1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perluasan Uni Eropa

30 April 2004

Tanggal 1 Mei 2004, secara resmi sepuluh negara diterima menjadi anggota baru Uni Eropa.

https://p.dw.com/p/CPS9
Kanselir Gerhard Schröder menyampaikan keterangan pemerintah mengenai perluasan Uni Eropa, didepan parlemen.
Kanselir Gerhard Schröder menyampaikan keterangan pemerintah mengenai perluasan Uni Eropa, didepan parlemen.Foto: AP

. Kesepuluh negara anggota baru tersebut, terdiri negara bekas blok Timur , yakni Polandia, Ceko, Hongaria, Slowakia , dan tiga bekas Republik Uni Sovyet, Estonia, Latvia dan Lituania. Kemudian Slowenia, serta dua negara dikawasan Laut Tengah, Malta dan Siprus. Ini merupakan perluasan keanggotan terbesar Uni Eropa sejak didirikan tahun 1958 lalu. Dengan demikian mulai hari ini, Uni Eropa beranggotakan 25 negara. Dan sekaligus merupakan pasaran bersama terbesar didunia, dengan jumlah penduduk mencapai 450 juta jiwa. Perluasan keanggotaan Uni Eropa, mendapat ulasan dan sorotan luas media Internasional, dan merupakan tema satu- satunya dalam acara SARI PERS INTERNASIONAL dari SJDW..Pertama-tama kami kutip komentar Harian Amerika Serikat NEW YORK TIMES:

: Uni Eropa yang pada awalnya dibentuk bagi kepentingan produksi batu bara dan baja, setelah Eropa diporakperandakan oleh rejim Hitler, telah meloncat jauh kedepan. Hari ini Uni Eropa menerima sepuluh negara anggota baru, yang secara keseluruhan berpenduduk 75 juta jiwa. Pada takaran yang sama, setelah Uni Eropa menjadi perhimpunan negara, juga harus meningkatkan perhimpunan warganya yang demokratis. Untuk mewujudkannya tidak tertutup kemungkinan negara anggotanya harus lebih banyak menyerahkan kedaulatannya. Sementara itu untuk menciptakan format politik luar negeri bersama , tetap merupakan tantangan, seperti yang telah ditunjukkan dalam konflik Irak. Presiden George W Bush , tanpa diragukan menyambut dengan gembira perluasan keanggotaan Uni Eropa, ,karena sebagian besar negara anggota baru berdiri dipihak Amerika Serikat.

Harian Austria SALZBURGER NACHRICHTEN yang terbit di Salzburg menyambut dengan gembira perluasaan keanggotaan Uni Eropa. Dalam tajuknya yang berjudul " masa depan dalam demokrasi, perdamaian dan kesejahteraan", kami baca:

Tanggal 1 Mei ini, membawa sebuah babak baru di Eropa. Uni Eropa menyambut sepuluh negara anggota baru. Delapan diantaranya bekas negara komunis. 15 tahun yang lalu, penerimaan keanggotaannya merupakan suatu yang mustahil. Paguyuban dari 450 juta penduduk yang hidup dalam kebebasan di Eropa , itu berarti sebuah peluang bagi masa depan yang demokratis, damai dan sejahtera.

Tidak ada yang harus ditakutkan dari Uni Eropa. Demikian ditulis harian Ceko MLADA FRONTA DNES yang terbit di Praha. Selanjutnya kami baca:

Di Uni Eropa banyak hal yang buruk. Misalnya menyangkut politik dibidang pertanian. Selain itu, negara besar anggota Uni Eropa dengan berlindung dibalik sikap menentang nasionalismus , menjamin kepentingan kekuasaannya. Meskipun demikian Uni Eropa merupakan perhimpunan negara demokratis dengan hak yang sama. Semua warga Uni Eropa dijamin kebebasannya. Dan itu tidak hanya sekedar tulisan diatas kertas. Pengadilan yang independen, serta setiap orang mempunyai hak menyampaikan pandangan. Yang pasti yang dapat membuat ketawa adalah mengenai kegembiraan warga dinegara anggota baru. Kegembiraan negaranya diterima menjadi anggota Uni Eropa, seperti kegembiraan anak-anak di Hari Natal. Tapi siapa yang memiliki sikap cemas terhadap Uni Eropa, akan lebih merupakan bahan tertawaan.

Eropa yang mengecewakan. Demikian ditulis harian Perancis LE FIGARO yang terbit di Paris. Kami kutip:

Perluasan keanggotaan Uni Eropa oleh para warga tidak dialami sebagai suatu pesta. Melainkan sebagai akhir dari sebuah siklus. Sebagian besar pandangan menilai, para warga tidak memahami masalah Eropa. Kenyataannya terlihat lain. Yang terlihat adalah Eropa yang mengecewakan. Yang terjadi tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Ekonomi mengecewakan. Dan politik menunjukkan ketidak berdayaan.. Apakah pendukung model yang sekarang menyenanginya atau tidak , yang jelas Eropa seolah mundur dari panggung Internasional.

Selanjutnya kami kutip harian komentar harian Jerman HNADELSBLATT yang terbit di Düsseldorf. Kami baca:

Perluasan yang bersejarah Uni Eropa hari ini, mengundang rasa ketakutan Jerman terhadap terjadinya perubahan. Ketakutan terhadap semakin mengalirnya imigran, takut kehilangan pekerjaan serta ketakutan terhadap munculnya persaingan yang sangat ketat. Dalam kenyataannya ,ketakutan itu tidak beralasan. Perdebatan yang sungguh-sungguh mengenai dampak perluasaan Uni Eropa akan dapat menangkalnya. Jalan menuju diciptakannya pembagian baru dibidang industri, memang akan menghadapi proses penyelarasan yang berat. Tapi pada akhirnya akan terbukti bahwa perluasan pasaran bersama merupakan program besar dalam menciptakan kesejahteraan.

Harian Jerman lainnya FRANKFURTER RUNSCHAU yang terbit di Frankfurt menulis, Uni Eropa yang secara geografis menjadi besar, jangan sampai secara politik menjadi kerdil. Selanjutnya kami baca:

Keputusan perluasan keanggotaan Uni Eropa, tidak dapat dipisahkan dari peningkatan segi politik. Jangan hal itu mengalami kegagalan, akibat kesombongan sikap nasional. Tidak seorangpun memerlukan Eropa yang besar, tapi lemah. Dunia dan warga Eropa tidak memerlukannya.