1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pimpin Dewan Uni Eropa, Slovenia Bidik Kosovo

21 Desember 2007

Tahun depan Slovenia akan mengambilalih jabatan kepresidenan di Dewan Uni Eropa. Buat Slovenia, debutnya kali ini akan digunakan untuk mendorong kemerdekaan Kosovo dan penerimaan keanggotaan negara-negara Balkan.

https://p.dw.com/p/Cefr
Salah satu sudut ibukota Ljubljana. Tahun depan, Slovenia akan menjadi Presiden Dewan Uni Eropa.Foto: AP

Bukan karena kebetulan jika lambang kepresidenan Slovenia di Dewan Uni Eropa berbentuk selembar daun ek yang tampil sederhana. Pasalnya enam puluh persen wilayah Slovenia yang terbentang dari pegunungan Alpen hingga ke Laut Tengah, masih tertutup hutan.

Slovenia terutama dikenal dengan keanekaragaman jenis burung yang memiliki habitatnya di negeri kecil itu. Kadang-kadang warga Slovenia suka berkelakar, bahwa separuh negerinya berada di bawah perut bumi, di mana terdapat sistem aliran air alami yang mengalir melalui gua-gua.

Di dalam gua itu pula hidup jenis hewan ampfibi yang dikenal dengan nama Olm, seekor salamander berwarna merah muda yang kulitnya menyerupai kulit manusia.

Keunikan objek wisata itulah yang dalam kurun enam bulan ke depan bakal dijajakan oleh Menteri Luar Negeri Slovenia, Dimitri Rupel kepada seluruh negara Eropa.

Memang bukan cuma soal jualan objek wisata yang membuat jabatan kepresidenan di Dewan Uni Eropa memiliki arti penting buat Slovenia. “Slovenia adalah anggota baru pertama yang menerima jabatan kepresidenan di Dewan Uni Eropa. Buat kami, ini adalah projek prestisius yang bernilai historis. Memang kami belum berpengalaman dalam urusan ini, tapi justru karena itu kami ingin berusaha sebisa mungkin.” Tandas Dimitri Rupel, Menteri Luar Negeri Slovenia.

Delegasi menteri-menteri Uni Eropa juga bakal mencicipi keanekaragaman jenis burung Slovenia, kalau mereka mengadakan pertemuan tahunan di Slovenia. Dengan alasan biaya, Slovenia memutuskan mengadakan semua pertemuan dewan menteri di sebuah taman nasional.

Negeri terkecil kelima di Eropa yang cuma memiliki dua juta penduduk itu bahkan sempat meminjam seorang diplomat dari Prancis untuk mengorganisir sekitar 1000 konfrensi yang bakal digelar nanti. Agenda utamanya adalah kemerdekaan Kosovo dan penerimaan keanggotaan Serbia serta negara-negara Balkan lainnya.

Di Thessaloniki, Yunani, Uni Eropa empat tahun lalu menyetujui penerimaan keanggotaan negara-negara Balkan. Dimitri Rupel berharap, sampai akhir masa kepresidenan Slovenia enam bulan kedepan, Kosovo sudah merdeka, dan Serbia memulai perundingan soal keanggotaannya di Uni Eropa.

Khususnya untuk Kosovo, Uni Eropa sudah menyetujui pengiriman 2000 tenaga kepolisian dan hakim berikut berbagai program bantuan pembangunan bulan Januari mendatang. Rintangan cuma datang dari Siprus. Pasalnya negara pulau di laut tengah itu bersikeras menolak mengakui kedaulatan Kosovo. Meski begitu, Rupel yakin, dalam hal ini Uni Eropa bisa mencapai kata sepakat.

“Saya jamin, Slovenia akan berusaha meyakinkan Siprus dan negara-negara lainnya, bahwa krisis Kosovo adalah kasus yang benar-benar berbeda." Tandas Rupel lagi. "Kami menginginkan kesepakatan dan akan berjuang untuk mencapainya.”