1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Lebih 500 Anak Lelaki Dilecehkan di Gereja Jerman

19 Juli 2017

49 pejabat gereja dan guru diduga kuat lecehkan seksual ratusan anak lelaki anggota koor Katolik Regensburg Domspatzen. Korban menggambarkan masa itu, ibarat di penjara, neraka dan kamp konsentrasi.

https://p.dw.com/p/2glfL
Missbrauchsskandal Domspatzen
Foto: picture alliance/dpa/A. Weigel

Laporan kejaksaan yang mengusut kasus penyiksaan dan pelecehan seksual anak lelaki dalam koor gereja selama beberapa dekade itu amat mengejutkan. Seluruhnya 547 anak lelaki menjadi korban percabulan para pejabat gereja Katolik dan guru mereka.

Dalam laporan pengusutan setebal 450 halaman, jaksa Ulrich Weber mengatakan, ia menemukan 500 kasus penyiksaan fisik dan 67 kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak lelaki selama kurun waktu 60 tahun terakhir dimulai tahun 1945. Dari 49 pejabat gereja dan guru yang terlibat kasus ini, sembilan orang ditemukan sangat kasar dan gila seks.

"Para pejabat gereja menerapkan budaya bungkam, yang memungkinkan mereka melakukan aksi pelecehan dan percabulan selama enam dekade", kata jaksa Weber. Pengusut Jerman ini juga menyebut, "angka gelap" dari kasus pelecehan ini bisa mencapai 700 orang. Namun sulit diungkap, karena beberapa korban sudah meninggal atau tidak mau lagi mengungkapkan pengalaman traumatis mereka saat jadi anggota koor anak-anak.

Ibarat di kamp konsentrasi

Para korban menggambarkan, masa sekolah dan pengalaman mereka bergabung dengan koor gereja di Regensburg, ibarat berada di penjara, neraka dan kamp konsentrasi sekaligus. Jaksa Weber menambahkan, banyak mantan anggota koor anak-anak itu menyebut, tahun-tahun dimana mereka bergabung dengan koor, sebagai masa paling buruk dalam kehidupan.

Kasus pelecehan dan percabulan di koor gereja yang punya sejarah hingga 1000 tahun ke belakang, mencuat tahun 2010 silam. Tahun 2013 lebih 400 mantan anggota koor yang jadi korban predator anak lelaki itu mengungkapkan kasusnya lebih rinci lagi. Mereka mengatakan, menderita akibat kekerasan yang dilakukan orang dewasa di gereja Katolik.

Jaksa Weber dalam laporannya menyebutkan, koor anak lelaki tersebut, dari tahun 1964 hingga 1994 dipimpin oleh Georg Ratzinger, kakak dari mantan Paus Benediktus XVI. Penyidik itu meyakini, di kurun waktu tersebut paling banyak terjadi perlakuan tidak senonoh tersebut. Weber kembali menegaskan tuduhan, Ratzinger pasti tahu ada kasus tersebut, walau yang bersangkutan membantahnya.

Sejauh ini para pejabat dioses Regensburg belum menyampaikan posisinya terkait temuan penyidik itu. Walau begitu, gereja sudah bekerjasama erat dengan perwakilan para korban, sesaat setelah kasusnya mencuat.

Tahun lalu, gereja Katolik Regensburg juga menawarkan ganti rugi antara 5000 hingga 20.000 Euro kepada para korban. Berdasar laporan Weber, jumlah ganti rugi itu, harus ditetapkan oleh lembaga independen. Weber juga mengharapkan, laporan temuan penyidikan ini akan membantu membawa perdamaian bagi para korban. Dan bisa mengatasi penderitaan yang mereka alami di masa kanak-kanak.

as/vlz (dpa, afp, kna)