1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peringatan serangan teror terhadap AS ; UU keimigrasian baru di Jerman

27 Mei 2004

Kemungkinan adanya serangan teror pada saat berlangsungnya peristiwa penting di AS , dan UU keimigrasian baru Jerman , merupakan tema sorotan dalam Sari Pers Internasional Deutsche Welle.

https://p.dw.com/p/CPRx

Ancaman kuat akan terjadinya serangan teror lagi di AS, oleh harian Perancis France Soir dikomentari: Meski informasi mengenai akan ádanya serangan baru dapat dipercaya, menteri keamanan dalam negeri AS Tom Ridge menganggap saat ini belum perlu untuk meningkatkan warna peringatan teror . Memang, baik AS mau pun negara-negara lainnya, yang disebut sebagai kemungkinan sasaran Al Qaida, tidak mampu memperkirakan jenis sasaran serangan yang direncanakan. Osama bin Laden di waktu lampau dapat membuktikan, bahwa ia tidak kekurangan ide dan gagasan. Namun peristiwa yang dikategorikan sebagai obyek yang terancam bahaya , lebih banyak berkaitan dengan tanggal , ketimbang dengan lokasinya. Memang sulit dibayangkan, bahwa Osama bin Laden mengorganisir serangan terhadap sebuah obyek yang super ketat penjagaannya, sementara di seluruh negeri terdapat belasan obyek lain yang sama sekali tidak dijaga.

Harian konservatif Prancis Le Figaro juga mengomentari kekhawatiran Washington akan serangan teror baru: Perlawanan Al Qaida dan para pengikutnya tidak berkurang. Yang paling spektakuler adalah serangan teror terhadap AS. Sejak 11 September 2001 , wilayah AS tidak menjadi incaran sasaran teror. Adalah logis apa bila para teroris berusaha lagi melakukan serangan ke jantung wilayah AS , menjelang pemilihan presiden, dan mengulangi lagi serangannya yang sukses di Spanyol. Sukses terbesar bagi Al Qaida adalah apabila dapat mengusir Bush dari Gedung Putih. Itulah yang ditakutkan oleh dinas intelijen AS. Mereka terutama mengkhawatirkan apa yang dinamakan bom kotor, yang mengandung campuran antara unsur-unsur radioaktif dan bahan peledak biasa, guna memaksimalkan setinggi mungkin jumlah korban dan kepanikan.

Kanselir Jerman Gerhard Schröder dan partai-partai oposisi CDU dan CSU berhasil mencapai kompromi dalam perumusan peraturan keimigrasian baru di Jerman. Harian Stuttgarter Zeitung mengomentari kompromi tsb: Jangan dilupakan: Semula Jerman hendak mendatangkan para pakar yang brilyan. Kini para pakar brilyan tsb harus melalui screening dinas intelijen dulu. Memang screening itu tidak akan menakutkan siapa pun , selama ia tidak menyembunyikan sesuatu. Namun itu bukanlah tindakan promosi bagi para investor dan tenaga-tenaga ahli. Karena itu kalangan ekonomi menilai kompromi tsb hanya sebagai langkah awal , dan bukan sebagai terobosan yang historis. Namun, kalau kita memahami betul para pemimpin oposisi, Edmund Stoiber dan Angela Merkel, terobosan seperti itu, juga tidak diinginkan. Bagi oposisi yang penting meningkatkan keamanan, dan membatasi jumlah imigran, bukan memperbanyaknya. Dan mereka berhasil. Mengingat angka pengangguran yang tinggi dan bahaya teror, maka pola pikiran itu tentu mendapat sambutan mayoritas rakyat.

Sebaliknya harian General-Anzeiger di Bonn berusaha menyoroti latar belakang dari kompromi tsb: Semua partai harus menyesuaikan izin tinggal dan integrasi para imigran dengan situasi di Jerman. Semula adalah untuk menutupi kekurangan akan tenaga ahli komputer. Tetapi kemudian ada ancaman terorisme internasional , dan upaya kompromi dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan keamanan, sampai hampir gagal. Yang aneh dalam prosedur itu adalah juga kenyataan bahwa gagasan penahanan demi keamanan , semula datangnya dari Mendagri Otto Schily, yang dengan demikian memberikan alasan kepada partai-partai oposisi untuk memecah belah partai-partai koalisi SPD dan Partai Hijau. Jadi dalam kompromi tidak ada yang menang dan kalah. Setelah pertemuan tingkat tinggi , kini dibutuhkan lagi komisi penengah dari Parlemen dan Bundestag.

Tetapi harian Tagesspiegel di Berlin menanggapi dengan positif kompromi yang telah dicapai: Ini bukanlah kompromi tingkat minimal untuk status quo. Pasaran kerja dibuka lagi bagi para tenaga ahli, bagi para pengusaha swasta, dan mahasiswa asing. Ada perlindungan yang lebih baik bagi para korban terorisme negara , dan bagi kaum perempuan yang ditindas. Ada tindakan integrasi yang akan dibiayai oleh pemerintah pusat. Ada perbaikan dalam UU keamanan, di mana gagasan absurd seperti penahanan demi keamanan , ditolak. Memang itu semua bisa dipandang terlalu sedikit. Namun itu lebih banyak daripada yang tampak di permukaan. Dalam waktu dekat akan ada UU keimigrasian dalam Kitab UU. Itu berarti perbedaan ideologi di kedua belah pihak , berhasil diatasi. Dan dengan demikian terbukalah jalan bagi perkembangan selanjutnya.