1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perancis Tertahan, Italia Kalah, Bagaimana Nasib Yunani?

Vidi Legowo-Zipperer10 Juni 2008

Juara Dunia Italia terguling. Akankah juara bertahan Piala Eropa mengalami nasib yang sama?

https://p.dw.com/p/EGrC
Timnas Yunani saat menang Piala Eropa 2004Foto: AP

Banyak yang menganggap partai Belanda lawan Italia kemarin adalah partai penting pertama semenjak dimulainya Piala Eropa 7 Juni lalu. Tetapi tidak ada yang menduga, bahwa barisan pertahanan Italia akan begitu kewalahan menghadapi gempuran Belanda. Tiga gol yang menjebol gawang Gianluigi Buffon memusnahkan prediksi sebagian besar pakar sepakbola yang menjagokan Italia. Squaddra Azzura bertekuk lutut di Stadion Wankdorf di kota Bern. Ini adalah kemenangan pertama Belanda atas Italia dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Bahkan pelatih Belanda Marco van Basten pun masih belum bisa percaya bahwa tim asuhannya bisa menang begitu telak.

"Kami sadar bahwa kami berhadapan dengan juara dunia. Ini pertandingan yang selalu berat. Tetapi bisa menang 3:0 atas Italia, tim yang begitu berpengalaman dan memiliki pemain yang berkualitas, ini pun tidak kami duga sebelumnya."

Kemenangan Belanda sedikit lebih terbantu oleh buruknya permainan Italia. Ketidakhadiran kapten tim Fabio Cannavaro yang tengah cidera, ternyata mempengaruhi sekali permainan ini. Aliran bola dari lapangan tengah bagi striker utama Luca Toni jarang sekali terjadi. Sehingga Toni pun tampak sering frustasi karena berjuang sendirian mencari bola. Italia bisa sedikit menghibur diri. Mereka dikenal sebagai tim yang lambat panas jika bermain di turnamen besar. Setelah kalah, mereka biasanya bisa kembali bangkit hingga ke babak akhir. Pertandingan berikutnya bagi Italia akan berlangsung 13 Juni nanti. Mereka akan berhadapan dengan Rumania yang berhasil menahan seri tim Perancis dengan skor akhir 0:0.

Juara dunia telah terguling dalam pertandingan pertama mereka. Kini giliran juara bertahan Piala Eropa membuktikan diri. Yunani akan berhadapan dengan Swedia. Pelatih Yunani Otto Rehhagel yang berasal dari Jerman dianggap telah berhasil membentuk suatu tim kokoh dan sulit untuk dikalahkan. Tapi tidak sedikit yang menganggap kemenangan Yunani 2004 lalu adalah keberuntungan belaka. Rehhagel siap untuk membuktikan hal yang sebaliknya.

"Semua harus berfungsi. Semua harus seratus persen dalam kondisi prima. Kita juga harus sedikit beruntung dan bisa menerapkan apa yang kita rencanakan. Saya juga berharap kita bisa meladeni permainan Swedia. Tetapi sekarang saya belum bisa mengatakan, apa yang akan kami lakukan dan sejauh mana kami akan bertahan di ajang ini."

Swedia sendiri mulai optimis setelah striker Henrik Larsson yang sebenarnya telah pensiun menyatakan siap untuk kembali bermain. Pertandingan lain yang juga tidak kalah serunya dan akan berlangsung Selasa ini waktu setempat adalah Spanyol lawan Rusia.