali ini pemicunya adalah warga yang bermukim dalam caravan dan berpakaian warna-warni. Ketakutan inilah yang menyebabkan presiden Perancis, Nicolas Sarkozy diperlakukan secara tidak sopan oleh Komisaris Kehakiman Uni Eropa, Viviane Reding. Ketakutan yang sama juga memicu dukungan langsung rekan Sarkozy dari Italia, Silvio Berlusconi. Akibat dari ketakutan itu berarti sebuah perubahan bersejarah yang menghina. Bukan hanya terhadap Perancis, yang sebelumnya merupakan negara yang menjunjung kemerdekaan, dimana banyak orang mendapatkan perlindungan dari ancaman bahaya di negaranya sendiri. Namun juga penghinaan terhadap prinsip dasar Eropa.

Harian liberal kanan Spanyol El Mundo berkomentar : Presiden Perancis Nicolas Sarkozy kehilangan kendali dan kesadarannya. Reaksinya atas kritik Komisaris Uni Eropa Viviane Reding, amat disayangkan tidak tepat nadanya. Walaupun Reding secara tidak bijak memilih analoginya dengan deportasi selama era NAZI, akan tetapi dalam hal ini ia benar. Pemerintahan Sarkozy mempraktekkan politik pengusiran secara kolektif, yang bukan hanya memiliki sosok kebencian terhadap warga asing namun juga melanggar hukum Uni Eropa.

Terakhir harian Perancis Liberation berkomentar : Sarkozy selama satu musim panas berubah menjadi presiden yang melanggar seluruh prinsip etis dan yuridis Uni Eropa. Ofensif presiden dalam politik keamanan dalam negeri, bagaikan bumerang yang berbalik menumbuk dirinya. Tentu saja pengibaratan Komisaris Kehakiman Uni Eropa, Viviane Reding seperti situasi perang dunia kedua tidak berdasar dan tidak tepat. Dengan begitu Sarkozy dan timnya dengan mudah dapat membantahnya. Akan tetapi, di Brussel Sarkozy harus memberikan penjelasan secara amat rinci, menanggapi kecaman dari Komisaris Uni Eropa berkaitan dengan politik diskriminisasi terhadap etnis Roma dan warga asing lainnya.

AS/CF/dpa