1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peringatan Dini Serangan Bakteri Berbahaya

Gaby Mayr30 November 2012

Sebuah peringatan dini serangan bakteri yang kebal antibiotika diharapkan dapat menolong pasien secepat mungkin. Sekitar 15.000 orang di Jerman meninggal setiap tahunnya akibat bakteri multiresisten semacam itu.

https://p.dw.com/p/16seu
Titel: Nanokapseln Max-Planck-Institut Bildbeschreibung: grün eingefärbte Nanokapseln Schlagworte: Polymerforschung, max-Planck-Institut, Keime, Bakterien Foto: MPI - Polymerforschung Die Fotos&Abbildungen können ausschließlich unter der Quellenangabe MPI publiziert werden. Zulieferer: Gudrun Heise/DW.
Nanokapseln Max-Planck-InstitutFoto: MPI - Polymerforschung

Antibiotika cukup lama menjadi obat mujarab untuk melawan beragam penyakit infeksi. Tapi di tahun-tahun belakangan, makin banyak bakteri mengembangkan kekebalan terhadap antibiotika, bahkan beberapa jenis mengembangkan multi resistensi. Artinya kebal terhadap beberapa atau seluruh antibiotika yang ada saat ini.

Di Jerman saja, setiap tahunnya sekitar 600.000 pasien yang dirawat di rumah sakit tertular bakteri multi resisten ini. Pemicu kekebalan bakteri terhadap beberapa jenis antibiotika sekaligus adalah penggunaan meluas obat jenis ini di seluruh dunia. Tapi tidak semua menerapkan penggunaan antibiotik secara rasional. Akibatnya, bakteri ibarat memiliki lahan latihan perang untuk menangkis keampuhan antibiotika.

Riset Bakteri Berbahaya

Sebuah riset untuk sedini mungkin menegakkan diagnosa infeksi bakterial yang berbahaya atau multiresisten, saat ini dilakukan oleh Katharina Landfester dan timnya di Max Planck-Institut untuk riset Polymer di Mainz, Jerman.

Robert Koch-Institut Petrischale Labor Bakterien
Bakteri dikembangbiakkan dalam kultur berisi makanan.Foto: picture-alliance

"Kami sebetulnya melakukan penelitian plastik", kata direktur institut di Mainz itu. Dijelaskannya, plastik bukan sekedar yang kita kenal selama ini, seperti tube pasta gigi atau pipa air. Tapi juga beragam produk lainnya yang dapat digunakan di dunia kedokteran dan riset ilmiah.

Tim peneliti di Mainz itu mengembangkan kapsul plastik berukuran nanometer dari asam Hyaluron. "Jika 10.000 kapsul nano itu dirangkai, ukurannya sekitar satu milimeter," papar Landfester untuk menegaskan dimensinya yang amat kecil.

Kapsul berukuran nanometer yang diisi zat warna, kemudian dipoleskan pada pembalut penutup luka. "Jika pada luka berkembang biak bakteri, akan dipicu sebuah reaksi kimiawi", jelas Renate Förch, pimpinan proyek penelitian.

"Bakteri memproduksi racun yang menyerang kapsul nano dan mencerna lapisan plastiknya. Dengan itu zat warna di dalam kapsul akan dibebaskan. Pembalut luka akan memancarkan warna biru, merah atau hijau. Ini berarti alarm tanda bahaya bagi para dokter dan perawat".

Peringatan Dini

"Jika pembalut luka berubah warna menjadi biru, merah atau hijau, perang melawan infeksi bakterial harus segera dimulai, tegas ketua tim peneliti di Max-Planck-Institut di Mainz, Katharina Landfester. Karena seringkali penentuan apakah luka akan sembuh atau justru memicu keracunan darah yang disebut sepsis, hitungannya hanya beberapa jam saja.

18.04.2012 DW FIT & GESUND Fakten Bakterien
Makin banyak bakteri kebal antibiotika bahkan multiresisten.

Terapinya, dapat mengikuti prinsip zat pewarna dalam kapsul, dalam artian zat warna diganti antibiotika. Pada kasus semacam itu, peringatan dini amat penting. Karena dalam stadium awal, obat-obatan untuk melawan infeksi yang lazimnya obat antibiotika, dapat diberikan dalam dosis kecil.

Mengurangi Penggunaan Antibiotika

Penggunaan antibiotika secara lebih rasional atau bahkan menghindari penggunaannya, kini menjadi amat penting, Pasalnya, sejak beberapa dasawarsa terakhir, penggunaan antibiotika sebagai obat ajaib pembasmi segala jenis infeksi, di banyak negara dilakukan secara sembarangan dan tanpa pengawasan dokter.

"Akibatnya makin banyak bakteri kebal antibiotika. Bakteri resisten semacam ini memiliki keunggulan dan bisa bertahan hidup serta terus menyebar luas. Dampaknya amat fatal", ujar pakar infeksi Martin Mielke dari Robert Koch-Institut terkait mekanisme berbahaya itu.

Para peneliti kedokteran kini sepakat, setiap peluang untuk menghindari pemberian antibiotika harus dimanfaatkan. Misalnya menggantikan dengan pemberian obat lain yang tidak kalah manjurnya melawan infeksi bakterial. "Perak dan Seng sudah dikenal keampuhannya membasi bakteri sejak zaman Yunani Kuno dan Romawi", kata Renate Förch.

Renate Foerch vom Max-Planck-Institut
Renate Foerch peneliti di Max-Planck-Institut.Foto: MPI/Christian Meier

Yang paling rasional adalah kombinasi beragam unsur aktif berkhasiat. "Lewat teknologi nano kita bisa meraih keampuhan maksimal dengan pengunaan dosis amat kecil sekalipun", tegas direktur institut, Landfester.