1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertemuan Harmonis Obama - Netanyahu

7 Juli 2010

Pertemuan di Gedung Putih antara Presiden Amerika Serikat Barack Obama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjadi tema yang dikomentari media cetak mancanegara.

https://p.dw.com/p/ODND
PM Israel Netanyahu saat menemui Presiden Obama di Washington (06/07)Foto: AP

Harian Jerman Frankfurter Allgemeine berkomentar

„Kali ini kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Washington, disambut lebih ramah dibanding kunjungannya bulan Maret lalu. Amerika Serikat dan Israel berupaya menormalisasi hubungan bilateralnya, yang diliputi mendung. Cerahnya kembali hubungan itu disebabkan keputusan Israel untuk mencabut blokade Jalur Gaza secara luas. Selain itu Netanyahu juga tetap memenuhi salah satu permintaan Washington, yakni menghentikan pembangunan pemukiman Israel hingga September mendatang. Tapi apa yang terjadi setelah itu? Mitra koalisi kanan Netanyahu dan gerakan pemukiman, memiliki rencana pemekaran. Dan Palestina sudah mengancam tidak akan melakukan pembicaraan perdamaian dengan Israel jika kembali dilakukan pembangunan pemukiman. Meski demikian pendekatan Amerika Serikat - Israel masih tetap menjadi harapan."

Sementara tentang pertemuan antara Obama-Netanyahu yang berlangsung Selasa (06/07) kemarin di Washington tersebut harian Inggris Independent menulis

"Tidak mengherankan jika dalam pertemuan Barack Obama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih hampir tidak ada yang dapat menahan nafas. Bagaimana bisa seseorang masih memiliki optimisme untuk proses perdamaian Timur Tengah, yang begitu banyak menyerap energi dan sangat sedikit membawa hasil? Presiden Amerika Serikat itu selama ini sibuk dengan politik dalam negerinya, mulai dengan perjuangan untuk reformasi kesehatan dan kemudian bencana genangan minyak bumi di Teluk Meksiko. Kini tiba waktunya untuk menangani politik luar negeri, yang dilalaikan oleh pendahulunya, meskipun tugas itu hanya dapat mengalami kemajuan oleh seorang presiden Amerika Serikat."

Harian Swiss Tages-Anzeiger mengomentari Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, yang dituduh membiayai sebagian karir politiknya dengan uang gelap

"Nicolas Sarkozy yang tiga tahun lalu tampil untuk memperbaharui dan memperbaiki Perancis, melepaskan diri dari struktur lama dan membuat Perancis lebih dinamis, dalam turbulensi hari-hari belakangan ini justru mempertaruhkan peluang kecil terakhirnya, untuk terpilih kembali menjadi presiden dua tahun mendatang. Tentu saja krisis ekonomi menghentikan sejumlah proyek-proyek besarnya. Dan sudah barang tentu, warga Perancis memang cenderung selalu bersikap alergis terhadap reformasi. Tapi pada akhirnya kegagalan Nicolas Sarkozy terletak pada dirinya sendiri, pada cakap besarnya, pada diskrepansi yang terlalu besar dan terlalu tidak seimbang antara kata-kata dan tindakannya. Kredibilitasnya sudah habis. Dan tiba-tiba saja 'sarkozisme' menjadi gelap."

Sementara komentar harian Perancis La Croix mengenai tuduhan terhadap Sarkozy

„Siapa yang menarik keuntungan dengan tuduhan tersebut? Sulit dikatakan. Presiden republik ini tentu saja tidak. Tapi belum pasti apakah lawannya juga mendapat keuntungan. Sebaliknya tersingkapnya masalah di kalangan tokoh partai kiri, langsung menjadi serangan tanpa menunggu, apakah benar atau salah. Nada suara di parlemen sudah menandakan hal tersebut. Yang pasti citra politik lewat episode ini tidak akan membaik.“

Dyan Kostermans/dpa/AFP

Editor: Hendra Pasuhuk