1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikIsrael

Polisi Israel Tangkap 350 Demonstran di Masjid Al-Aqsa

5 April 2023

Aparat menerobos masuk Masjid Al-Aqsa usai warga Palestina membarikade diri dengan batu dan petasan. Eskalasi dipicu seruan seorang ekstremis Yahudi untuk menyembelih hewan kurban di situs suci tiga agama tersebut

https://p.dw.com/p/4PhuE
Polisi Israel di kompleks al-Haram al-Sharif
Polisi Israel di kompleks al-Haram al-SharifFoto: Mahmoud Illean/AP/picture alliance

Ketegangan tak kunjung mereda di Yerusalem, meski kepolisian telah menangkap tersangka warga Israel yang merencanakan penyembelihan hewan di kompleks al-Ḥaram al-Sharif pada Hari Paskah, Senin (3/4) lalu.

Puncaknya pada Rabu (5/4), sebanyak 350 warga Palestina telah ditahan terkait bentrokan di Masjid al-Aqsa, lapor kepolisian Israel. Mereka sebelumnya berusaha membarikade diri di dalam masjid  dengan batu dan petasan.

Seruan bagi warga muslim untuk berkumpul di pelataran al-Aqsa datang dari berbagai organisasi Palestina, termasuk dari kelompok radikal Hamas di Jalur Gaza. Mereka merespons aktivisme kaum ultranasionalis Yahudi yang mendesak agar diakhirinya status quo di kompleks suci milik tiga agama tersebut.

Aksi demonstrasi di Jalur Gaza
Aksi demonstrasi di Jalur GazaFoto: MOHAMMED ABED/AFP

Kompleks yang juga disebut Bukit Bait Suci atau Bait al-Maqdis itu merupakan situs paling suci bagi umat Yahudi. Selama ini, warga Yahudi diizinkan memasuki al-Haram al-Sharif, dengan syarat tidak boleh beribadah. 

Namun status tersebut kian goyah seiring menguatnya gerakan ekstrem kanan di Israel

Sejak beberapa tahun terakhir, perayaan Paskah, yang tahun ini dirayakan antara 5 hingga 13 April mendatang, menjadi episentrum perlawanan Palestina yang mengkhawatirkan pencabutan status quo di kompleks Al-Aqsa. 

Polisi: Intervensi demi ketertiban 

Kepolisian Israel mengaku terpaksa memasuki masjid untuk menangkap "provokator bertopeng dan beberapa anak muda yang melanggar hukum,” karena mempersenjatai diri dengan batu, tongkat dan petasan. 

"Mereka membentengi diri di masjid beberapa jam setelah berakhirnya Tarawih, dengan tujuan mengganggu ketertiban umum dan mengotori masjid,” tulis polisi dalam keterangan persnya.

"Setelah upaya negosiasi lisan yang panjang mengalami kegagalan, aparat terpaksa merangsek masuk untuk membubarkan massa. Hal ini dilakukan demi memungkinkan ibadah Sholat Subuh dan mencegah meletusnya tindak kekerasan.”

Polisi mengaku harus "menangkap para perusuh, karena menciptakan kerusakan di dalam masjid dan mengotorinya.”

Eskalasi disambut serangan roket Hamas

Serbuan aparat Israel ke dalam Masjid al-Aqsa disusul tembakan lima roket dari Jalur Gaza, Selasa (4/4) malam, klaim militer. Roket-roket tersebut gagal mengenai target karena lebih dulu hancur oleh sistem pertahanan udara Israel.

Sementara itu di Jalur Gaza, demonstran dilaporkan memblokade sejumlah jalan dengan membakar ban. "Kami bersumpah akan melindungi dan mempertahankan Masjid al-Aqsa,” kata mereka seperti dilansir AFP.

Mesir mengecam "serangan” kepolisian Israel di al-Aqsa, yang "dibarengi serangan membabi buta,” terhadap warga.

"Mesir menuntut Israel bertanggung jawab sebagai kekuatan pendudukan atas eskalasi yang mencederai upaya mediasi damai yang dilakukan Mesir bersama mitra regional dan internasional,” tulis Kementerian Luar Negeri di Kairo.

Sejak Januari 2023, sebanyak 91 warga Palestina dan 15 warga Israel meninggal dunia akibat konflik seputar Yerusalem. Korban tewas mencakup gerilayawan bersenjata dan warga sipil di pihak Palestina, serta dua anggota minoritas Arab di pihak Israel.  rzn/as (afp,ap)