1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Inggris Dituntut Minta Maaf Atas Pernyataan Rasis

5 September 2019

Seorang anggota parlemen Inggris Tanmanjeet Singh Dhesi kecam Perdana Menteri Inggris Boris Johnson atas pernyataannya yang dianggap "menghina" dan "rasis" pada perempuan muslim.

https://p.dw.com/p/3P2Yn
London Brexit-Debatte Tanmanjeet Singh Dhesi Labour Party
Foto: picture-alliance/AP/J. Taylor

Dalam pidatonya di Majelis Rendah Inggris, Rabu (04/09), Tanmanjeet Singh Dhesi, seorang anggota parlemen dari Partai Buruh, mengecam Johnson karena menyamakan perempuan muslim bercadar dengan "perampok bank" dan "kotak surat". Pernyataan tersebut ditulis di sebuah kolom surat kabar Inggris pada tahun 2018, demikian dikutip dari Aninews.

"Jika saya memutuskan untuk mengenakan sorban atau Anda memutuskan untuk memakai salib, atau dia memutuskan untuk mengenakan kippah, atau dia memutuskan untuk mengenakan jilbab atau burqa, apakah itu artinya sesi tanya jawab di parlemen ini digunakan untuk membuat komentar menghina dan memecah-belah atas penampilan kami?” tandasnya. Dikutip dari Associated Press, Dhesi meminta agar Johnson meminta maaf atas pernyataan yang dinilainya menghina dan memecah-belah tersebut. 

"Bagi kami yang sejak dari usia muda harus menanggung dan menghadapi sebutan nama-nama seperti ‘kepala handuk' atau Taliban atau berasal dari bongo-bongo, kami dapat menghargai luka dan rasa sakit yang dirasakan oleh perempuan muslim yang rentan ketika mereka digambarkan seperti perampok bank dan kotak surat," ujar anggota parlemen Sikh itu, sebagaimana dilansir dari AP.

Dhesi menantang Johnson untuk meluncurkan penyelidikan terhadap dugaan Islamofobia di dalam Partai Konservatif.

"Daripada bersembunyi di balik investigasi palsu dan mencegah temuan fakta, kapan Perdana Menteri akhirnya akan meminta maaf atas pernyataan yang bernada menghina dan rasis? Pernyataan rasis telah menyebabkan lonjakan kejahatan rasial. Mengingat meningkatnya prevalensi insiden semacam itu di dalam partainya, kapan Perdana Menteri akhirnya akan memerintahkan penyelidikan terhadap Islamofobia di dalam Partai Konservatif?” ujarnya sebagaimana dilansir kantor berita Aninews. Ucapan Dhesi disambut dengan tepuk tangan.

Awal pekan ini, organisasi pemantau Tell Mama menemukan bahwa jumlah insiden kejahatan kebencian anti-Muslim meningkat 375% dalam seminggu setelah Johnson membandingkan perempuan muslim yang mengenakan burqa dengan kotak surat.

Sebagai tanggapan, Johnson tidak meminta maaf tetapi mengatakan bahwa dia bangga memiliki "kabinet paling beragam dalam sejarah negara ini" dan kubu Konservatif "benar-benar mencerminkan Inggris modern", demikian dilaporkan CNN yang dikutip oleh Aninews.

Rekaman pidato Dhesi disebar secara luas oleh beberapa orang di media sosial, termasuk pemimpin oposisi Jeremy Corbyn.

ap/vlz (aninews/politicshome/guardian/ap)