1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Populis Menguat di Jerman Timur, Bagaimana Reaksi Imigran?

24 September 2024

Partai populis kanan AfD berkampanye secara agresif menentang imigran dalam pemilihan umum negara bagian di Thüringen, Sachsen dan Brandenburg. Bagaimana reaksi para imigran di sana?

https://p.dw.com/p/4kyeB
Direktur N3 Stefan Landes (kedua dari kiri) bersama para pekerja migran
Direktur N3 Stefan Landes (kedua dari kiri) bersama para pekerja migran di perusahaannyaFoto: Elke Siedhoff-Müller/N3

N3 Engine Overhaul Services, sebuah perusahaan baru di Arnstadt di negara bagian Thüringen membantu mewujudkan hal-hal besar. Mereka melayani servis mesin pesawat untuk lebih dari 50 maskapai penerbangan dan memastikan pesawat tipe Airbus A380 dan Boeing Dreamliner dapat terbang dengan aman.

Bisnis servis mesin pesawat sedang booming. Anak perusahaan Lufthansa dan Rolls-Royce itu kini menginvestasikan 150 juta euro untuk memperluas operasinya sehingga dapat melayani sebanyak 250 mesin setahun di masa depan.

Ini kisah sukses internasional, kata direktur keuangan N3, Stefan Landes, kepada DW. "Kami adalah perusahaan yang menghubungkan manusia dan budaya serta menyatukan mereka untuk menciptakan produk luar biasa ini. Ini juga merupakan bagian dari DNA kami,” ujarnya. "Persepsi bahwa hal ini hanya bisa dilakukan atas kemauan sendiri adalah salah. Tanpa masukan berharga dari perusahaan lain dan budaya lain, kita tidak akan bisa mencapai posisi kita saat ini.”

N3 memiliki total 1.100 karyawan yang berasal dari 25 negara. Diantaranya spesialis IT TJ dari Filipina, insinyur kedirgantaraan Chili Luis dan Yuth dari Thailand yang bekerja di layanan pelanggan. Ketiganya antusias dengan kondisi kerja mereka.

Politisi populis AfD, Björn Höcke
Politisi populis AfD Björn Höcke yang sering berkampanye menentang kehadiran imigran di JermanFoto: Daniel Vogl/dpa/picture alliance

Populis kanan ancam pertumbuhan ekonomi

Lalu apa reaksi mereka terhadap kemenangan besar partai populis kanan Alternative für Deutschland (AfD) dalam pemilu negara bagian di Thüringen, Sachsen dan Brandenburg pada bulan ini?

"Saya agak khawatir, tapi saya tidak takut,” kata Yuth kepada DW. "Kami datang ke sini untuk bekerja di perusahaan yang sedang berkembang dan melakukan bagian kami, yang tidak hanya baik bagi perusahaan, tetapi juga bagi Jerman secara keseluruhan.”

Di Arnstadt terlihat jelas kontradiksi yang ada di negara bagian Thüringen: Di satu sisi, sebuah perusahaan yang sedang naik daun dan berorientasi global yang berhasil membentuk masa depan perekonomian kawasan. Di sisi lain, pemimpin AfD Thüringenn, Björn Höcke, yang mengharapkan Jerman tanpa imigran, yang berarti jumlah penduduknya akan berkurang 20-30%.

"Keberhasilan N3 tidak akan mungkin terjadi tanpa pekerja berketerampilan internasional. Dengan politik yang memasang tembok dan memaksakan isolasionisme, perusahaan kita akan mengalami kegagalan. Siapa pun yang, seperti Höcke, yang ingin perusahaan-perusahaan yang berorientasi internasional dibubarkan.., tidak tahu banyak tentang politik ekonomi," kata Stefan Landes. 

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Sektor kesehatan juga bergantung pada migran

Dalam survei yang dilakukan oleh Ifo Institute for Economic Research, 42,1% perusahaan di Jerman bagian timur melaporkan mereka kekurangan pekerja terampil, dan ini berdampak negatif pada bisnis mereka pada kuartal pertama tahun 2024.

Sistem layanan kesehatan juga terkena dampaknya. Di Thüringen, salah satu negara bagian di Jerman dengan konsentrasi dokter terendah, satu dari empat dokter rumah sakit berasal dari luar Jerman. Sebagian besar dari 1.700 dokter asing di negara bagian itu berasal dari Suriah, Rumania, atau Ukraina.

"Rekan-rekan saya mengikuti berita setiap hari untuk melihat perkembangannya,” kata ahli jantung Samer Matar, anggota pendiri Syrian Society of Doctors and Pharmacists in Germany. "Banyak yang mengatakan, jika Tuan Höcke berkuasa, saya tidak akan membiarkan anak-anak saya sekolah di sini. Tahun ini, seorang rekan senior dan dokter senior pindah karena alasan ini. Banyak rekan yang memikirkan, apakah mereka harus tetap tinggal."

Bukan hanya dokter atau insinyur asing yang mendorong perekonomian Thüringen tetap berjalan. Di toko roti organik "Brotklappe" di kota Weimar, Oryna dari Ukraina telah membuat produk khasnya sendiri selama lebih dari dua tahun, sementara Mohammed, dari Somalia, bekerja sebagai pekerja magang.

"Saya belum pernah merasa sebaik di Brotklappe. Tidak ada bandingannya dengan tempat saya bekerja sebelumnya,” kata Oryna kepada DW. "Di sana semuanya soal uang. Di sisi lain, Anda punya motivasi kerja dan merasa dihormati. Orang tidak peduli seperti apa penampilan Anda, yang penting adalah apa yang Anda lakukan dan bagaimana Anda bekerja."

How Germany's far-right AfD is reaching young voters

Serangan rasis meningkat

Dalam studi tahunan "Thüringen Monitor", yang meneliti budaya politik negara bagian itu selama lebih dari 20 tahun, sepertiga responden menyatakan penolakan mereka terhadap pekerja terampil dari luar negeri. Menurut survei tersebut, satu dari lima responden menganut pandangan ekstrem kanan.

"Sejak 1 September, kelompok ekstem kanan lebih terbuka tentang kebencian mereka. Sehari setelah pemilu, masyarakat diberitahu, AfD akan datang, kalian semua harus segera pulang,” kata Bulganchimeg Nyamaa dari organisasi MigraNetz Thüringen. Nyamaa, kelahiran Mongolia, mengatakan dia hampir setiap hari menghadapi sikap permusuhan. "Baru pagi ini, seseorang berkata kepadaku di halte trem: 'Kamu akan segera pergi!'"

Bagi jaringan regional yang terdiri dari lebih 60 organisasi migran di Thüringen, hal ini menunjukkan perlunya pemerintah berinvestasi lebih banyak dalam pendidikan politik dan upaya peningkatan kesadaran. Tetapi yang terjadi sebaliknya, kata direktur MigraNetz, Elisa Calzolari, mereka berada dalam bahaya pemotongan dana negara secara besar-besaran di bawah pemerintahan AfD.

"Sangat berbahaya, bagaimana partai-partai lain berlomba memakai narasi AfD yang xenofobia, dan membiarkan ini menjadi normal dengan terus mengulanginya,” kata Elisa Calzolari. "Mereka seharusnya bekerja sama dengan organisasi, inisiatif, asosiasi, dan kelompok masyarakat sipil yang terpinggirkan untuk menciptakan narasi baru yang positif mengenai martabat, rasa hormat, dan partisipasi manusia. Tapi itu tidak terjadi saat ini.”

Artikel ini diadaptasi dari artikel DW bahasa Jerman

Oliver Pieper
Oliver Pieper Reporter meliput isu sosial dan politik Jerman dan Amerika Selatan.