1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peran Internet dalam Pemilu

Dewasa ini, siapa yang ingin memenagkan Pemilu harus pula berkampanye lewat internet. Partai politik dan para politisi hampir tidak memiliki peluang tanpa World Wide Web.

https://p.dw.com/p/Jm8i
Gambar simbol kampanye di internetFoto: dpa

Bahwa kaum muda yang lebih banyak menggunakan internet, sudah menjadi hal umum. Karena itu tidak mengherankan bahwa sepertiga dari kelompok umur 18-29 tahun mencari informasi tentang politik lewat internet. Media ini menduduki peringkat ke-lima di masyarakat umum, masih tertinggal dari media klasik seperti koran dan radio. Walau demikian, hampir 50% pemegang hak pilih yakin, internet sangat penting dalam menentukan calon yang akan didukung. Orang yang jarang atau malah tidak pernah sama sekali menggunakan internet, juga menilai media ini memiliki arti istimewa dalam pemilu.

Ketua Perhimpunan Teknologi Canggih Bitkom, August-Wilhelm Scheer, menilai, adalah hal yang pantas diperhatikan bahwa orang yang berminat pada bidang politik juga mencari nama-nama media yang ia kenal di internet.

Jaringan sosial seperti Facebook atau StudiVZ memainkan peran yang bertambah besar, seperti juga Blogger dan Twitter. Situs pertemanan bisa dimanfaatkan untuk menampilkan gambaran yang lebih baik dari politisi atau calon pejabat.

Direktur institut peneliti opini umum Forsa, Manfred Güllner, menyebutkan keberhasilan internet dalam perang melawan kejenuhan politik. "Orang ingin tahu profil para kandidat, perjalanan politiknya. Dari lingkungan mana ia berasal, bisakah ia dipercaya. Seberapa luas jaringannya, apakah ia punya pekerjaan sampingan dan apakah hal-hal itu mempengaruhi pendapatnya."

Presiden Amerika serikat Barack Obama mendemonstrasikan bagaimana dengan bantuan internet seseorang bisa membangun kedekatan dan menghapus ketidaktahuan akan sosok tertentu. Obama adalah contoh yang paling terkenal kata Direktur Forsa Manfred Güllne. Tapi, Obama menang juga karena ia Obama, kata Güllne. "Orang tidak bisa memperbaiki kekurangan dalam politik lewat internet. Kalau tidak ada calon yang diidolakan, internet tidak akan bermanfaat apa-apa. Tetapi internet adalah sarana tambahan penting dan bisa digunakan dengan tepat untuk membantu mengenal seseorang dengan lebih baik."

Namun Ketua Bitkom August-Wilhelm Scheer menyebutkan, hubungan orang Amerika dengan internet tidak bisa disamakan dengan orang Jerman, setidaknya untuk saat ini. Fakta yang bisa langsung dilihat misalnya jumlah pendukung. Yaitu orang-orang yang mendaftarkan diri di internet sebagai pendukung politisi tertentu dan selalu mengaktualisasi diri tentang sepak terjang calon favorit mereka.

"Kami menghitung, kanselir Jerman Angela Merkel punya 14.000 pendukung di Facebook. Sementara pesaingnya, Menlu Frank-Walter Steinmeier, sekitar 5.000 pendukung. Jika semua potensi dukungan dihitung, seahrusnya Merkel memiliki sekitar 100.000 pendukung dan Steinmeier lebih dari 20.000," ungkap August-Wilhelm Scheer.

Sebagai perbandingan, Presiden AS Barrack Obama memiliki sekitar lima juta pemilih pendukung di internet. Dari segi ini, Jerman masih terbilang negara berkembang.

Marcel Fürstenau/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid