1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Prakarsa Jerman-Perancis Tidak Memadai

18 Agustus 2011

Upaya penyelamatan Euro yang digagas Jerman dan Perancis ditanggapi beragam. Banyak pihak menganggap, tidak ada hal baru yang ditawarkan.

https://p.dw.com/p/12J9f
Zerfallender Euro und EU-Fahne, Schuldenkrise in Europa Keine Weitergabe an Drittverwerter.
Foto: picture alliance / Bildagentur-online/Ohde

Harian Luxemburger Wort dari Luxemburg menulis, waktunya makin mendesak. Selanjutnya harian ini berkomentar:

Tentu saja, kanselir Jerman Angela Merkel harus memikirkan mitra koalisinya, partai liberal FDP. Sedangkan presiden Perancis Nicolas Sarkozy ingin terpilih lagi dalam pemilu presiden tahun depan. Tapi kedua hal itu tidak boleh jadi alasan untuk bereaksi dengan lambat, sebagaimana ditunjukkan kedua pemimpin di Paris. Siapa yang percaya, bahwa pasar uang bisa ditenangkan dengan pernyataan-pernyataan tidak mengikat, ia keliru besar. Misalnya keterangan tentang politik ekonomi Eropa yang akan dipimpin oleh Herman van Rompuy. Kenyataannya, van Rompuy sangat tergantung pada Berlin dan Paris. Ia tidak bisa bertindak mandiri. Para analis keuangan menanti sinyal yang tegas, bahwa negara-negara Euro benar-benar mendukung mata uang bersama. Upaya penyelamatan akan makin mahal, jika keputusan politik yang tegas tidak segera diambil. Sekarang masih ada sedikit waktu. Tapi jika Merkel dan Sarkozy tetap mengeluarkan slogan-slogan tidak mengikat, upaya penyelamatan akan terlambat. Runtuhnya mata uang Euro akan merusak sistem keuangan global dan punya dampak yang sulit diperhitungkan. Merkel dan Sarkozy harus menyadari tanggung jawab besar ini.

Harian Austria Die Presse menulis:

Apakah ini ketidakmampuan atau memang kalkulasi? Apa yang ditawarkan presiden Nicolas Sarkozy dan kanselir Angela Merkel, yaitu pembentukan pemerintahan ekonomi, tidak akan menyelesaikan krisis Euro. Sebab institusi ini tidak akan bisa bertindak mandiri, untuk menghapuskan ketimpangan ekonomi. Institusi ini juga tidak punya kekuatan untuk meredam krisis hutang. Apakah Merkel dan Sarkozy ingin terus mendikte jalan Uni Eropa? Apakah mereka ingin dua kali setahun menyuarakan gagasan pembatasan hutang dan pajak transaksi pasar uang kepada negara-negara lain, demi menenangkan pasar? Terlalu naif untuk percaya, bahwa ini akan berfungsi.

Harian Belanda de Volkskrant menulis:

Tidak adil jika menganggap usulan-usulan kanselir Jerman dan presiden Perancis sebagai sesuatu yang tidak berarti. Jika usulan mereka diterapkan, langkah-langkah itu tentu bisa menyeragamkan politik ekonomi di Eropa. Tapi ini adalah langkah jangka panjang. Usulan-usulan ini lebih diwarnai gaya politik Perancis ketimbang disiplin anggaran Jerman. Angela Merkel memang tidak punya banyak ruang gerak untuk melakukan langkah tegas yang bisa menenangkan pasar uang dalam jangka pendek. Misalnya penambahan paket bantuan atau penerbitan obligasi Euro.

Harian Jerman, Berliner Morgenpost berpendapat lain dan menulis:

Banyak hal masih belum jelas. Tapi Paris dan Berlin akhirnya melakukan prakarsa untuk melindungi proyek Eropa dari kehancuran. Banyak warga Jerman yang akan kehilangan kepercayaan terhadap Eropa, jika mereka harus melakukan penghematan yang ketat dengan alasan, Jerman harus ikut menanggung beban hutang negara-negara yang dulu boros. Warga Jerman akan memberontak. Upaya penyelamatan yang dicanangkan Merkel dan Sarkozy punya nilai lebih, daripada sekedar langkah politik keuangan. Ini adalah langkah bersejarah. Langkah ini tidak boleh gagal.

Hendra Pasuhuk/dpa/afp
Editor: Vidi Legowo-Zipperer