1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikUkraina

Penyimpanan Amunisi Meledak Dekat Kawasan Wisata di Krimea

10 Agustus 2022

Penyimpanan amunisi meledak dan terbakar di Krimea hari Selasa (9/8). Pejabat Ukraina mengatakan itu mungkin sabotase kelompok partisan. Rusia menerangkan ledakan itu kecelakaan. Belum jelas benar apa yang terjadi.

https://p.dw.com/p/4FLvK
Asap tebal membubung dekat pangkalan militer Novofedorivka di Krimea
Asap tebal membubung dekat pangkalan militer Novofedorivka di KrimeaFoto: REUTERS

Gumpalan asap tebal dapat dilihat dalam video-video yang diposting di media sosial dari Krimea, salah satu tujuan wisata bagi banyak orang Rusia. Tahun 2014 Rusia menduduki semenanjung Krimea. Pangkalan militer Rusia di Ukraina adalah salah satu basis militer untuk meluncurkan invasinya ke Ukraina pada Februari 2022.

Departemen kesehatan Krimea melaporkan, satu warga sipil tewas dan sedikitnya delapan orang lain terluka. Ukraina menyatakan tidak tahu-menahu soal ledakan dekat pangkalan militer Novofedorivka di Krimea. Penasihat Presiden Volodymyr Zelenskyy, Mykhailo Podolyak mengatakan, bisa jadi ledakan itu adalah pekerjaan para penyabot partisan.

Ketika ditanya oleh saluran televisi online Dozhd apakah Kyiv bertanggung jawab, Podolyak menjawab: "Tentu saja tidak. Apa urusannya kita dengan ini?" Tetapi dia mengatakan, penyebab ledakan itu mungkin saja karena "ketidakmampuan Rusia”, tapi mungkin juga itu aksi para partisan.

"Orang-orang yang hidup di bawah pendudukan memahami bahwa pendudukan ini akan segera berakhir," katanya.

Moskow mengatakan ledakan itu adalah ledakan amunisi yang disimpan, bukan hasil dari serangan apapun.

Serdadu Rusia berjaga di depan PLTN Zaporizhzhia
Serdadu Rusia berjaga di depan PLTN Zaporizhzhia di UkrainaFoto: ALEXANDER ERMOCHENKO/REUTERS

Kecemasan risiko nuklir

Aksi baku tembak dilaporkan terjadi di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang diduduki pasukan Rusia di Ukraina selatan. Baik Rusia maupun Ukraina saling tuduh pihak lain yang melakukan penembakan dalam beberapa hari terakhir.

Direktur perusahaan tenaga nuklir Ukraina Energoatom, Petro Kotin mengatakan kepada kantor berita Reuters, sangat penting bagi pemerintahan di Kyiv untuk mendapatkan kembali kendali atas pembangkit listrik nuklir tersebut sampai musim dingin nanti.

Dia selanjutnya mengatakan, aksi penembakan Rusia pekan lalu telah merusak tiga jalur yang menghubungkan instalasi ke jaringan listrik Ukraina. Rusia ingin menghubungkan fasilitas itu ke jaringan listrik Krimea, kata Kotin. Dia mengatakan risiko penembakan itu "sangat tinggi", karena mengenai kontainer yang menyimpan bahan radioaktif.

Baik Ukraina maupun Rusia menyatakan, mereka ingin agar teknisi dari Badan Energi Atom Internasional IAEA datang ke Zaporizhzhia, yang merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa. Moskow menuduh angkatan bersenjata Ukraina melakukan serangan di PLTN Zaporizhzhia, tetapi Ukraina membantah dan balik menuduh pasukan Rusia yang melakukan penyerangan.

Latihan penjinakan ranjau darat di Ukraina
Latihan penjinakan ranjau darat di UkrainaFoto: Efrem Lukatsky/AP Photo/picture alliance

AS kucurkan USD 89 juta untuk pembersihan ranjau darat di Ukraina

Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa Washington akan memberikan bantuan USD 89 juta untuk mendukung 100 tim penjinak ranjau di Ukraina. Dana bantuan itu juga akan digunakan untuk pelatihan dan perlengkapan pasukan Ukraina untuk melakukan pekerjaan berbahaya itu. Menurut pemerintah Ukraina, Rusia telah menanam ranjau darat di sekitar 16 juta hektar lahan di Ukraina.

Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan mengatakan: "Invasi Rusia yang melanggar hukum dan tidak beralasan lebih lanjut ke Ukraina telah mencemari kawasan luas negara itu dengan ranjau darat, persenjataan yang tidak meledak, dan alat peledak improvisasi. Bahaya ledakan ini menghalangi akses ke lahan pertanian yang subur, menunda upaya rekonstruksi, mencegah komunitas pengungsi untuk kembali ke rumah mereka, dan terus membunuh dan melukai warga sipil Ukraina yang tidak bersalah."

Departemen Luar Negeri AS selanjutnya mengatakan, Kyiv telah menjinakkan sekitar 160.000 ranjau darat, tetapi hampir 5 juta orang Ukraina masih mendiami daerah yang diduga dipenuhi ranjau darat Rusia.

hp/as (rtr, afp, ap)