1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Polri Antisipasi Kemungkinan Gangguan Keamanan Pilkada DKI

17 April 2017

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menginstruksikan aparatnya untuk menindak tegas pihak-pihak yang mengganggu keamanan pada hari pemilihan gubernur DKI Jakarta 19 April 2017.

https://p.dw.com/p/2bLNN
Indonesien Wahlen Jakarta
Foto: picture alliance/NurPhoto/D. Roszandi

"Kalau sampai ada pengerahan massa yang terkesan intimidatif, maka Polri sekali lagi dengan diskresinya, dapat melakukan penegakan hukum," kata Kapolri di Istana Kepresidenan, Jakarta hari Senin (17/4/2017). Hal itu disampaikan Tito Karnavian usai membahas pengamanan pilkada DKI bersama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. "Apalagi kalau sampai ada yang melakukan kekerasan pidana, bawa senjata tajam, intimidasi itu semua ada pidananya kita bisa melakukan tindakan hukum," tandasnya.

Kapolri secara khusus menyatakan telah memerintahkan seluruh Kapolda di Jawa dan beberapa Kapolda di Sumatera melakukan pengecekan terhadap massa yang menuju Jakarta.

Tito menambahkan, aparat yang dikerahkan pada Pilkada DKI putaran kedua mencapai 65.000 personel. Sebanyak 20.000 berasal dari kepolisian dan 15.000 berasal dari TNI. Sisanya dari linmas, Kemendagri, pemda, dan masyarakat.

Indonesien Anies Baswedan und Sandiaga Uno
Anies Baswedan (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan), kandidat yang diusung Partai Gerindra dan punya peluang menangFoto: Reuters/M. Agung Rajasa

Polisi juga melarang pengerahan massa ke tempat pemungutan suara pada hari pelaksanaan Pilkada DKI. "Dan larangan tadi bukan hanya berlaku untuk tamasya al Maidah, tapi juga bagi semua pihak, bagi semua pendukung pasangan calon," kata Kapolri.

Sejumlah pemimpin organisasi keagamaan juga mengeluarkan pernyataan bersama di Kantor PBNU, Jakarta, hari Senin (17/4). Intinya mengajak warga DKI Jakarta menyukseskan pilkada putaran kedua secara damai.

"Percayakan pilkada pada penyelenggara. Hormati dan terima hasil pilkada nanti siapa pun yang menang," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj.

Indinesien Purnama mit Ehefrau Veronica Tan bei der Wahl in Jakarta
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (kanan) dan isteri Veroncica TanFoto: Reuters/Beawiharta

Hadir pada kesempatan itu Ketua KWI Romo I Suharyo, Ketua Umum PGI Pdt Henriette T Hutabarat, Ketua Umum NSI Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja, Ketua Umum Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Umum Matakin Uung Sendana, dan Sekjen LPOI Luthfi Attamimi. "Kami semua ini dari ormas, bukan dari partai politik. Jadi, tak ada kepentingan politik," kata Ketua Umum NU.

Para pemimpin agama mengimbau agar masyarakat DKI tetap tenang meski suhu politik agak panas menjelang pemungutan suara pada Rabu (19/4). "Tetap bersikap tenang, tidak takut, dan berpikir jernih dalam menyikapi keadaan," kata Romo Suharyo. Mereka menyerukan kepada semua pihak menjaga dan menjamin masa tenang yang sedang berlangsung dan menghindari bentuk intimidasi dan politisasi agama.

hp/ap (rtr, kompas, antaranews)