1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perang Saudara di Sri Lanka Berakhir

19 Mei 2009

Sri Lanka mengumumkan berakhirnya perang dengan pemberontak LTTE sementara stasiun televisi menayangkan gambar yang disebut sebagai mayat pemimpin Macan Tamil.

https://p.dw.com/p/HtKE
Rakyat Sri Lanka menyambut pengumuman berakhirnya perang.Foto: AP

Stasiun televisi swasta Sri Lanka Selasa ini (19/05) menunjukkan rekaman gambar para tentara mengelilingi apa yang mereka sebut jenasah Velupillai Prabhakaran, dengan ciri khasnya kumis dan seragam loreng. Militer mengatakan mayat itu ditemukan di laguna.

Jenasah itu tampak utuh dan wajahnya bisa dikenali. Secarik kain biru menutupi bagian atas kepala yang tampak tercabik. Rekaman video itu juga menunjukkan kartu identitas militer dalam bahasa Tamil, dengan nomor 001, menunjuk pada nomor keanggotaannya dalam organisasi Macan Pembebasan Tamil Eelam LTTE.

Tidak lama sebelumnya, Komandan militer Sri Lanka Jendral Sarath Fonseka tampil dalam siaran televisi dan radio pemerintah untuk mengumumka, mayat itu ditemukan Selasa (19/05) dan telah diidentifikasi.

Pengumuman itu muncul setelah LTTE mengumumkan dalam situs internet resminya bahwa pemimpin pemberontak Macan Tamil Velupillai Prabhakaran masih hidup dan sehat. Mereka akan melanjutkan perjuangan demi berdirinya negara Tamil yang terpisah dari Sri Lanka.

Selasa (19/05), Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapaksa secara resmi mengumumkan berakhirnya perang saudara selama 25 tahun lebih melawan pemberontak Tamil. Ia menekankan bahwa melindungi rakyat, termasuk warga berbahasa Tamil adalah tugas dan tanggungjawabnya. Rajapaksa menyerukan pada seluruh etnis Tamil yang mengungsi agar kembali ke Sri Lanka.

Pernyataan Rajapaksa disambut dunia internasional. AS balas menyerukan rekonsiliasi antara Sri Lanka dan etnis Tamil.

Ian Kelly, Jurubicara Menlu Hillary Clinton mengatakan di Washington mengatakan, "Departemen Luar Negeri menyambut fakta bahwa perang telah berakhir, dan kami gembira, pembunuhan rakyat sipil tak bersalah tampaknya sudah selesai. Ini kesempatan bagi Sri Lanka untuk menutup masa lalu dan membangun Sri Lanka yang berakar dalam demokrasi, toleransi dan penghargaan pada hak asasi manusia. Ini saatnya bagi pemerintah untuk merangkul etnis Tamil, Sinhalese dan warga lainnya untuk menciptakan keikutsertaan politik yang mendorong dan melindungi hak semua rakyat Sri Lanka."

Juru bicara Deplu AS juga mengingatkan, penting bagi pemerintah untuk mencukupi kebutuhan 280 ribu warga sipil yang kini hidup di kamp-kamp pengungsi. Penyediaan makanan, air, layanan kesehatan juga mempercepat kepulangan mereka ke rumah masing-masing, seharusnya menjadi prioritas utama pemerintah.

Organisasi-organisasi bantuan internasional dan PBB mendorong Sri Lanka untuk segera membuka akses pada warga sipil, terutama yang terjebak di daerah pertempuran, mengingat perang telah dinyatakan selesai. Sekjen PBB Ban Ki-moon dijadwalkan terbang ke Sri Lanka Jumat pekan ini guna membahas bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan negara itu.

Pengumuman bahwa perang telah berakhir disambut warga dengan menyalakan petasan di jalan-jalan yang dihiasi bendera Sri Lanka. Pemerintah mengimbau agar setiap rumah menaikkan bendera sebagai tanda kemenangan dan penghormatan bagi tentara yang tewas. Rabu besok diumumkan sebagai hari libur nasional.

Lebih dari 80 ribu orang tewas dalam konflik, dan puluhan ribu lainnya cacat serta cedera. Baik pemerintah Sri Lanka dan LTTE dituduh berlaku kejam dan melanggar HAM.


HP/RP/ap/afp/dpa/rtr