1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penyelidikan Teror Pesawat di Jerman

21 November 2006

Rencana serangan teror pesawat di Jerman dapat digagalkan. Kini sedang dilakukan penyelidikan terhadap enam tersangka.

https://p.dw.com/p/CIxX
Pengawasan di salah satu bandara di Jerman
Pengawasan di salah satu bandara di JermanFoto: AP

Setelah mengetahui rencana-rencana serangan, pemerintah Jerman tidak mengubah kebijakan keamanan. Pada hari Senin (20/11), juru bicara Kementrian Dalam Negeri, Stefan Kaller, menjelaskan:

"Di Jerman kan juga sudah ada beberapa percobaan serangan. Saya teringat akan kasus bom di koper. Hal ini bukan merupakan bahaya abstrak, kita hidup dengan ancaman ini dan harus selalu memperhitungkan, bahwa akan selalu ada kelompok orang yang mempunyai rencana serangan yang konkrit.“

Bersamaan dengan itu, Kaller menganggap tindakan pada akhir pekan lalu sebagai kesuksesan yang berarti.

"Hal ini sangat membesarkan hati, karena menunjukkan bahwa institusi keamanan kami sangat cermat, sangat dekat dengan semua struktur yang memungkinkan dan setidaknya sampai sekarang berhasil mengambil tindakan cukup dini.“

Kejaksaan Agung Jerman sampai sekarang tetap memberikan tanggapan yang menahan diri dan tidak berbicara mengenai pengusutan. Mereka tidak memberi rincian tentang tujuan tertuduh pelaku serangan dan juga tentang pelabuhan udara yang jadi sasaran. Jaksa Agung Frank Wallenta hanya menjelaskan, bahwa pada musim panas lalu, enam tertuduh ini memulai kontak dengan seorang perantara yang mempunyai akses terhadap bagian keamanan pelabuhan udara. Dengan bayaran, perantara ini bersedia menyelundupkan koper atau tas berisi bahan peledak ke dalam pesawat.

Tentang status rencana serangan, pihak kejaksaan menjelaskan, bahwa tertuduh baru mulai dengan persiapannya. Mereka juga belum sepakat dengan sang perantara tentang bayarannya.

Tetapi Kejaksaan Agung Jerman tidak dapat mengatakan, untuk organisasi teroris apa para tertuduh dan perantara ini bekerja. Di sembilan apartemen juga dicari barang-barang yang dapat memberikan petunjuk lebih tentang kelompok yang memberi tugas.

Bisa jadi, enam tertuduh ini bekerja sebagai makelar teror. Hal ini berarti, orang yang memberi tugas masih dicari untuk kemungkinan serangan yang akan datang.

Yang menyolok mata adalah, bahwa di berita pers Kejaksaan Agung Jerman sama sekali tidak disebut tentang perantara yang seharusnya membawa bom tersebut ke dalam pesawat, setelah kegagalan rencana ini ditangani oleh badan Kejaksaan Agung.

Hal lain yang juga mencolok adalah, bahwa Kejaksaan Agung setelah menangkap dan menginterogasi enam tertuduh ini, tapi sama sekali tidak melakukan penyelidikan lanjutan, melainkan kembali membebaskan mereka, juga kerena percobaan tindakan kriminal ini dihentikan cukup dini.