1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peranan Sosial NATO di Eropa

8 Juli 2009

NATO memperluas diri dan kerjasamanya setelah Perang Dingin berakhir. Yang tidak banyak diketahui adalah, aliansi militer itu juga berperan dan memberikan bantuan di luar bidang militer, misalnya perbaikan sosial.

https://p.dw.com/p/Ijzo
Kantor pusat NATO di BrusselFoto: Alen Legovic


Pakta Pertahanan Atlantik Utara-NATO yang tahun ini berusia 60 tahun memiliki beberapa proyek di bidang sosial. Misalnya bantuan kesehatan dan perbaikan rumah di daerah gempa bumi.

Menjaga Perdamaian

Setelah serangan teror 11 September 2001 di AS, NATO menghadapi tantangan baru dan harus mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi terorisme. Untuk itu NATO tetap melaksanakan politik pintu terbuka, yang juga mencakup kerjasama dengan negara bukan anggota dan organisasi-organisasi lain. Di samping itu NATO berupaya menjaga perdamaian. Inilah yang menjadi salah satu misi NATO di Kosovo yang dilaksanakan oleh KFOR. Demikian dikatakan kolonel Pierre Aubert.

KFOR Friedenstruppen Kosovo im März 2009
Tentara KFOR di KosovoFoto: AP


Dokter Pierre Aubert, yang mengepalai bagian medis dan bedah pada salah satu pelayanan kesehatan KFOR itu mengatakan, tugas utama mereka memang mengurus kesehatan tentara anggota KFOR, tetapi di samping itu mereka juga membantu warga sipil di Kosovo. Hal ini dibenarkan komandan KFOR, Letnan Jenderal Giusepe Emilio Gay. Ia mengatakan, KFOR berada di Kosovo berdasarkan resolusi PBB nomor 1244. Misi pasukan itu adalah menjaga keamanan dan kebebasan bergerak bagi siapapun di seluruh Kosovo. Sampai sekarang tidak ada yang berubah dalam hal ini.

Bantuan kesehatan sudah diberikan KFOR sejak tiba pertama kali di Kosovo tahun 1999. Ketika itu, pada saat bersamaan sejumlah besar pengungsi kembali ke Kosovo. Sementara sektor kesehatan porak poranda akibat perang. Selama beberapa bulan KFOR memberikan bantuan medis dan kemanusiaan.

Stadtansicht Kosovo, Prizren, Stadtansicht, KFOR, Truppen, Kontingent, Deutschland Foto: Alija Refki
Pemandangan kota Prizren, KosovoFoto: DW

Sekarang pembangunan kembali sudah berlangsung di Kosovo, juga pembangunan rumah sakit dan klinik. Kini bantuan medis bukan tugas utama KFOR lagi. Walaupun demikian banyak warga sipil Kosovo yang lebih senang berobat pada dokter-dokter KFOR. Tidak bisa disangkal bahwa pekerjaan para dokter membantu KFOR agar lebih diterima masyarakat Kosovo.

Membantu Warga di Daerah Gempa Bumi

Türkei Karte mit Nachbarn
Peta letak Turki dan negara-negara Arab.Foto: AP Graphics/DW

Keadaan seismik Turki menyebabkan negara itu sangat sering diguncang gempa bumi, rata-rata sekali seminggu. Salah satu kota yang paling sering terkena gempa bumi adalah Antakya. Seperti di kota-kota besar lainnya, jumlah penduduk di kota ini bertambah dengan pesat, sehingga pemerintah tidak mampu lagi memeriksa konstruksi rumah-rumah baru. Sementara itu, gedung-gedung lain mulai rapuh karena kualitas yang kurang baik, atau mulai rusak akibat gempa bumi yang terjadi selama ini. Antakya membutuhkan bantuan untuk mengokohkan sekitar 10.000 bangunan.

Setelah terjadinya gempa bumi di Izmit tahun 1999 yang menyebabkan tewasnya 30.000 orang, Profesor Güney Özcebe, kepala jurusan teknik sipil di Universitas Teknik Timur Tengah di Ankara meminta bantuan dari program NATO yang disebut Science for Peace and Security Programme. Program ini memberi bantuan di bidang ilmu pengetahuan untuk kebutuhan sipil.

Blick auf den Bosporus und Istambul, Türkei
Pemandangan Bosporus dan IstanbulFoto: TUI

Kemudian tahun 2001 lalu dibentuk sebuah proyek riset. Özcebe mengatakan, "NATO menyediakan bantuan keuangan. Mereka juga mendukung proyek-proyek kami dengan bantuan lain, yang akhirnya menjadi inisiatif ini misalnya, di mana kami mengurus masalah yang timbul karena keadaan seismik Turki dan pengokohan bangunan-bangunan yang sudah berdiri."

Tim yang dipimpin Özcebe bekerjasama dengan universitas lain di Turki, AS, Yunani dan Makedonia. Tujuan proyek ini adalah meneliti risiko gempa bumi dan mengembangkan teknik rehabilitasi bangunan, yang sesuai dengan keadaan ekonomi Turki.

Kini kerjasama tersebut sudah membuahkan hasil. Untuk mengokohkan bangunan dari bagian dalam, antara lain digunakan lapisan “carbon fiber” yang direkatkan ke dinding yang retak dengan membentuk tanda silang. Teknik ini sudah tahan uji, tidak mahal dan mudah digunakan. Kini diharapkan teknik ini juga berhasil diterapkan untuk mengokohkan 10.000 bangunan di Antakya.

Ancaman dari "Cyberspace"

Symbolbild Cyberwar
Foto: AP/dpa/DW

27 April 2007 Estonia, tepatnya jaringan internet di negara itu, menjadi sasaran serangan “hacker”. Kecanggihan dan luasnya serangan belum pernah terjadi sebelumnya. Bukan saja bank-bank yang menjadi sasaran serangan, melainkan juga situs pemerintah, kementrian, media dan kepolisian. Bahkan nomor telefon untuk keadaan darurat tidak berfungsi.

Menteri Pertahanan Jaak Aaviksoo menggambarkan keadaannya demikian, "Rakyat Estonia benar-benar merasakan ancaman terhadap keamanan nasional. Ketegangan meningkat. Orang-orang ingin mendapatkan informasi, jadi banyak yang membuka internet dan mencari berita. Tetapi mereka tiba-tiba tidak punya akses lagi. Saat mereka ingin menggunakan jasa perbankan lewat internet, layanan ini juga tidak berfungsi. Jadi semua merasakan adanya masalah, tetapi pemerintah tidak terkait dalam hal ini."

Karte Estland - EU-Erweiterungsland
Estonia terletak di Laut Timur. Di utara berbatasan dengan Finlandia dan di selatan dengan Latvia.

Sebagai anggota NATO, pemerintah Estonia meminta bantuan ke Brussel. NATO tidak siap menghadapi tantangan ini, yang terjadi untuk pertama kalinya. Tetapi NATO mengirimkan pengamat dan meminta bantuan dari negara-negara anggota lain. NATO sebenarnya sudah berkali-kali menghadapi serangan terhadap sistem komputernya. Ian West, direktur badan NATO yang mengangani masalah komputer NCIRC menjelaskan, "Ketika Estonia sedang menderita karena jaringan internetnya tidak berfungsi, jaringan komputer NATO juga sedang mengalami serangan. Itu terjadi pada saat bersamaan dan didalangi pelaku yang serupa. Jadi kami harus mempertahankan jaringan kami juga."

Jaringan komputer NATO tentunya sangat penting bagi jalannya semua operasi dan misi organisasi itu. Kini badan yang dipimpin Ian West berusaha mengidentifikasi kemungkinan serangan di seluruh dunia, sebelum serangan itu terjadi. Namun langkah ini ibaratnya mencari jarum di tumpukan jerami, karena serangan terhadap sistem komputer dan internet dapat terjadi dari mana saja dan kapan saja.

Estland Land und Leute Tallinn Altstadt
Ibukota Estonia, TallinnFoto: J. Sorges

NATO sudah mempunyai sistem pertahanan bagi jaringan komputernya dari tahun 2002, tetapi serangan seperti di Estonia memberikan peringatan jelas, bagaimana rentannya masyarakat modern terhadap ancaman dari internet. Ini memaksa NATO memperluas usaha antisipasi, hingga mencakup kepentingan masyarakat umum. Para “hacker“ tentunya tahu, bahwa kebutuhan negara seperti gas, air, listrik, pertahanan dan system keuangan, semuanya diatur melalui jaringan komputer dan internet.

Oleh sebab itu Ian West menyimpulkan: "Kami sudah belajar banyak dari serangan terhadap jaringan internet di Estonia. Serangan dari internet berdampak sama baik terhadap sebuah negara maupun organisasi. Jadi kita harus mengadakan pertahanan kolektif. Kita harus bekerjasama erat dengan negara-negara mitra dan juga dengan partner ekonomi kita. Karena kita bisa saling belajar, saling menolong dan saling melindungi."

Estnisches Cyber Verteidigungszentrum
Cyber Defense Center of Excellence (CCDOE), di TallinnFoto: DW

Serangan di Estonia, dan menyusul kemudian di beberapa negara lainnya, baru bisa diatasi setelah tiga pekan. Untuk mengantisipasi serangan berikutnya lewat internet, NATO beserta negara-negara anggotanya mendirikan badan khusus yang berpusat di Tallinn, ibukota Estonia, yang disebut Cyber Defense Center of Excellence. Seperti halnya dalam militer, badan ini juga memberikan pendidikan dan pelatihan di berbagai tingkat, bukan hanya untuk spesialis bidang teknologi komunikasi dan administrator keamanan, melainkan juga untuk semua anggota militer. Kini daftar negara yang berpartisipasi dalam proyek ini semakin lama semakin panjang. Mereka bersama-sama mengembangkan strategi untuk mencegah, mendeteksi dan memerangi serangan dari internet.


Marjory Linardy

Editor: Hendra Pasuhuk