1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perdana Menteri Inggris Tony Blair Tuntut Pembaruan Uni Eropa

24 Juni 2005
https://p.dw.com/p/CPNp
Perdana Menteri Inggris Tony Blair di Parlemen Eropa
Perdana Menteri Inggris Tony Blair di Parlemen EropaFoto: AP

Perdana Menteri Inggris Tony Blair menyerukan agar dilakukan pembaruan yang menyeluruh ditubuh Uni Eropa. Seruannya ini mendapatkan tanggapan dari media Internasional, dan kami ketengahkan sebagai tema dalam acara SARI PERS INTERNASIONAAL kali ini. Menjelang mengambil alih kepemimpinan Uni Eropa, mulai tanggal 1 Juli mendatang, Perdana Menteri Inggris Tony Blair didepan parlemen Eropa menyerukan agar dilakukan pembaruan. Dikatakannya, bukanlah merupakan sebuah „ penghianatan“ bila setelah 50 tahun didirikan ,Uni Eropa melakukan pembaruan dan memordinisir lembaganya. Pernyataan ini disampaikannya ketika Uni Eropa berada dalam keadaan krisis, setelah gagalnya proses ratifikasi konstitusi, dan pertikaian mengenai anggaran belanja. Mengenai seruan Perdana Menteri Inggris Tony Blair tersebut , harian Polandia GAZETA WYBORCZA“ yang terbit di Warsawa berkomentar:

Tony Blair telah beberapa kali membuktikan, ia mempunyai keyakinan yang dalam, dan visi yang berani. Ia tidak hanya berbicara, melainkan mewujudkannya. Sekarang terhadap Tony Blair Uni Eropa punya hak untuk menuntut lebih banyak . Pertama-tama kesepakatan dengan Presiden Perancis Jacques Chirac mengenai anggaran belanja Uni Eropa , setelah tahun 2007. Kedua mempertahankan perluasan keanggotaan yang saat ini terancam. Yakni dimulainya rencana pembicaraan penerimaan keanggotaan Turki bulan Oktober mendatang. Mempertahankan jadwal penerimaan keanggotaan Rumania dan Bulgaria pada tahun 2007, bila memenuhi semua persyaratan yang diajukan. Dan bila berhasil, tentunya pintu juga terbuka bagi Ukraina. Ketiga, memecahkan jalan buntu saat ini menyangkut masalah konsitusi Uni Eropa. Tony Blair punya waktu selama enam bulan, untuk menunjukkan , bahwa ia tidak hanya seorang yang memiliki visi, melainkan juga dapat menciptakan kompromi dikalangan Uni Eropa.

Menyampaikan tujuan yang hendak diraih, lebih mudah ketimbang mewujudkannya. Demikian komentar harian Inggris THE FINANCIAL TIMES mengenai visi tujuan yang hendak dicapai Perdana Menteri Tony Blair dalam memimpin Dewan Uni Eropa mulai tanggal 1 Juli mendatang. Kami baca:

Modernisasi dan perluasaan keanggotaan adalah tema yang akan dijalankan oleh Perdana Menteri Inggris Tony Blair, yang akan mulai memimpin Dewan Uni Eropa mulai tanggal 1 Juli mendatang. Apa yang diucapkannya sangat mudah, ketimbang benar-benar dapat mewujudkannya. Tony Blair menyatakan, untuk terus melanjutkan perundingan dalam memecahkan masalah anggaran, dan pada waktu bersamaan berkewajiban memulai perundingan bagi penerimaan keanggotaan Turki dan Kroatia. Strategi yang dijalankan Inggris menyentuh perubahan politik, lewat rencana pemilihan umum yang dimajukan di Jerman, bulan September mendatang. Serta dampak dari melemahnya poros Jerman-Perancis. Bila pimpinan politik dikalangan Uni Eropa menyatakan kesediaan yang luas untuk melakukan perubahan ekonomi, maka masalah lainnya seperti masalah anggaran, konstitusi dan perluasaan keanggotaan, dengan sendirinya akan menemukan tempatnya. Tapi hal itu akan memakan waktu lama, melebihi masa jabatan Tony Blair sebagai Ketua Dewan Uni Eropa, atau malah melebihi masa sisa jabatannya sebagai Perdana Menteri Inggris.

Tindakan baru Blair menentang kemandekan. Demikian komentar harian Perancis LIBERATION menanggapi pidato Perdana Menteri inggris Tony Blair mengenai pertikaian masalah anggaran belanja Uni Eropa. Kami baca:

Tony Blair memahami mana usulannya yang menyakitkan. Gagalnya referendum mengenai konstitusi yang memukul Presiden Perancis Jacques Chirac, juga menunjukkan ketidakmampun Uni Eropa dalam menghadapi tantangan globalisasi dan pengganguran massal. Perdana Menteri Tony Blair dengan pedas mengecam gagalnya konferensi puncak Uni Eropa. Sementara fraksi politik yang besar mengakui, kemandekan bukan jalan pemecahan masalah yang dihadapi.

Terakhir kami kutip komentar harian Jerman HANDELSBLATT yang terbit di Düsseldorf. Kami kutip.

Tony Blair saat ini dipandang sebagai „ kambing hitam“ Uni Eropa. Jarang, seorang yang akan memimpin Dewan Uni Eropa diterima dengan banyak keberatan. Juga Kepala Negara dan pemerintah Uni Eropa hampir semuanya mencaci maki. Presiden Jacques Chrirac, Kanselir Gerhard Schröder maupun Jean Claude Juncker yang akan melepaskan jabatannya sebagai Pimpinan Dewan Uni Eropa menyebut Tony Blair, sebagai „ penggali kubur Eropa“. „ Pengucilan yang bagus“, mungkin dapat dijadikan motto selama ia memimpin Dewan Uni Eropa, mulai tanggal 1 Juli mendatang.