1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Kolombia Santos Raih Nobel Perdamaian

7 Oktober 2016

Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos dianugerahi hadiah Nobel Perdamaian 2016, atas prestasinya menjalin kesepakatan damai dengan pemberontak komunis FARC.

https://p.dw.com/p/2R019
Kolumbien Juan Manuel Santos Präsident Friedensnobelpreisträger 2016
Foto: picture-alliance/AP Photo/F. Vergara

Hadiah Nobel Perdamaian 2016 bagi presiden Kolombia, Juan Manuel Santos menjadi kejutan, setelah warga Kolombia menolak kesepakatan damai dengan pemberontak komunis FARC. Dengan kesepakatan damai itu, Santos berniat menghentikan perang saudara yang sudah berlangsung 52 tahun.

"Hadiah Nobel itu harus dilihat sebagai penghargaan kepada rakyat Kolombia", ujar ketua Komite Nobel Kaci Kullman Five. "Rakyat Kolombia tidak menolak perdamaian, mereka hanya menolak kesepakatan antara Santos dengan FARC", tambah Kullman Five.

Nama presiden Kolombia sebelumnya memang dijagokan untuk meraih Nobel Perdamaian tahun ini, tapi kemudian namanya lenyap dari percaturan, setelah rakat dalam referendum menyatakan menolak kesekapatan damai antara Santos dengan pemimpin gerilya FARC Rodrigo Londono alias Timochenko.

Komite Nobel juga menegaskan bahwa dengan penghargaan ini, kedua pihak yang bertikai harus terus melanjutkan dan menghormati kesepakatan gencatan senjata, yang dibuat antara Santos dengan Londono.

Rekor jumlah kandidat

Nominasi untuk penghargaan paling bergengsi di bidang upaya perdamaian itu, tahun ini mencapai rekor tertinggi dalam sejarah 100 tahun penghargaan Nobel. Tercatat masuk 376 usulan nominasi, mencakup 228 kandidat perorangan dan 148 organisasi. Tapi Komite Nobel tidak merilis daftar resmi siapa saja kandidat tersebut.

Sebelumnya kandidat yang banyak disebut-sebut sebagai calon kuat antara lain, ketua jururunding kesepakatan atom Iran dan barat, Paus Franziskus, dokter Denis Mukwege yang mengopersi korban perkosaan di Kongo dan Nadia Murad Basee Taha warga Yazidi Irak yang jadi korban perbudakan seks oleh jihadis Islamic State dan kini jadi dutsa khusus PBB. Selain itu ada pasukan helm putih Suriah yang menolong warga sipil di negara yang dilanda perang saudara itu, serta para nelayan di Pulau Ägäis Yunani yang membantu para pengungsi.

Namun seperti tahun tahun sebelumnya, Komite Nobel selalu memberikan kejutan dalam pemilihan penerima penghargaan. Tahu lalu misalnya, kelompok kuartet perdamaian Tunisia yang dianugerahi Nobel Perdamaian, yang membuat banyak pihak juga kaget.

as/yf(rtr,afp,ap,dpa)