1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kriminalitas

Polisi 16 Negara Sukses Bongkar Kejahatan Terorganisir Dunia

8 Juni 2021

Kejahatan terorganisir besar dunia berhasil diungkap oleh kepolisian dari 16 negara, melalui akses terhadap aplikasi ANOM yang dijalankan secara rahasia oleh FBI. Operasi tersebut dinamai Operasi Trojan Shield.

https://p.dw.com/p/3uZ0J
Konferensi pers Europol terkait Operasi Trojan Shield, Selasa (08/06)
Konferensi pers Europol terkait Operasi Trojan Shield, Selasa (08/06)Foto: Jerry Lampen/ANP/picture alliance

Kepolisian dari sekitar 16 negara di seluruh dunia telah berhasil mengungkap kegiatan kriminal terorganisir besar dalam sebuah operasi penegakan hukum yang dinamai ‘Operasi Trojan Shield’.

Dipimpin oleh Euoropol dan FBI, operasi itu berhasil melakukan penyitaan terhadap lebih dari “enam ton kokain, lima ton ganja atau hasis, dua ton metamfetamin, dan uang senilai lebih dari $148 juta (Rp 2,1 triliun),” demikian disampaikan oleh Asisten Direktur Divisi Investigasi Kriminal FBI Calvin Shivers saat konferensi pers, Selasa (08/06).

“Keberhasilan Operasi Trojan Shield adalah hasil inovasi yang luar biasa, dedikasi dan kolaborasi internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tambahnya.

Polisi juga berhasil melakukan lebih dari 800 penangkapan dan penggeledahan di 700 lokasi.

Dalam konferensi pers yang sama, Jean-Philippe Lecouffe, wakil direktur eksekutif Europol mengatakan “operasi penegakan hukum ini sangat luar biasa dengan hasil globalnya.”

Kepolisan yang terlibat telah “melakukan salah satu operasi penegakan hukum terbesar dan tercanggih hingga saat ini dalam memerangi kegiatan kriminal terenkripsi,” tambahnya.

Bongkar kejahatan lewat aplikasi ANOM

Kejahatan besar ini terungkap setelah kepolisian selama 18 bulan memiliki akses ke lebih dari 27 juta pesan yang dikirim melalui aplikasi ANOM.

FBI dan Polisi Federal Australia (AFP) sengaja merancang aplikasi tersebut karena melihat banyaknya permintaan di lingkaran kejahatan terorganisir untuk memiliki sebuah platform komunikasi terenkripsi yang aman.

Aplikasi ANOM itu berhasil memikat organisasi kriminal, dengan lebih dari 12.000 perangkat milik 300 organisasi kriminal dari 100 negara, termasuk mafia Italia, geng motor, dan pengedar narkoba internasional, berakhir menggunakan aplikasi tersebut, kata Europol.

Semua komunikasi dan rencana kejahatan organisasi kriminal yang memakai aplikasi ANOM itu pun akhirnya tersimpan di dalam sistem dan dapat diakses oleh penegak hukum.

Australia dan Selandia Baru jadi yang pertama merilis temuannya

Berdasarkan zona waktu, Australia dan Selandia Baru menjadi yang pertama mengeluarkan informasi lebih lengkap pada Selasa (08/06).

Polisi Australia mengatakan telah berhasil menangkap 224 orang, yang kini menghadapi lebih dari 526 dakwaan. Mereka juga berhasil menutup enam laboratorium narkoba bawah tanah dan berhasil menyita senjata api dan uang tunai puluhan juta dolar.

"Kami menduga bahwa mereka adalah anggota dari geng-geng motor ilegal, mafia Australia, sindikat kejahatan Asia dan kelompok-kelompok kejahatan serius dan terorganisir,” kata komisaris polisi federal Reece Kershaw. "Mereka diduga telah memperdagangkan obat-obatan terlarang ke Australia dalam skala industri,” tambahnya.

Menurut Perdana Menteri Australia Scott Morrison, operasi ini "telah memberikan pukulan telak bagi kejahatan terorganisir, tidak hanya di negara ini, tetapi juga akan menggema terhadap kejahatan teorganisir di seluruh dunia”.

Kepolisian Australia juga meyakini bahwa operasi ini telah membantu mencegah sebuah rencana pembunuhan yang menargetkan sebuah keluarga beranggotakan lima orang.

Komisaris Polisi Federal Australia (AFP) Reece Kershaw dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison saat menggelar jumpa pers, Selasa (08/06).
Komisaris Polisi Federal Australia (AFP) Reece Kershaw dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison saat menggelar jumpa pers, Selasa (08/06).Foto: Dean Lewins/AAP via REUTERS

Sementara itu, kepolisian Selandia Baru menggambarkan operasi ini sebagai "tindakan penegakan hukum paling canggih di dunia terhadap kejahatan terorganisir hingga saat ini.”

Selama operasi tersebut, pasukan keamanan Selandia Baru berhasil menyita metamfetamin, senjata api, dan jutaan dolar dalam bentuk uang tunai dan aset.

Detektif Inspektur Greg Williams mengatakan sebanyak 35 orang ditangkap di Selandia Baru atas 900 tuduhan "pengedaran narkoba, pencucian uang dan tuduhan lainnya”.

Tahun lalu, polisi Eropa telah berhasil memecahkan jaringan komunikasi terenkripsi (dikenal sebagai EncroChat), yang digunakan oleh geng kriminal di seluruh benua.

Belgia juga berhasil menangkap puluhan tersangka pada awal tahun ini setelah polisi memecahkan Sky ECC, sebuah sistem obrolan terenkripsi lainnya. Saat itu Otoritas Belgia berhasil menyita lebih dari 17 ton kokain. 

Bagaimana operasinya di Jerman?

Menurut keterangan jaksa penuntut umum Jerman di Frankfurt pada Selasa (08/06), polisi telah menangkap lebih dari 70 tersangka dan menggeledah lebih dari 150 lokasi di Jerman.

Penggerebekan itu difokuskan di negara bagian Hesse barat dan dilakukan bekerja sama dengan Europol, demikian menurut jaksa penuntut umum Frankfurt. Pasukan keamanan juga melakukan penangkapan di kota Wiesbaden, ibu kota negara bagian Hesse, kata polisi.

Penggerebekan lain di sekitar Jerman dilakukan di apartemen, gudang, dan tempat bisnis.

Sebuah penggerebekan berlangsung di Kota Essen, Jerman pada Senin (07/06)
Sebuah penggerebekan berlangsung di Kota Essen, Jerman pada Senin (07/06)Foto: Stephan Witte/dpa/picture alliance

Sebelumnya pada Senin (07/06), Steve Alter, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Jerman mengkonfirmasi ada "langkah-langkah prosedural kriminal di Jerman dan juga di negara-negara lain di seluruh dunia terhadap orang-orang yang dicurigai terlibat dalam kejahatan terorganisir." Namun Alter pada saat itu tidak langsung menghubungkan tindakan tersebut dengan Operasi Trojan Shield.

gtp/hp (Reuters, AFP, AP, dpa, LUSA)