1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Bush Tetap Akan Melanjutkan Perang Melawan Terorisme

8 Oktober 2005

Pernyataan Presiden AS George W. Bush untuk tetap melanjutkan perang melawan terorisme, diperkirakan hanya merupakan usaha untuk menyelamatkan popularitasnya di masyarakat. Drama yang terjadi di Melilla sangat disesali.

https://p.dw.com/p/CPMe
Foto: AP

Pernyataan Presiden AS George W. Bush untuk tetap melanjutkan perang melawan terorisme, diperkirakan hanya merupakan usaha untuk menyelamatkan popularitasnya di masyarakat. Perhatian media Internasional juga masih tertuju pada drama yang terjadi di Melilla.

Apa yang disampaikan oleh Bush dalam pernyataannya, banyak mengundang komentar dari surat kabar yang terbit di Eropa.

Il Messaggero yang terbit di Roma menulis:

Saat Bush dalam kesulitan dan popularitasnya menurun, dia memiliki satu jalan untuk kembali mendapatkan pengakuan di masyarakat: Ia akan berbicara mengenai serangan 11 September 2001, mengingatkan orang akan tujuan para teroris dan akan rencana Islam radikal serta berjanji untuk tidak menyerah dalam perang melawan musuh tersebut. Biasanya lecutan seperti ini dapat menaikkan simpati di masyarakat. Tapi hari Kamis kemarin, dengan pernyataannya tersebut, Bush untuk pertama kalinya mendapatkan kesulitan dari kubu partainya sendiri. Para ahli berpendapat bahwa pernyataan Bush ini tidak jelas dan tidak begitu meyakinkan

Dan surat kabar Tages Anzeiger yang terbit di Zurich mengomentari pernyataan Bush mengenai perang melawan teroris sebagai berikut:

Kita akan menangkap Bin Laden, begitulah yang dijanjikan oleh Bush sebelum memulai invasi ke Irak. Keputusan invasi ini merupakan kesalah fatal yang diambil oleh Bush. Ia seringkali membela keputusannya tersebut dengan argumentasi yang selalu berubah-ubah. Konflik di Irak meningkatkan aksi pengrekrutan pelaku tindak kekerasan, sementara pengrekrutan tentara Amerika berada pada tingkat yang terendah sejak 26 tahun terakhir

Drama penyerbuan warga Afrika ke wilayah Spanyol juga masih merupakan tema yang disoroti oleh berbagai surat kabar internasional.

Surat kabar berhaluan kiri yang terbit di Paris Libération mengomentari penyerbuan warga Afrika ke Ceuta dengan membandingkan apa yang telah terjadi di Guyana dan Mayotte:

Belum lama berlalu, ketika Eropa ,dengan pandangan yang merendahkan, menyaksikan pengusiran yang terjadi di perbatasan di padang pasir New Mexico. Sekarang puluhan ribu orang di Guyana dan Mayotte juga menyebrangi perairan atau menelusuri hutan, untuk mencapai negara impian mereka. Disertai banyak drama yang menyedihkan, yang tidak diceritakan seorangpun. Orang orang yang mempertaruhkan hidupnya ini hanyalah kelompok yang paling menderita dari mereka yang menginginkan loncatan besar. Mereka diping-pong kesana kemari. Di tempat lain, seperti di Mayotte, orang harus menyadari bahwa ini memang tidak masuk akal. Sekarang Eropa tidak dapat mengelak, impian mereka dapat menjadi mimpi buruk bagi Eropa

Surat kabar Spanyol El Mundo berkomentar mengenai tewasnya enam warga Afrika di perbatasan antara Marokko dan kantong wilayah Spanyol di Afrika Utara, Melilla:

Kematian orang-orang ini dan tindakan keras yang dilakukan aparat kepolisian daerah Marokko merupakan sesuatu yang disayangkan. Penyelidikan yang dilakukan harus dapat mengungkapkan, apakah penembakan yang dilakukan oleh aparat tersebut merupakan tindakan bela diri atau suatu tindakan yang berlebihan. Sebetulnya pemerintah Marokko dan Spanyol dapat mencegah drama ini terjadi, jika saja mereka sejak dulu mau berusaha keras untuk menyelesaikan krisis yang ada

Sementara surat kabar terbitan Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung menulis:

Pemerintah Spanyol sekarang melakukan suatu tindakan yang mudah diterapkan, yaitu: meninggikan pagar pembatas, melakukan pemulangan dan membebankan tanggung jawab kepada Eropa. Mungkin setiap tindakan ini akan mendatangkan hasil, tetapi tidak akan melunakkan tekanan dari para penyerbu, hanya mengalihkannya. Hanya ada satu usaha yang dapat dilakukan, yaitu berusaha untuk mengurangi jurang taraf hidup yang ada. Memang hal ini merupakan sesuatu yang hampir tidak realistis, karena buah dari usaha tersebut, jika itupun ada, baru akan terasa di masa depan.“