1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pidato Bersejarah PM Inggris Brown di Knesset

22 Juli 2008

Perdana Menteri Gordon Brown Senin kemarin menuntut penghentian program nuklir Iran. Brown mengatakan, Iran harus menentukan sikapnya. Itu dikatakannya dalam pidato di depan parlemen Israel, Knesset.

https://p.dw.com/p/EgX0

Gordon Brown adalah perdana menteri Inggris pertama yang boleh berbicara di depan parlemen Israel, Knesset. Dalam pidatonya ia mendesak segera diakhirinya konflik antara Israel dan Palestina. Untuk itu ia mengajukan dua hal yang harus dipenuhi

“Warga Palestina harus dengan sebaik-bainya terus berupaya untuk memberantas teroris yang menyerang Israel. Dan Israel harus menghentian pembangunan pemukimannya dan menarik para pemukim. Seperti halnya sudah saya katakan kepada banyak rekan anda, saya juga mendesak anda untuk mengambil keputusan ini.”

Tetapi mengenai hal ini pemerintah Israel ternyata tidak bersedia berkompromi lagi dengan Eropa, bahkan dengan kata-katapun tidak. Malam sebelumnya Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert sudah berusaha mengubah sikap Gordon Brown

“Anda mengeritik politik pemukiman kami, dan saya sudah berusaha menjelaskan batasan-batasan yang kami tetapkan atas diri kami sendiri, tetapi di lain pihak ada tindakan yang penting untuk tetap mempertahankan hidup. Dan jika anda tetap tidak setuju dengan kami, mungkin anda dapat mengerti posisi Israel dengan lebih baik.”

Posisi Isreal bisa dilihat jelas contohnya di blok pemukiman Ma’ale Adumin, di Tepi Barat Yordan. Alat-alat bangunan berdiri di atas rumah-rumah yang sudah jadi. Sebagian dari pemukian diperluas, walaupun masyarakat internasional menuntut penghentian seluruh proses pembangunan. Gordon Brown pasti melihat semua itu. Sejak Sabtu lalu (19/07) ia telah berbicara, baik dengan politisi Israel maupun Palestina. Dan ia menyetujui bantuan keuangan sejumlah 40 juta Euro bagi warga Palestina. Brown melihat perbatasan yang didirikan Israel, yang di Bethlehem berupa tembok pembatas. Namun demikian ia tetap menyatakan optimisme. Perdamaian sudah dekat, demikian kembali dikatakan perdana menteri Inggris itu dalam sebuah konferensi pers akhir pekan lalu.

Di depan parlemen Israel, Knesset Brown menutup pidatonya dengan menyinggung sebuah topik, yang saat ini nampaknya mudah disepakati, baik oleh Israel maupun Eropa. Yaitu penolakan terhadap program nuklir Iran. Brown mengatakan:

“Iran punya dua pilihan. Menghentikan program nuklirnya dan menerima tawaran perundingan dari kami, atau tambah mengisolasi diri dan menghadapi sikap sama dari semua negara di dunia. ”

Untuk itu Gordon Brown mendapat tepuk tangan yang ramah. Tetapi secara keseluruhan lawatannya tidak meninggalkan kesan yang dalam di Israel. Karena pekan ini juga, calon presiden AS dari Partai Demokrat, Barak Obama akan tiba di Yerusalem dalam rangka perjalanan kampanyenya. Dan Tony Blair, mantan perdana menteri Inggris yang sekarang menjadi utusan Kuartet Timur Tengah dalam waktu dekat pasti akan datang lagi.