1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Polisi Temukan Buku Propaganda ISIS di Medan

27 Juni 2017

Polisi menemukan dan menyita ratusan buku untuk anak-anak, yang berisi propaganda organisasi teror ISIS. Buku-buku itu ditemukan di rumah pelaku serangan Medan hari Minggu.

https://p.dw.com/p/2fS2Z
Indonesien Anschlag auf Polizeistation in Medan
Polisi berjaga-jaga di sekitar mapolda MedanFoto: picture-alliance/AP Photo

Buku-buku bagi anak-anak itu memuat tulisan dalam bahasa Indonesia dan dilengkapi sejumlah gambar. Tulisan berisi informasi cara melakukan perang jihad sesuai dengan paham ISIS. Juga berisi pesan-pesan untuk mendorong anak-anak agar mati sebagai syuhada dan mendukung perang suci "jihad".

Buku-buku berisi propaganda organisasi teror yang menamakan diri Islamic State (ISIS) tersebut ditemukan polisi di rumah pelaku serangan yang cedera setelah ditembak polisi. Demikian keterangan juru bicara kepolisian Medan, Rina Sari Ginting. Ia menambahkan, buku-buku itu tampaknya dirancang dan dicetak oleh penyerang yang rumahnya digrebeg polisi. 

Dari dua pelaku serangan hari Minggu (25/6), seorang penyerang lainnya ditembak mati polisi di lokasi serangan, yaitu markas polda Medan.

Kindersoldaten Syrien IS
Foto yang disebar online dari anak yang memakai seragam ISIS jadi salah satu alat propaganda organisasi teror tersebut. Foto: picture-alliance/AP Photo

Polisi menyatakan menduga keras, para penyerang bukan hanya bermaksud untuk membunuh polisi dalam serangan hari Minggu , melainkan juga untuk merampas senjata aparat keamanan. Berkaitan dengan serangan tersebut, polisi memeriksa 12 orang. Salah seorang dari mereka sudah ditetapkan sebagai tersangka, dan diduga membantu penyerang dengan mengawasi kantor polda Medan. Demikian Rina Sari Ginting. Kini polisi juga menyelidiki apakah mereka berhubungan dengan orang-orang yang tersangka terlibat serangan teror, dan ditangkap tanggal 6 Juni lalu.

Baca juga: Kelompok JAD Dalang Serangan di Polda Sumut

Bekas Jihadis dari Suriah

Istri pria pelaku yang cedera ditembak polisi mengatakan kepada aparat penyidik, suaminya berada di Suriah selama enam bulan pada tahun 2013. Diduga yang bersangkutan menjadi "jihadis" mendukung kelompok teror khilafat ISIS.

Juru bicara kepolisian menambahkan keterangan ini masih diselidiki dan diperdalam. Ditambahkan pula, dari pola serangan bisa dilihat bahwa mereka termasuk jaringan teror Jemaah Ansharut Daulah (JAD). Dalam daftar Departemen Luar Negeri AS, organisasi ini termasuk kategori organisasi teroris, dan berafiliasi dengan ISIS. Mereka dikatakan punya ratusan pendukung di Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, simpatisan ISIS di Indonesia  melancarkan sejumlah serangan. Antara lain serangan di terminal bis Kampung Melayu, Jakarta Timur bulan lalu. Selain anggota sel teror  yang berada Indonesia, dikhawatirkan pula ancaman dari warga Indonesia yang berangkat ke Suriah untuk mendukung kelompok teror ISIS. 

Sebagian sudah terdeteksi aparat intelejen tela kembali lagi  ke Indonesia. Sementara sisanya kemungkinan akan kembali karena posisi ISIS yang makin terdesak dan dikhawatirkan melancarkan serangan di Indonesia atau negara jiran. Polisi juga menduga, pelaku serangan Medan punya kaitan dengan pelaku serangn di terminal bis Kampung Melayu, Jakarta.

ml/as (rtr, bbc)