1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Uni Eropa dan Tentara Jerman di Afganistan

Asril Ridwan6 November 2009

Media Internasional menyoroti pembentukan jabatan Presiden di lingkungan Uni Eropa serta tugas tentaar Jerman di Afganistan.

https://p.dw.com/p/KQBp

. Sesuai dengan perjanjian Lissabon, dilakukan perombakan dalam stuktur personalia dan kepemimpinan Uni Eropa .Antara lain untuk membentuk jabatan Presiden. Mengenainya harian Perancis LA VOIX DU NORD menulis,

" apakah Uni Eropa mencari seorang Presiden yang setingkat dengan Barack Obama atau hanya sekedar presiden dari Uni Eropa seperti yang sekarang?.Paling tidak pandangan ini dianut Kanselir Jerman Angela Merkel. Pencalonan Tony Blair, yang disampaikan kapala negara dan pemerintahan negara-negara besar dilingkungan Uni Eropa ditolak mentah-mentah, karena latar belakangnya yang tidak menguntungkan Eropa. Dalam pertemuan puncak Uni Eropa yang terakhir di Brüssel, disebut nama Perdana Menteri Belgia saat ini, Herman van Rompuy Tidak ada yang meragukan pengalaman politisi dari partai Demokrat Kristen Belgia itu dalam melakukan usaha kompromi. Untuk memerintah Belgia, ia diperlukan. Tapi sebagai pemegang tampuk kekuasaan di Eropa, tidaklah tepat.

Harian Austria DER STANDARD yang terbit di Wina mengulas perombakan struktur organisasi dan personalia dikalangan Uni Eropa, yang akan diputuskan dalam pertemuan puncak Uni Eropa, pertengahan atau akhir bulan November ini. Harian ini menulis,

" Banyak yang mempertanyakan mengapa untuk menduduki jabatan puncak di kalangan Uni Eropa hanya dibicarakan dikalangan keluarga besar partai Demokrat Kristen, Sesuatu yang mengundang kritik. Yang diharapkan adalah dipergunakannya mekanisme yang transparan dalam mengambil keputusan serta lewat wakil rakyat di parlemen Eropa. Dalam kenyataannya apa yang dilakukan oleh Kepala pemerintahan dan ketua partai dari ke 27 negara anggota Uni Eropa tidak tembus pandang.

Harian Swiss NEUE ZÜRCHER ZEITUNG menyoroti perdebatan yang diwaktu belakangan muncul di Jerman. Yakni mengenai pernyataan yang disampaikan mantan Menteri pertahanan Jerman Franz Josef Jung, yang menolak menyebut tentara Jerman berada dalam situasi perang di Afganistan. Sementara Menteri Pertahanan yang baru Karl Theodor zu Guttenberg, justru melihat tugas tentara Jerman diwarnai situasi perang. Nah mengenai tugas tentara Jerman di Afganistan, harian ini menulis,

" Tentara Jerman tidak memerangi tentara dari negara lain di Afganistan. Melainkan tentara Jerman bergabung dalam satuan Internasional dengan mandat PBB, untuk menumpas kelompok Taliban dan Al-Qaida. Menurut hukum Internasional yang terjadi di Afganistan disebut sebagai " konflik bersenjata". Hendaknya hal itu dipahami.

AR/AS/DPA