1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Pengawas Intimasi di Bollywood Tetapkan Pedoman Adegan Panas

Akanksha Saxena
2 Juli 2021

Aastha Khanna adalah Koordinator Pengawas Intimasi pertama di Bollywood dan sedang bekerja menetapkan pedoman dasar, dengan tujuan membuat ruang yang aman untuk adegan-adegan intim di dunia film India.

https://p.dw.com/p/3vve7
Ilustrasi film Bollywood
Ilustrasi film BollywoodFoto: MICHAEL FIELD/AFP/Getty Images

Ketika Sakshi Bhatia menjadi asisten sutradara di lokasi syuting tentang misteri pembunuhan beberapa tahun lalu, sutradara film merencanakan adegan intim antara tersangka pembunuh dan korban. Peran korban dimainkan gadis berusia 14 tahun, dan karakter pembunuh diperankan aktor pria berusia 45 tahun.

"Itu membuat saya tidak nyaman, dan saya bertanya-tanya apakah ada yang bisa menjelaskan kepadanya bagaimana adegan itu harus diarahkan? Perlu seorang profesional untuk mengarahkan para pemain film dalam produksi, baik ketika mereka sedang difilmkan dan ketika lampu studio mati," kata Saksi Bhatia kepada DW.

Kru produksi biasanya bertanggung jawab atas kenyamanan para pemain film. Tapi ini dirasa tidak cukup untuk menjamin keamanan para pemain film Bollywood. Sekarang industri film India untuk pertama kalinya memiliki seorang Koordinator Pengawas Intimasi.

Aastha Khanna mengatakan dia ingin menciptakan ruang yang aman bagi para aktor dan aktirs di lokasi syuting saat membuat adegan seks. Dia akan mengumpulkan sekelompok profesional yang bekerja sebagai pengawas intimasi. Lalu mereka akan menyusun pedoman untuk para produser film Bollywood. Pengawas Intimasi terutama akan mengawasi adegan yang melibatkan ketelanjangan, simulasi hubungan seksual dan kekerasan seksual.

Meskipun peran ini masih baru, sudah lama ada diskusi tentang perlunya pedoman dalam pembuatan adegan-adegan intim dalam industri hiburan di India.

Aastha Khanna, Koordinator Pengawas Intimasi di Bollywood
Aastha Khanna, Koordinator Pengawas Intimasi di BollywoodFoto: Privat

Apa yang dilakukan Pengawas Intimasi?

"Peran saya adalah berbicara dengan para aktor tentang kesepakatan dan batasan-batasan, bagaimana memahami adegan dan koreografinya sesuai dengan visi sutradara. Saya juga harus memastikan tidak ada perubahan baru setelah produksi," kata Aastha Khanna kepada DW.

Selama mengikuti pelatihan pada Asosiasi Profesional Intimasi di Los Angeles, Aastha Khanna memang belajar berbagai teknik menggunakan alat peraga seperti bantal, pelindung selangkangan, penutup puting, dan bagaimana menciptakan penghalang saat merekam adegan simulasi seks.

Dia juga belajar tentang protokol intimasi internasional, klausul ketelanjangan dalam kontrak untuk pemain film, dan dinamika kekuasaan dalam hubungan bisnis. "Trauma misalnya, bisa jadi aspek penting selama adegan intim. Itu bisa melanggar batas seseorang, dan menambah trauma dalam hidup mereka," katanya.

Foto ilustasi adegan intim Bollywood
Dipicu aksi protes #MeToo, dunia perfilman India sekarang punya pengawas intimasi untuk perlindungan para pemain film dalam adegan intimFoto: Mary Evans/imago images

Peran #MeToo dan persetujuan intimasi

Dipicu oleh aksi-aksi dan isu #MeToo, dua tahun lalu, jaringan produksi HBO mewajibkan adanya pengawas intimasi di setiap lokasi syuting adegan intim seksual. Produsen-produsen besar lainnya, termasuk Netflix dan Amazon Prime, lalu mengikuti langkah itu. Di India, tema itu makin sering dibahas setelah berbagai kasus muncul ke permukaan.

"Ada banyak insiden terkenal, di mana seorang aktor terus mencium atau menyentuh aktris secara tidak pantas lama setelah sutradara meneriakkan 'cut'," kata jurnalis India Rohit Khilnani yang bergerak di bidang ertertainment kepada DW. "Ini adalah pelecehan di tempat kerja, dan pengawas intimasi penting untuk keselamatan (aktris)," tambahnya.

"Saya sangat terdorong oleh gerakan #MeToo. Saya menghadapinya sebagai bagian dari kru dan itu sering terjadi. Saya memutuskan untuk menggabungkan tuntutan untuk keselamatan dan kecintaan saya pada film," kata Aastha Khanna. Dia menambahkan, banyak pendatang baru di industri film rentan terhadap eksploitasi, dan pembicaraan tentang persetujuan intimasi perlu dilakukan sebelumna di luar lokasi syuting.

(hp/vlz)