1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Thailand Sundaravej Menolak Mundur

30 Agustus 2008

Gerakan demonstrasi berkepanjangan di Thailand melumpuhkan kegiatan sehari-hari negara itu. Pemerintah menyerukan agar parlemen mengadakan sidang istimewa hari Minggu ini (31/08). Demonstran tuntut PM Sundaravej mundur.

https://p.dw.com/p/F7pW
Demonstran melompat pagar Government House di Bangkok, Thailand. Thai PM Samak Sundaravej menyatakan menolak untuk mundur.
Demonstran melompat pagar Government House di Bangkok, Thailand. Thai PM Samak Sundaravej menyatakan menolak untuk mundur.Foto: AP

Situasi di ibukota Thailand semakin panas. Ribuan pengunjuk rasa yang menyebut dirinya “Aliansi Rakyat untuk Demokrasi” masih menduduki kompleks pemerintahan, Government House, di Bangkok sejak lima hari lalu. Mereka terlihat mendengarkan orasi dan menyanyikan lagu patriotis.Dilaporkan, para penentang pemerintahan itu menggunakan gunting kawat pagar dan mencoba menerobos masuk kantor Perdana Menteri Samak Sundaravej.

Dalam insiden terbaru, polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet ke ribuan pengunjuk rasa yang mengepung markas besar kepolisian. Sebelumnya polisi mencoba melaksanakan perintah pengadilan untuk membubarkan massa.

Dalam acara resmi kerajaan, Perdana Menteri Samak menyatakan bahwa dirinya tidak akan memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa, yaitu mengundurkan diri. Samak menyanggah spekulasi bahwa Raja Thailand Bumibhol Adulyadej memerintahkan dirinya untuk mengundurkan diri. Dikatakan Samak, dia telah memohon pertemuan dengan raja dan meminta nasihat untuk mengatasi situasi politik saat ini. Samak Sundaravej mengatakan dirinya telah terpilih secara konstitusional Desember lalu dan tidak akan menyerah kepada para demonstran yang mengancam tidak akan pergi sampai pemerintahan PM Samak dibubarkan.

"Saya tidak akan mengundurkan diri untuk memenuhi tuntutan itu,“ ujar Samak dalam acara resmi kerajaan yang disiarkan di televisi. "Saya menerima tugas sebagai perdana menteri melalui mandat sah. Saya hanya pergi jika hukum meminta saya untuk pergi dan bukan karena memenuhi ancaman seseorang yang menekan saya.“

Dikabarkan setelahnya, Samak menghindari kejaran media di bandara militer di Bangkok, setibanya dari kediaman raja di kota Hua Hin.

Salah seorang pemimpin pengunjuk rasa, Sondhi Limthongkul, mengulangi tuntutannya bahwa dia tidak akan menyerah hingga Samak, yang dituding sebagai boneka mantan PM Thaksin Sinawatra, turun dari jabatan perdana menteri.

Walau pun situasi di Bangkok Sabtu kemarin (30/08) relatif lebih tenang ketimbang hari sebelumnya, tidak ada yang tahu apakah situasi akan reda tuntas.

Spekulasi berkembang antara Samak mengundurkan diri, militer melakukan kudeta, polisi membubarkan massa atau raja melakukan intervensi. Namun raja baru akan melakukan hal itu jika terjadi pertumpahan darah.

Jumat lalu (29/08), PM Samak Sundaravej berbicara dengan perwira tinggi militer di tengah spekulasi bahwa Samak akan memberlakukan keadaan darurat. Tapi Panglima AD Thailand Anupong mengatakan pada media bahwa dirinya menolak gagasan itu. Harian The Bangkok Post melaporkan, Anupong secara pribadi menyarankan Samak untuk mengundurkan diri atau melakukan pemilihan umum yang dimajukan untuk mengantisipasi kemungkinan perluasan gerakan demonstrasi.

Sementara itu, serikat pekerja kereta api menghentikan lalu lintas kereta sebagai rasa solidaritas terhadap para pengunjuk rasa. Demonstan menutup tiga bandara, termasuk yang berada di Pulau Phuket, hingga ribuan wisatawan asing terlantar. Salah satu bandara, Hat Yai, sudah beroperasi kembali Sabtu kemarin (30/08).(rtr/ap/ls)