1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penghapusan sebagian utang Irak /Hukuman mati untuk Saddam Hussein/ Larangan simbol keagamaan di Prancis

18 Desember 2003
https://p.dw.com/p/CPTK

Komentar di harian-harian Jerman menanggapi kesediaan pemerintah Jerman untuk membebaskan Irak dari sebagian utangnya dan komentar mengenai rencana hukuman mati bagi mantan Presiden Saddam Hussein. Kemudian kami soroti juga keputusan Presiden Prancis Jacques Chirac yang akan melarang simbol-simbol keagamaan di tempat-tempat umum. Mengenai rencana pemerintah Jerman untuk menghapuskan sebagian utang Irak, kita simak komentar harian Die Welt yang menyambut baik niat tsb...

Dengan kesediaan tsb pemerintah di Berlin membuat satu langkah penting ke depan. Sebab di Irak terletak kunci bagi perbaikan hubungan antara Jerman dan AS. Memang dapat dimengerti bahwa Washington secara spontan tidak akan memberikan tender di Irak kepada Jerman dan Prancis. Namun hendaknya melupakan spontanitas itu , dan mendorong kedua penentang perang untuk berperan lebih aktif di Irak.

Harian Dresdner Neueste Nachrichten juga menyambut baik rencana pemerintah Jerman...

Keputusan itu bijaksana, sebab 120 milyar dollar utang luar negeri merupakan beban yang berat bagi Irak dan yang mempersulit awal baru. Argumentasi, Irak harus menggunakan kekayaan minyaknya, mungkin baru dapat dilaksanakan belakangan, pada saat ini belum mungkin. Namun dengan harapan, Bagdad kelak dapat memanfaatkan sumber minyaknya sendiri, maka penghapusan utang yang hanya sebagian itu cukup wajar.

Berikut mengenai tuntutan hukuman mati terhadap mantan diktator Saddam Hussein. Harian Berliner Zeitung menulis...

Hukuman mati bukanlah soal keadilan, melainkan soal peradaban. Sementara Presiden AS George Bush melancarkan perang terhadap dikatator Saddam Hussein justru untuk membela peradaban.

Harian Offenburger Tageblatt berargumentasi sama...

Hukuman mati bagi Saddam Hussein merupakan isyarat yang salah. Meski pun ia diadili di Irak. AS hendak menciptakan demokrasi di Irak. Menjunjung tinggi hak asasi manusia adalah salah satu landasan demokrasi. Hukuman mati tidak selaras dengan hak asasi manusia, meskipun AS di bawah Bush sering mempraktekkannya.

Tema berikut: Keputusan pemerintah Prancis untuk melarang semua simbol keagamaan di tempat-tempat umum. Harian Austria Salzburger Nachrichten menyetujui keputusan tsb. Komentarnya...

Menyatukan agama dan politik , tidak hanya menimbulkan pemikiran yang picik dan kemandekan di masyarakat, melainkan juga mengakibatkan tragedi yang berdarah. Para pembuat UU di Eropa telah menarik pelajarannya. Para penentang larangan seperti yang direncanakan oleh Prancis , mendasarinya pada toleransi dan kebebasan yang mewarnai masyarakat demokrasi. Namun, apakah sebenarnya justru itu yang harus dibela? Para imigran dari negara-negara Muslim yang hidup di Prancis , terutama generasi mudanya, dengan tegas menolak larangan tsb. Mereka menuntut toleransi dan kebebasan. Justru karena itu simbol-simbol yang melambangkan hal sebaliknya , tidak boleh diberi tempat di sekolah-sekolah dan institusi negara.

Harian Swis, Neue Zürcher Zeitung mengenai larangan jilbab, salib dan simbol-simbol agama lainnya di sekolah-sekolah menulis... Pemerintah Prancis beranggapan, jilbab para siswi Muslim merupakan bahaya bagi laizisme , yakni ketidak-terikatan pada agama, yang secara tradisonal dianut di republik tsb. Pengaturannya yang selama ini diserahkan kepada masing-masing pimpinan sekolah, kini hendak diatur secara sentral, dengan larangan resmi. Tindakan keras seperti itu kiranya kurang cocok, untuk meningkatkan integrasi wanita-wanita muda Muslim di dalam masyarakat, dan untuk meyakinkan mereka akan keuntungannya dari pemisahan yang ketat antara agama dan negara. Laizisme sebenarnya berlandaskan toleransi. Toleransi inilah yang terancam bahaya , bila pihak mayoritas memaksakan gaya hidup tertentu kepada kaum minoritas.