1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peringatan Satu Tahun Gempa Sichuan

7 Mei 2009

Satu tahun pasca bencana gempa bumi di Sichuan, Cina, pemerintah di Beijing akhirnya umumkan resmi jumlah korban tewas dan hilang dari kalangan pelajar.

https://p.dw.com/p/HliU
Reruntuhan gedung akibat gempa di Sichuan.
Reruntuhan gedung akibat gempa di Sichuan.Foto: DW

Pemerintah Cina akhirnya mengumumkan secara resmi jumlah korban tewas dan hilang di kalangan pelajar di Sichuan hampir setahun setelah gempa bumi hebat melanda kawasan tersebut.

Sedikitnya 5335 siswa sekolah tewas dalam gempa berkekuatan 7,9 pada skala Richter tanggal 12 Mei 2008 lalu, yang seluruhnya menewaskan sekitar 87000 orang itu. Artinya sekitar ernam persen dari korban tewas adalah ana k-anak sekolah. Jumlah resmi korban tewas di kalangan pelajar itu diumumkan Tu Wentao, pemimpin departemen pendidikan di provinsi Sichuan di baratdaya Cina hari Kamis (7/5) kemarin.

Media pemerintah Cina melaporkan, lebih dari 7000 bangunan sekolah runtuh menimbun para pelajar dan guru, sementara di sekitarnya banyak bangunan yang masih tegak. Para orang tua korban tewas menuding terjadinya korupsi dalam pembangunan gedung sekolah. Akibat buruknya mutu material yang digunakan, banyak gedung sekolah runtuh ketika gempa mengguncang Sichuan setahun lalu.

Seorang perempuan yang anaknya menjadi korban tewas akibat runtuhnya gedung sekolah di Sichuan itu menggugat, "Banyak bangunan dari tahun 50-an bertahan, tapi bangunan sekolah yang dibuat setelah tahun 80-an hampir semuanya runtuh. Mengapa begitu? Kami menuntut keadilan dan para pejabat pemerintah harus memberikan penjelasan."

Sejauh ini para pejabat pemerintah Cina justru menghalang-halangi upaya orang tua koban dan para relawan membuat daftar nama siswa sekolah yang tewas akibat gempa di Sichuan setahun lalu.

Seniman kenamaan sekaligus pengritik rezim di Beijing, Ai Weiwei yang menggagas upaya itu, terus berjuang menyusun daftar nama siswa yang tewas akibat gempa tersebut. Ia mengatakan, sedikitnya 20 relawan yang membantunya ditangkap oleh pejabat pemerintah. Sejumlah wartawan juga dihalang-halangi melakukan tugasnya, diintimidasi, dipukuli bahkan ditahan. Pejabat di Sichuan menuduh para wartawan bukan bekerja, tapi memprovokasi warga untuk melakukan aksi protes.

Ai Weiwei mengatakan, sejauh ini pihaknya baru berhasil membuat daftar nama dari 5200 siswa sekolah yang tewas. "Jumlah sebenarnya diperkirakan antara 8000 hingga 9000 orang," kata seniman Cina penganut aliran Avant Garde itu.

Lebih lanjut ia mengatakan, angka yang diumumkan pemerintah di Sichuan itu tidak berdasarkan daftar nama real, melainkan hanya perkiraan. Pejabat pemerintah tidak punya pilihan dan terpaksa mengumumkan jumlah siswa yang tewas akibat tekanan dari masyarakat dan media massa. Sementara organisasi pembela hak warga Amnesty International melaporkan, sejauh ini pemerintah Cina tidak mengakui hak hukum warga maupun para aktivis yang menuntut keadilan akibat runtuhnya bangunan sekolah yang menewaskan anak-anak mereka.

Diduga pemerintah di Beijing merasa ketakutan, jika tema sekolah yang runtuh itu diungkap ke permukaan, hal itu akan merusak hasil mesin propaganda yang menonjolkan keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan oleh partai komunis selama ini.

AS/LS/dpa/afp