1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Persiapan Afrika Selatan Menuju Piala Dunia 2010

9 April 2009

Di tahun 2010, mata dari seluruh dunia memandang ke Afrika Selatan, jika negara semenanjung ini menjadi tuan rumah Piala Dunia sepakbola.

https://p.dw.com/p/HTwE
Logo Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan
Logo Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan

Mike Moody, pemimpin proyek pembangunan stadion termegah dan paling berkesan di Afrika Selatan lebih cocok menjadi juru bicara komite Piala Dunia negaranya.

"55 ribu bangku sudah dipasang, bibit rumput dalam tiga pekan akan ditaburkan dan atap sudah dipasang di bagian dalam serta bagian luar konstruksi. Semuanya berjalan lancar, hingga September, paling lambat Oktober, kami sudah selesai,“ jelas Moody menerangkan proyek yang tengah digarapnya.

Stadion yang dimaksud Moody akan dapat menampung 94 ribu penonton. Dari tampak luar, penampilan stadion di Yohannesburg tersebut mirip dengan Stadion Allianz Arena di München dan stadion itu akan dipakai sebagai tempat upacara pembukaan serta penutupan Piala Dunia 2010.

Stadio yang dinamai “Soccer City” atau Kota Sepakbola tersebut bukanlah bangunan baru yang khusus didirikan untuk piala dunia. Sebelumnya, stadion itu adalah stadion utama yang biasa menjadi arena pertandingan tim sepakbola terkemuka Afrika Selatan seperti Orlando Pirates dan Kaizer Chefs.

Kini mereka harus membuktikan apakah 200 kursi VIP stadion Soccer City usai Piala Dunia akan tetap penuh terisi, karena stadion itu diperlengkapi dengan fasilitas baru dan mahal. Itu menjadi tema perdebatan panas pendukung dan kritikus pertandingan.

Mike Moody mengatakan, "Pertandingan Pirates pernah dihadiri penonton terbanyak dengan 110 ribu orang. Stadionnya penuh sesak. Kami juga mengadakan pertandingan rugby. Saya sudah pernah menonton tim Lions dari Inggris atau tim Selandia Baru All Blacks melawan tim negara kami, Springboks. Pertandingan itu sangat seru. Saya yakin stadion ini akan tetap terpakai.“

Hambatan lainnya adalah harga tiket yang sangat mahal. Para kritikus mengeluhkan, mayoritas penggemar sejati sepakbola di Afrika Selatan adalah mereka yang berpenghasilan rendah. Mereka tidak akan mampu membeli tiket Piala Dunia yang sangat mahal, yaitu 140 Rand atau sekitar 150 ribu rupiah.

"Saya yakin, keputusan FIFA untuk menjual tiket dengan harga 140 Rand, merupakan keputusan yang sangat bagus. Karcis-karcis ini akan cepat laris seperti kacang goreng,” sangkalnya.

Resesi global juga tidak menghambat penggemar sepakbola berduyun-duyun datang ke wilayah semenanjung Afrika Selatan. Seorang penggemar sepakbola yang ditemui di Yohannesburg mengharapkan, "Tiba-tiba datang semua tim dan penggemar sepakbola dari seluruh Afrika ke Negara kami. Mereka tidak pernah melihat negara kami semasa rezim apartheid. Kami sangat tegang, saya tidak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata. Ya, memang ada kekhawatiran dengan kriminalitas. Tapi sekarang tenaga polisi ditambah dan aparat keamanan diberi pelatihan tambahan untuk membantu tamu Piala Dunia. Sekarang tamu kami sebenarnya sudah dalam situasi aman. Karena keinginan kami adalah supaya para tamu merasa aman ketika mengunjungi negara kami."

Ludgar Schadomsky/Luky Setyarini