1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Cina "Buka Pintu Lebar-lebar" bagi Investasi

5 November 2019

Presiden Cina Xi Jinping menyerukan komunitas global untuk meruntuhkan tembok-tembok penghambat perdagangan, menegakkan prinsip-prinsip dasar perdagangan multilateral dan melawan proteksionisme.

https://p.dw.com/p/3STgJ
Shanghai China International Import Expo 2019 | Russland Stand
Shanghai China International Import Expo 2019
Shanghai China International Import Expo 2019
Shanghai China International Import Expo 2019 (CIIE) | Russland Pavilion
Foto: Imago Images/Xinhua/Fang Zhe

Berbicara di pembukaan China International Import Expo yang berlangsung pada 5-10 November 2019, Presiden Cina Xi Jinping mengatakan perlu lebih banyak upaya untuk meningkatkan kerja sama internasional dan menghilangkan hambatan yang mencegah pertukaran ilmu pengetahuan. Xi Jinping juga menjanjikan untuk secara bertahap membuka pasar dalam negerinya.

"Pintu yang telah Cina buka ini hanya akan membuka lebih lebar lagi," kata Xi dalam pidato pembukaan, Selasa (05/11). Presiden Prancis Emmanuel Macron, perdana menteri Yunani, Jamaika dan Serbia termasuk yang hadir dalam pembukaan pameran ini.

Pameran China International Import Expo yang telah dua kali digelar ini memamerkan pasar negara yang berpenduduk sekitar 1,4 miliar orang ini. Pameran digelar untuk menyangkal tuduhan bahwa Cina telah secara tidak wajar mensubsidi industri mereka dan melindunginya dari persaingan internasional. Pameran ini menawarkan platform pemasaran untuk pemasok barang asing mulai dari minuman anggur hingga kapal pesiar.

Serukan ekonomi dunia yang "terbuka dan berbagi"

Xi menegaskan janji untuk mengurangi pembatasan investasi asing dan tawaran untuk mempercepat penyelesaian perjanjian investasi Cina-Eropa.

Beijing telah mengumumkan serangkaian perubahan dalam dua tahun terakhir guna membuat perekonominya yang didominasi oleh negara dapat lebih produktif. Termasuk dalam perubahan ini di antaranya adalah pemotongan tarif impor dan penghapusan batas kepemilikan asing di bidang manufaktur mobil, dan keuangan.

Namun tidak satu pun dari perubahan tersebut yang membahas keluhan Amerika Serikat dan Eropa terkait kebijakan teknologi dan gangguan lain yang mendorong Presiden Donald Trump menaikkan tarif impor terhadap barang-barang dari Cina. 

Presiden Xi tidak menyebutkan secara spesifik terkait perang dagang dengan Washington tetapi lebih menyerukan pembangunan dan "ekonomi dunia yang terbuka dan berbagi."

Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan keprihatinan tentang dampak global dari ketegangan AS dan Cina dan berharap adanya penyelesaian secepatnya. "Perang dagang hanya menghasilkan pihak-pihak yang kalah," ujar Macron dalam pidatonya.

Pada 12 Oktober 2019 Amerika dan Cina mengumumkan apa yang disebut Trump sebagai perjanjian "tahap pertama" setelah pembicaraan di Washington. Namun kedua pihak melaporkan tidak ada kemajuan dalam perselisihan inti mereka.

Trump dan Xi dijadwalkan bertemu pada pertemuan para pemimpin Asia-Pasifik pada bulan ini di Chili tetapi acara itu dibatalkan karena protes berkepanjangan di sana. Mereka masih berusaha mencari tempat alternatif untuk melangsungkan pertemuan.

Pasar dinilai telah jenuh

Partai Komunis yang berkuasa berusaha mendorong belanja konsumen untuk menumbuhkan ekonomi, menggantikan perdagangan dan investasi. Tetapi para konsumen merasa tidak yakin dengan adanya perang dagang dan kemungkinan bahwa mereka bisa dengan mudah kehilangan pekerjaan. Konsumen pun lebih sedikit berbelanja dan ini melemahkan penjualan mobil, properti dan barang-barang lainnya.

Para pebisnis menyambut langkah Cina yang lebih membuka pasarnya. Namun mereka juga menyatakan rasa frustasi dan berharap Cina lebih terbuka secara bertahap, alih-alih langsung membuka diri secara tiba-tiba. Banyak investor pendatang baru juga mengeluhkan tingginya persyaratan modal awal dan hambatan lainnya.

Pekan raya ini menyoroti bidang perdagangan makanan dan barang-barang manufaktur, yang merupakan area yang didominasi oleh pabrik-pabrik Cina. Para mitra dagang mengeluhkan sektor ini sudah terlalu jenuh dan ketinggalan zaman. Mereka ingin memiliki lebih banyak akses dalam bidang industri keuangan, perawatan kesehatan dan layanan lainnya. Serta berharap pemerintah dapat mengakhiri aturan yang menghalangi pembelian sebagian besar perusahaan Cina dan aset lainnya.

ae/ts (Reuters, AP)