1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertemuan Trilateral Bahas Konflik Korea

28 Mei 2010

Ketegangan antara Korea Selatan dan Korea Utara masih berlangsung. Guna mencari solusi, Perdana Menteri Cina Wen Jiabao dan Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama berkunjung ke Seoul mengikuti pertemuan trilateral.

https://p.dw.com/p/Nc1T
PM Cina Wen Jiabao dan Presiden Korsel Lee Myung-bak.Foto: AP

Kamis kemarin, sehari penuh Korea Selatan menggelar operasi armada laut. Operasinya digelar sebagai reaksi terhadap Korea Utara yang menghentikan kesepakatan perlindungan militer bilateral. Termasuk perjanjian tahun 2004, yang berisi kesepakatan menghindari bentrokan di Laut Kuning. Pemerintahan di Seoul ingin menunjukan kekuatan pertahanannya, setelah kapal selam Korea Utara melancarkan serangan torpedo ke kapal perang Korsel tanggal 26 Maret silam. Sebuah komisi penyelidik internasional menyimpulkan Korea Utara bertanggungjawab dalam kasus serangan tersebut. Hari Rabu lalu, Korea Selatan dan Amerika Serikat meningkatkan kesiagaan pasukannya hingga siaga II. Dalam pembelaaanya, Kantor Berita Korea Utara menyampaikan penjelasan bahwa telah memperingatkan berulangkali sebelum kapal perang Korsel melintasi perbatasan laut yang dipersengketakan. Bila tidak, maka akan segera diserang.

Korea Utara tidak mengakui garis batas yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa setelah perang Korea. Pemerintahan di Pyongyang mendesak agar garis batas lebih ditarik ke selatan.

Dengan meningkatnya ketengangan di Semenanjung Korea dan ancaman dari Korea Utara, Menteri Luar Negari Korea Selatan Yu Myung Hwan lewat stasiun televisi Jepang, menegaskan Korea Selatan siap menghadapi segala kemungkinan: „Sebagaimana yang telah ditunjukan kita tidak dapat memprediksi apa yang bakal dilakukan Korea Utara. Oleh sebab itu kita harus siap dengan segala kemungkinan.“

Bila Korea Selatan tidak menghentikan menyiarkan propaganda dengan pengeras suara di sepanjang zona demiliterisasi di perbatasan, maka pemerintahan di Pyongyang balik mengancam untuk menutup kawasan industri bersama di Kaesong. Penyiaran kembali propaganda itu diikuti dengan pengumuman pemutusan hubungan dagang. Manuver armada laut Korea Selatan merupakan reaksi terhadap Korea Utara.

Pemerintahan di Seoul juga mengadukan kasus penembakan torpedo ke Dewan Keamanan PBB. Kantor berita Korsel, Yonhap memberitakan, pekan mendatang, sebuah nota protes akan disampaikan kepada Meksiko, yang saat ini memegang kepemimpinan di Dewan Keamanan PBB. Pemerintah Korea Selatan mengoreksi berita itu dengan mengatakan baru akan menyampaikan agenda protes ke Dewan Keamanan PBB, setelah pertemuan trilateral antara Korea Selatan, Cina dan Jepang berlangsung akhir pekan ini.

Ayu Purwaningsih/rtr/afp/ap

Editor: Asril Ridwan