1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lahan Kota bagi Penyediaan Pangan

Josephine Günther
3 April 2021

Pertanian profesional di kawasan perkotaan menjadi semakin penting. Sekarang ide inovatif bagi pertanian dan peternakan di perkotaan sudah tumbuh.

https://p.dw.com/p/3rEIK
Gambar menunjukkan wadah-wadah berisi tanaman
Pertanian di atap gedung di ParisFoto: DW

Di zaman sekarang, berkebun sudah bisa dilakukan di atap-atap bangunan. Misalnya di kota Paris. Selain itu, peternakan sudah ada yang mengapung di air, yaitu di pelabuhan kota Rotterdam, Belanda.

Di sana hidup 31 ekor sapi perah. Ini peternakan mengapung yang pertama di dunia. Minke van Wingerden, inisiator peternakan itu menjelaskan, sapi tidak bisa mual. Itu sudah mereka pelajari di universitas kedokteran hewan Utrecht. Sapi-sapi di sana tenang dan rileks. Bulu mereka juga bercahaya. Artinya mereka merasa senang. Sapi-sapi ini menghasilkan susu dalam jumlah besar dan bagus, jelas Minke van Wingerden.

Tujuan produksi bahan pangan

Di sini diproduksi sekitar 600 Liter susu setiap harinya. Setiap sapi memutuskan sendiri, kapan akan diperah. Salah satu tujuan proyek pioner ini adalah memproduksi sebaik mungkin secara keberlanjutan.

Tujuan lainnya adalah menghubungkan orang dengan produksi makanan, jelas Minke van Wingerden. Banyak konsumen tidak tahu seberapa besar energi dan rasa cinta pekerjaan diperlukan untuk memproduksi segelas susu. "Kami ingin mengingatkan, agar mereka tidak gampangan membuang bahan makanan."

Perkebunan dan Peternakan Alternatif

Sampah perkotaan kini jadi makanan ternak berkualitas tinggi. Yaitu potongan rumput dari lapangan sepakbola dan golf yang tak jauh dari sana, juga kelebihan roti yang tak terjual dari toko roti lokal. Instalasi tenaga surya yang mengapung di air memberikan pasokan energi bagi peternakan mengapung itu.

Ide proyek ini tercetus di AS. Tepatnya ketika Minke van Wingerden sedang terlibat dalam sebuah proyek di New York City tahun 2012. Ketika itu, taufan Sandy menerpa New York. Jadi setelah dua hari, tidak ada makanan segar di rak-rak toko, karena segalanya tergenang banjir. Juga tidak ada truk yang bisa datang ke kota.

Transportasi pendek sokong pemasokan
Proyek di Rotterdam menunjukkan, bagaimana pertanian perkotaan bisa berhasil dengan jalur transportasi yang pendek.

Ibukota Prancis, Paris juga menunjukkan, bahwa itu bisa dilakukan. Di atap sebuah gedung pameran, sekarang terbentuk proyek pertanian perkotaan yang terbesar di dunia, dengan lahan seluasr 20 lapangan sepak bola.

Pascal Hardy, yang jadi kepala proyek Nature Urbaine mengungkap, "Di Paris orang banyak yang antusias dengan pertanian perkotaan. Administrasi kota sudah sering mengadakan proyek penghijauan dalam rangka Program 'Parisculteurs'."

Metode pintar pengembangan tanaman
Di seperempat bagiannya, lebih dari 20 tukang kebun sudah menyelesaikan banyak pekerjaan. Mereka membudidayakan 30 jenis tanaman, terutama berbagai jenis buah dan sayuran, juga rempah-rempah. Tentu saja semuanya tanpa pestisida dan zat kimia lainnya. Mereka menggunakan dua metode penanaman spesial.

Metode pertama adalah aeroponik. Di sini mereka menempatkan sistem penanaman vertikal yang terdiri dari sejumlah pilar. Semua akar ada di udara terbuka, dan disemprot dengan larutan nutrisi. Metode kedua adalah sistem hidroponik. Di metode ini, mereka menggunakan pot-pot panjang yang diisi substrat dari kelapa. Nutrisi diperoleh akar lewat sirkulasi air. Demikian dijelaskan Camille Billiemaz, yang jadi kepala kebun.

Hasil panen akan terus ditingkatkan hingga proyek selesai sepenuhnya tahun 2022. Ini adalah tantangan bukan hanya bagi sebuah masyarakat, melainkan juga seluruh manusia. Konsep-konsep inovatif seperti di Paris dan Rotterdam sangat dibutuhkan. (ml/yp)