1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Korea Selatan Berkunjung ke Tokyo

21 April 2008

Dalam kunjungan pertama seorang presiden Korea Selatan ke Jepang sejak tahun 2003 disepakati kerjasama yang lebih erat. Senin (21/04) Presiden Lee Myung Bak bertemu dengan PM Yasuo Fukuda.

https://p.dw.com/p/Dllr
Presiden Korea Selatan, Lee Myung BakFoto: AP

Sekitar 600.000 warga Korea hidup di Jepang dan merupakan kelompok warga asing terbesar di negara itu di samping warga Cina. Kedua ibukota, Seoul dan Tokyo hanya berjarak terbang dua jam. Sedangkan sebagai mitra perdagangan, kedua negara menduduki urutan ketiga dan kelima. Namun sejak bulan Desember 2003 tidak ada seorang pun presiden Korea Selatan yang berkunjung ke Jepang. Padahal ketika itu disebutkan sebagai awal dari diplomasi ulang-alik. Hanya saja kemudian PM Jepang kembali mengunjungi monumen Yasukuni yang kontroversial, sehingga terjadi lagi kebekuan hubungan antara kedua negara.

Tahun 1910 Korea Selatan diduduki oleh Jepang dan di masa peperangan sangat menderita akibat pengurasan yang dilakukan oleh militer Jepang. Sampai sekarang masih terdapat sengketa perbatasan di sekitar beberapa pulau di Laut Jepang. Baru pada tahun 1965 kedua negara secara resmi menjalin hubungan diplomatik. Ketika itu di Korea Selatan muncul protes keras menentang Jepang. Salah seorang demonstran itu adalah presiden Korea Selatan saat ini Lee Myung Bak.

"Korea Selatan dan Jepang harus membina kembali hubungan bilateral yang berorientasi pada masa depan dan bermanfaat secara praktis. Hubungan kedua negara tidak dapat berkembang bila kita terikat pada masa lampau."

Itu dikatakan Presiden Lee bulan Maret lalu, beberapa hari setelah memangku jabatannya. Oleh sebab itu kini ia berkunjung ke Tokyo dengan disertai delegasi ekonomi yang besar jumlahnya. Bersama-sama dengan kalangan ekonomi Jepang hendak dilakukan pembicaraan untuk meningkatkan perdagangan antara kedua negara. Dalam konferensi pers bersama Senin siang , PM Jepang Fukuda mengemukakan: "Pembicaraan hari ini dengan Presiden Lee berlangsung dalam suasana yang sangat bersahabat."

Sedangkan presiden Korea Selatan Lee Myung Bak dalam pernyataannya kepada pers di Tokyo menggaris-bawahi: "Sangatlah penting untuk mengatasi masa lalu, guna dapat mengembangkan visi bersama bagi masa depan."

Hasil terpenting yang dicapai adalah pembentukan kelompok kerja bersama, yang bertugas menyiapkan dimulainya lagi perembukan mengenai perjanjian perdagangan bebas antara Jepang dan Korea Selatan. Pada bulan Desember 2003 sudah dilakukan pembicaraan pertama mengenai perjanjian itu, tetapi kemudian dihentikan tanpa hasil, karena hubungan kedua negara semakin buruk. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan, kalau selama pertemuan berlangsung kedua politisi itu mengupayakan suasana saling percaya, tanpa harus menunjukkan langkah-langkah yang kongkrit. (dgl)